Tuturan sebagai bentuk tindakan atau kegiatan: tindak ujar Tuturan sebagai produk tindak verbal

paru. Tekanan mempunyai pengaruh yang besar terhadap bunyi dan arti Lubis, 1985:22. Bunyi-bunyi segmental yang diucapkan tidak lepas dari keras atau lemahnya bunyi. Hal ini disebabkan keterlibatan energi otot ketika bunyi itu diucapkan. Suatu bunyi dikatakan mendapatkan tekanan apabila energi otot yang dikeluarkan lebih besar ketika bunyi itu diucapkan. Sebaliknya suatu bunyi dikatakan tidak mendapatkan tekanan apabila energi otot yang dikeluarkan lebih kecil ketika bunyi itu diucapkan. Praktiknya, kerasnya bunyi juga berpengaruh pada ketinggian bunyi. Buktinya tekanan keras dengan nada rendah pun bisa diucapkan oleh penutur bahasa, Hal ini sangat tergantung pada fungsinya dalam komunikasi. Variasi tekanan dapat dibedakan menjadi empat yaitu 1 tekanan keras, 2 tekanan lemah, 3 tekanan rendah, dan 4 tidak ada tekanan. Penekanan makna dibedakan menjadi dua tataran yaitu tataran kata, tekanan yang bersifat silabis dan tataran kalimat, tekanan leksis. Tekanan dalam tuturan bahasa Indonesia berfungsi membedakan maksud dalam tataran kalimat sintaksis tetapi tidak berfungsi membedakan makna dalam tataran kata leksis Muslich, 2008:113. Tidak semua kata dalam kalimat ditekankan sama, hanya kata-kata yang dianggap penting atau dupentingkan yang mendapatkan tekanan. Oleh karena itu, pendengar atau mitra tutur harus mengetahui maksud di balik makna tuturan yang didengarkannya.

2.5.3 Intonasi

Aspek intonasi dalam bahasa lisan sangat menentukan santun tidaknya pemakaian bahasa. Ketika penutur menyampaikan maksud kepada mitra tutur dengan menggunakan intonasi keras, padahal mitra tutur berada pada jarak yang sangat dekat dengan penutur, sementara mitra tutur tidak tuli, penutur akan dinilai tidak santun. Sebaliknya, jika penutur menyampaikan maksud dengan intonasi lembut, penutur akan dinilai sebagai orang yang santun. Namun, intonasi kadang-kadang dipengaruhi oleh latar belakang budaya masyarakat Pranowo, 2009: 76-77. Pada tataran kalimat, variasi-variasi nada pembeda maksud disebut intonasi yang ditandai dengan intonasi datar turun yang biasa terdapat dalam kalimat berita, intonasi datar naik yang biasa terdapat dalam kalimat tanya, dan intonasi datar tinggi yang biasa terdapat dalam kalimat perintah.

2.5.4 Rangkuman

Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa bunyi-bunyi suprasegmental dapat menentukan kesantunan berbahasa seseorang. Bunyi suprasegmental yang dapat menentukan kesantunan berbahasa seseorang meliputi nada dan tekanan. Nada dalam bertutur lisan memengaruhi kesantunan berbahasa seseorang. Nada adalah naik turunnya ujaran yang menggambarkan suasana hati penutur ketika sedang bertutur. Tekanan mempunyai pengaruh yang besar terhadap bunyi dan arti. Faktor pendukung lain yang berkaitan dengan hal itu berupa aspek intonasi dalam bahasa lisan sangat menentukan santun tidaknya pemakaian bahasa. Intonasi merupakan perpaduan antara nada dan tekanan ketika penutur berujar. Intonasi muncul dalam tuturan seseorang ketika berujar. Intonasi juga kadang-kadang dipengaruhi oleh latar belakang budaya masyarakat suatu tempat.

2.6 Pilihan Kata

Pilihan kata merupakan salah satu penentu kesantunan dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulis. Ketika seseorang sedang bertutur, kata-kata yang digunakan dipilih sesuai dengan topik yang dibicarakan, konteks pembicaraan, suasana mitra tutur, pesan yang disampaikan, dan sebagainya Pranowo, 2009: 77. Bahasa mana pun di dunia selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh teknologi baru, tingkat kontak dengan bangsa-bangsa lain dunia, dan bermacam-macam faktor yang lain. Walaupun ada unsur-unusr baru yang selalu muncul dan ada unsur-unsur yang lenyap, selalu akan terdapat bagian dari kosa kata yang dikenal bersama dan dipakai oleh semua penutur bahasa. Unsur-unsur bahasa yang dikuasi dan dikenal oleh seluruh anggota masyarakat namun ada beberapa unsur-unsur bahasa yang terbatas. Unsur semacam itu dikenal dengan berbagai macam nama yaitu bahasa slang, jargon, bahasa daerah atau unsur daerah, dan sebagainya. Kata-kata tersebut harus dipergunakan secara hati-hati agar tidak merusak suasana. Bila suatu