211
memberikan suaka bagi tawanan perang yang tidak ingin dipulangkan.
259
B. Menurut Hukum Internasional
Dalam hukum internasional, Pasal 1-F Konvensi 1951 dan juga Pasal 1-5 Konvensi 1969 Organisasi Dunia Afrika
tentang Aspek-Aspek Khusus Masalah Pengungsi di Afrika serta Pasal 2 Konvensi Arab 1994, mengacu kepada orang-
orang yang tidak memenuhi syarat untuk memperoleh perlindungan internasional
260
dan akibatnya dikecualikan dari ruang lingkup penerapan aturan-aturan tersebut. Mereka
adalah orang-orang yang dengan alasan serius” dianggap: i Telah melakukan kejahatan yang bertentangan dengan
perdamaian atau kejahatan perang, atau kejahatan melawan kemanusiaan.
261
259
Dalam hukum tersebut dinyatakan bahwa, ”Sebuah kekuatan untuk menahan mungkin sah untuk, dalam kebijaksanaannya sendiri, memberikan suaka kepada tawanan perang yang tidak ingin dipulangkan.”
Lihat: Whiteman, Digest of IL, Vol. 10, hal 260. Pada tanggal 27 Juli 1953, Menteri Luar Negeri AS membuat pernyataan mengenai pemberian suaka
untuk tahanan perang Korea dan Cina sebagai berikut: Prinsip kedua yang sangat penting dan telah mapan adalah prinsip suaka politik yang tidak pernah
diterapkan sebelumnya kepada para tahanan perang. Banyak tawanan perang komunis dari Korea Utara dan China yang menyerah, tidak ingin dikembalikan ke penampungan, tetapi mereka ingin tinggal di tanah
kebebasan” tambahnya. Dia memaparkan bahwa bahwa pihak komunis bersikeras mengajukan permintaan agar mereka dikembalikan secara paksa sebagai para tahanan perang. Tapi Amerika Serikat menolak keras
permintaan ini, dan mereka pun menyerah“. Lihat Whiteman, Digest of IL, vol. 10, h. 262-263. Hal tersebut menunjukkan bahwa kaum Muslim telah membahas masalah ini berabad-abad yang lalu.
260
Selain itu, dua kategori orang yang dikecualikan: a. Mereka yang menikmati perlindungan dari Badan atau Perwakilan PBB yang tidak diserahi tugas
oleh PBB dalam urusan pengungsi Pasal 1D b. Mereka yang menikmati hak-hak mereka dan mereka memiliki kewajiban yang terkait dengan
kepemilikan kewarganegaraan di negara tempat ia tinggal.
261
Lihat-terkait pidana ini-Ahmad Abû al-Wafâ’, Criminal International Law, Cairo:Dar al-Nahda al- Arabia, 2007, h. 167-189. Lihat pula rekomendasi Lajnah al-Wuzara fi Majlis Uroba Dewan Menteri Majelis
Eropa kepada negara-negara anggotanya,tentang tafsir dan penerapan teks tersebut Rekomendasi No. 6 Tahun
212
ii Telah melakukan kejahatan selain politik yang sangat berbahaya di luar negara tempat mengungsi sebelum ia
diterima di negara tersebut sebagai pengungsi. iii Telah dinyatakan bersalah karena telah melakukan perbuatan-
perbuatan yang bertentangan dengan tujuan dan prinsip- prinsip dasar PBB.
262
Sudah jelas bahwa tujuan dari hal tersebut adalah mencegah pelaku pelanggaran hak-hak asasi manusia untuk
mendapatkan hak suaka, menikmati kekebalan, serta terhindar dari jeratan sanksi hukum.
263
Hal ini perlu dicatat pula, disamping orang-orang yang disebutkan di atas yang tidak memenuhi syarat untuk
memperoleh status pengungsi, ada pula orang-orang yang tidak membutuhkan perlindungan dari Komisi Tinggi PBB untuk
Pengungsi UNHCR, yakni orang – orang yang sudah
2005, dalam Collection of International Instrument and Legal Texts Concerning Refugees and Others of Concern of UNHCR, Vol. IV, h.1419-1420.
