254
negaranya; dan individu orang Muslim tidak boleh melakukan hal demikian apabila pemimpin negara tidak mendelegasikan
kewenangannya atau tidak memberikan izin kepada orang itu untuk melakukan tugas tersebut.
318
Tetapi, hak suaka merupakan pengecualian dari prinsip ini, karena individu biasa dapat
memberikan suaka.
2. Perihal penerima manfaat suaka
Orang Muslim, orang non-Muslim dzimmiy dan orang non- Muslim harbiy dapat menerimamemanfaatkan suaka. Tidak ada
satupun kelompok orang yang dikecualikan dari hak ini.
319
Sedangkan menurut hukum internasional, sejumlah negara dapat membatasi subyek sasaran pemberian suaka, terutama pada masa-
masa sekarang ini.
320
Lebih jauh, dalam pandangan hukum internasional, sebutan “pengungsi”, sesuai dengan Pasal 1A Konvensi 1951, mengacu
pada setiap orang yang memiliki ketakutan yang beralasan karena adanya penganiayaan atas alasan ras, agama, kewarganegaraan,
318
Lihat Ahmad Abû al-Wafâ, Kitâb al-I’lâm bi Qawâ’id al-Qânûn al-Duwaliy wa al-‘Alâqât al- Duwaliyyah fî Syarî’ah al-Islâm, Jilid. IV, h. 61.
319
Roger C. Glase mengakui bahwa hak suaka diberikan bahkan kepada musuh negara Islam. Satu prinsip esensial dari hukum internasional Islam ialah penghormatan atas hak-hak non-Muslim. Dia
menambahkan bahwa penghormatan ini sangat jelas. Hak atas suaka diberikan kepada orang asing, bahkan orang asing yang merupakan musuh. Lihat, Roger C. Glase, Protection of Civilian Lives in Warfare–A
Comparison between Islamic Law and Modern International Law concerning the Conduct of Hostilities. Revue de droit penal militaire et de droit de la guerre, 1977, h. 249.
320
Untuk membatasi calon pengungsi pencari suaka, negara-negara Eropa mengumumkan penerapan sejumlah pembatasan, seperti memberlakukan hukuman denda terhadap maskapai penerbangan yang
membawa penumpang yang tidak memiliki dokumen yang sah, memberlakukan pembatasan izin masuk pengungsi dengan mengidentifikasi kasus penolakan untuk masuk, dan menciptakan badan penentuan status
pengungsi. Lihat, sebagai contoh, situasi di Belgia dalam Johnson, Refugee Law Reform in Europe–the Belgian Example, Col. J. Of Trans. L., Jilid. XXVII, 1989, h. 589-613.
255
keanggotaan pada kelompok sosial tertentu atau pandangan politik tertentu. Dalam pandangan Syariat Islam, di samping yang
telah disebutkan, yang juga dapat menerimamemanfaatkan suaka ialah orang yang ingin mendengarkan kalam Allah dikenal
dengan suaka keagamaan atau seseorang yang datang, dengan faktor penyebab apapun, untuk memperoleh status penerima
perlindungan sementara musta’min, atau warganegara non- Muslim ahl al-dzimmah.
3. Perihal aspek eksteritorial pemberian suaka