Penanda Ketidaksantunan Linguistik Menghilangkan Muka

menyampaikan protes di depan kelas. Tuturan E9 berupa tindak verbal ekspresif karena tuturan E9 merupakan ekspresi penutur yang merasa kesal karena tidak diperhatikan oleh mitra tutur. Penutur dalam tuturan E9 ialah siswa kelas X, berumur 15 tahun dan mitra tuturnya ialah guru laki-laki berumur 35 tahun. Tindak perlokusinya ialah mitra tutur memberikan perhatian yang sama bagi semua siswa di kelas tersebut.

4.2.5.5 Makna Ketidaksantunan Berbahasa yang Menghilangkan Muka

Makna ketidaksantunan berbahasa yang menghilangkan muka secara umum ialah mempermalukan mitra tutur di depan umum. Adapun makna dari masing- masing tuturan yang menghilangkan muka ialah sebagai berikut. Tuturan E1: teguran yang dapat mempermalukan mitra tutur di depan kelas untuk tidak keluar kelas terlebih dahulu saat ada teman yang sedang maju supaya mitra tutur tetap bisa memberikan penilaian. Tuturan E2: teguran yang bersifat mempermalukan mitra tutur untuk segera membacakan teks berita di depan kelas agar tidak membuang-buang waktu bagi teman lain yang belum maju. Tuturan E3: mempermalukan mitra tutur karena mitra tutur mengaktifkan ponselnya saat pelajaran berlangsung. Tuturan E6: pertanyaan yang dapat mempermalukan mitra tutur terkait dengan materi pelajaran yang dimilikinya hanya sedikit. Tuturan E9: keluhan yang bersifat mempermalukan mitra tutur terkait dengan perhatian yang diberikan mitra tutur kepada penutur berbeda dengan siswa yang lain.

4.3 Pembahasan

Hasil dari kajian yang dilakukan terhadap tuturan yang ada di dalam interaksi antara guru dan siswa SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 20122013 ditemukan beberapa tuturan yang mengandung ketidaksantunan. Tuturan-tuturan yang mengandung ketidaksantunan tersebut terbagi menjadi jenis ketidaksantunan a melecehkan muka, b memain-mainkan muka, c kesembronoan, d mengancam muka, dan e menghilangkan muka. Data tuturan yang diperoleh menunjukkan bahwa ada penanda ketidaksantunan linguistik dan pragmatik yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan ke dalam jenis ketidaksantunan jenis tertentu. Penanda ketidaksantunan linguistik dapat dilihat berdasarkan nada, tekanan, intonasi, dan diksi. Sedangkan penanda pragmatik dapat dilihat berdasarkan situasi, suasana, dan implikatur tambahan.

4.3.1 Melecehkan muka

Berdasarkan hasil temuan peneliti, dari sebanyak 65 tuturan, 19 tuturan diantaranya merupakan jenis ketidaksantunan berbahasa yang melecehkan muka mitra tuturnya. Ketidaksantunan berbahasa yang melecehkan muka mitra tuturnya mendominasi tuturan antara guru dan siswa di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 20122013 selama bulan November 2012. Tuturan yang tidak santun tersebut