262
Mengenai tujuan dan dan prinsip-prinsip dasar PBB, lihat Ahmad Abû al-Wafâ’, al-Wasît fî al- Qanûn al-Munazzamât al-Dauliyyah, Kairo: Dâr al-Nahdah al-Arabiyah, 1427 H2007 M, cet. ke-7, h. 307-
327.
263
Hal ini ditekankan dalam beberapa instrumen PBB: Pasal 14 dari Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa hak untuk mencari suaka dan untuk menikmati perlindungan dari penganiayaan di
negara lain tidak diperbolehkan dalam kasus-kasus kejahatan non-politik atau dari tindak pidana lain yang bertentangan dengan tujuan dan prinsip-prinsip Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Deklarasi tentang Suaka Teritorial yang diadopsi oleh Majelis Umum di bawah Resolusi Nomor 2312 Tahun 1967 menyatakan bahwa, hak suaka mungkin tidak dibolehkan bagi setiap orang yang telah melakukan
kejahatan terhadap perdamaian, kejahatan perang atau kejahatan terhadap kemanusiaan..Pasal 1-2 Resolusi No. 3074 yang dikeluarkan pada tahun 1973 oleh Majelis Umum khususnya tentang prinsip-
prinsip kerjasama internasional dalam ekstradisi, pelacakan, dan hukuman pelaku kejahatan terhadap perdamaian, kejahatan perang, atau kejahatan terhadap kemanusiaan, menyatakan bahwa Amerika Serikat
mungkin tidak memberikan suaka bagi orang-orang tertentu dengan alasan serius karena dianggap telah melakukan kejahatan terhadap perdamaian, kejahatan perang, atau kejahatan terhadap kemanusiaan Pasal 7.
Pasal 15 dari Deklarasi tentang Perlindungan Semua Orang terhadap Penghilangan Paksa 1992 menyatakan bahwa Dalam mengambil keputusan untuk memberikan atau menolak suatu suaka seseorang,
Negara pihak berwenang yang terkait harus mempertimbangkan apakah ada alasan untuk percaya bahwa orang yang terlibat berpartisipasi dalam tindakan penghilangan paksa..
213
menikmati perlindungan atau bantuan dari organisasi atau lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa lain misalnya, orang-
orang Palestina yang berada dibawah mandat United Nations Relief and Work Agency for Palestine Refugees in the Near
East atau Badan Pengungsi Palestina di Timur Dekat UNRWA. Hal ini dijelaskan dalam Pasal 1-D Konvensi 1951
yang menetapkan bahwa “Konvensi ini tidak berlaku bagi orang yang saat ini menerima perlindungan atau bantuan dari
organisasi atau lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa selain UNHCR”.
Ketika perlindungan atau bantuan telah berhenti untuk alasan apapun tanpa status definitif, sesuai dengan resolusi-
resolusi yang relevan yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB, maka orang-orang ini, berhak atas manfaat dari Konvensi ini
karena dinilai penting ipso facto. Ini berarti bahwa penerapan ketentuan tersebut diatur oleh
2 dua aturan: 1 Seseorang tidak akan menikmati manfaat Konvensi ini, jika
ia sudah menerima perlindungan atau bantuan dari organisasi atau badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa selain UNHCR.
2 Orang yang menikmati manfaat dari Konvensi ini, harus memenuhi 2 dua syarat:
i Jika perlindungan atau bantuan telah berhenti untuk alasan apapun;
214
ii Jika status akhir orang tersebut belum diselesaikan secara definitif.
Di sisi lain, ada lagi kategori orang-orang yang dianggap tidak membutuhkan perlindungan internasional. Hal ini berlaku
untuk orang-orang yang mungkin memenuhi syarat untuk status pengungsi, tapi telah diterima di suatu negara di mana mereka
telah diberikan sebagian besar hak-hak yang biasa dinikmati oleh warga negara tetapi tidak diberikan kewarganegaraan
resmi Mereka ini sering disebut sebagai pengungsi nasional. Negara yang menerima mereka, umumnya adalah negara yang
penduduknya beretnis sama dengan pengungsi yang diterimanya.
264
II. Faktor yang menghalangi keberlangsungan suaka: perlindungan sementara
A. Menurut Syariat Islam