Wujud Ketidaksantunan Linguistik Wujud Ketidaksantunan Pragmatik

Tuturan B5 Konteks tuturan B5 terjadi di laboratorium TIK tanggal 26 November 2012 pada saat mitra tutur memberikan kisi-kisi jumlah soal UAS pilihan ganda yang berjumlah 40 soal kepada penutur. Penutur merasa soal yang berjumlah 40 tersebut terlalu banyak. Tuturan B5 merupakan tindak verbal ekspresif yang mengungkapkan ekspresi protes dari penutur yang merasa bahwa jumlah soal yang akan diberikan terlalu banyak. Suasana dalam tuturan B5 sedang santai. Penutur dalam tuturan B5 ialah siswa kelas XII berumur 19 tahun dan mitra tuturnya ialah guru laki-laki berumur 25 tahun. Tindak perlokusinya yaitu mitra tutur memberi penjelasan kepada penutur terkait jumlah soal yang dirasa terlalu banyak. Tuturan B7 Konteks tuturan B7 terjadi di kelas tanggal 13 November 2012 saat penutur melihat mitra tutur yang sebelumnya badannya agak gemuk tetapi sekarang semakin kurus. Nilai pelajaran mitra tutur juga menurun. Tuturan B7 merupakan tindak verbal ekspresif yang mengungkapkan keheranan penutur yang melihat mitra tutur semakin kurus dan nilai pelajaran juga menurun. Suasana dalam tuturan B7 sedang santai. Penutur dalam tuturan B7 ialah guru perempuan berumur 30 tahun dan mitra tuturnya ialah siswa kelas XII berumur 19 tahun. Tindak perlokusinya yaitu mitra tutur belajar lebih giat lagi.

4.2.2.5 Makna Ketidaksantunan Berbahasa yang Memain-mainkan Muka

Makna ketidaksantunan berbahasa yang memain-mainkan muka secara umum ialah membuat jengkel mitra tutur karena sikap mitra tutur yang tidak seperti biasanya. Adapun makna dari masing-masing tuturan yang memain-mainkan muka sebagai berikut. Tuturan B2 : informasi dari penutur kepada mitra tutur yang merasa belum siap untuk presentasi dan dengan sikap yang tidak biasanya sehingga menimbulkan kejengkelan bagi mitra tutur. Tuturan B3: kejengkelan dari penutur kepada mitra tutur karena harus mengulang materi dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Tuturan B4: kejengkelan mitra tutur karena dianggap seperti bos atau juragan, bukan sebagai gurunya. Tuturan B5: protes dari penutur dan dirasa terlalu berat untuk jumlah soal UAS yang berjumlah 40 soal sehingga menjengkelkan mitra tutur. Tuturan B7: sindiran yang menjengkelkan dari penutur kepada mitra tutur yang merasa bahwa nilai pelajaran mitra tutur menurun. 4.2.3 Kesembronoan yang disengaja Dalam pandangan Derek Bousfield 2008: 3, ketidaksantunan dalam berbahasa dipahami sebagai, ‘The issuing of intentionally gratuitous and conflictive face-threatening acts FTAs that are purposefully perfomed.’ Bousfield memberikan penekanan pada dimensi ‘kesembronoan’ gratuitous, dan konfliktif conflictive