146
B. Menurut Hukum Internasional
Suaka Diplomatik
182
adalah suaka yang diberikan oleh suatu negara di luar batas wilayah negara tersebut di tempat-tempat
atau dalam keadaan dimana negara tersebut memberlakukan otoritas dan yurisdiksi-nya, dalam bentuk kedutaan besar,
konsulat jenderal, kapal air dan pesawat militerperang atau pemukiman militer selama pendudukanagresi militer terhadap
wilayah suatu negara atau sebagai dampak dari kehadiran kekuatan militer di suatu teritori atas dasar kesepakatan kedua
belah pihak.
182
Sebagai contoh, lihat Convention on Diplomatic Asylum Caracas, 1954. Yang menyebutkan: Negara dari teritori wajib memberikan suaka dalam kapal-kapal perang atau di pusat-pusat pertahanan atau pada
pihak kedutaan Pasal 1. Negara memiliki hak untuk memberikan perlindungan kepada pengungsi, akan tetapi hal ini bukan merupakan kewajiban, tapi tidak boleh menampakkan alasan-alasan penolakan terhadap pengungsi
Pasal 2. Suaka tidak boleh diberikan kepada para penjahat Pasal 3, Suaka hanya diberikan dalam keadaan- keadaan mendesak dan pada waktu yang diizinkan untuk memberikan perlindungan dan jaminan keamanan
kepada pengungsi sesuai dengan tata aturan resmi di sebuah negara tertentu Pasal 5. Pada saat proses evakuasi dari jalan-jalan raya, maka negara bersangkutan harus mengawal dan melindunginya Pasal 15. Negara
tempat singgah harus melindungi hak-hak pengungsi meski telah putus hubungan diplomatik Pasal 19. Lihat pula Ahmad Abû al-Wafâ’, Qanûn al-‘Alâqât al-Diblumâsiyyah wa al-Qansuliyyah, Kairo:Dâr al-Nahdah al-
‘Arabiyyah, 2003 M. h. 139-144. Lihat pula F. Morgenstern, Extra-Territorial Asylum, BYIL, 1948, h. 236; E. Young, The Development of the Law of Diplomatic Relations, BYIL, 1964, h. 146.
147
BAB IV STATUS HUKUM PENGUNGSI
MENURUT SYARIAT ISLAM DAN HUKUM INTERNASIONAL
Hal mendasar yang perlu diingat di sini adalah bahwa istilah “status hukum”, mengandung makna yang batasannya tidak
konkret. Yang kami maksud dengan “status hukum” ialah hak- hak dan kewajiban-kewajiban dari pengungsi selama berada di
negara yang memberinya suaka.
1. Hak-hak dan kewajiban-kewajiban pengungsi A. Menurut Syariat Islam
Dalam Islam, pengungsi mendapatkan status hukum, yang tidak kurang dari yang ditetapkan dalam hukum internasional.
Bahkan, Islam tidak memperbolehkan pelanggaran hak-hak pengungsi atau pencari suaka lantaran alasan perbedaan agama.
Ini sesuai dengan kalam Allah:
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama
dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya
Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir
kamu dari negerimu, dan membantu orang lain untuk