Teori Ketidaksantunan Berbahasa dalam Pandangan Culpeper

Kalimat 1 dan 2 dituturkan oleh penuturnya semata-mata untuk menginformasikan sesuatu tanpa tendensi untuk melakukan sesuatu, apalagi untuk mempengaruhi lawan tuturnya. Pada kalimat 1, informasi yang dituturkan adalah nama ibu kota Provinsi DI Yogyakarta, dan kalimat 2 berapa jumlah saudaranya. Kalimat 3 juga berfungsi untuk mengutarakan informasi, yaitu bagaimana harga BBM, bagaimana beban subsidi pada APBN, apa saja yang dikatakan Presiden SBY. Kemungkinan adanya daya ilokusi dan perlokusi dalam kalimat 3 sangat terbuka, tetapi kadar daya lokusinya jauh lebih dominan atau menonjol karena sifat informatifnya. Berdasarkan contoh-contoh itu, dapatlah dilihat bahwa ihwal maksud tuturan yang disampaikan oleh penutur tidak dipermasalahkan sama sekali. Dengan demikian, tindak tutur lokusioner adalah tindak menyampaikan informasi yang disampaikan oleh penutur.

2.3.2 Tindak Ilokusi

Sebuah tuturan berfungsi untuk mengatakan atau menyampaikan sesuatu dan untuk melakukan sesuatu. Tuturan yang berfungsi untuk menyampaikan sesuatu disebut tindak lokusi, sedangkan tuturan yang berfungsi untuk melakukan sesuatu dinamakan tindak ilokusi Wijana, 2011:23. Tindak tutur ini disebut the act of doing something. Tindak tutur ilokusioner merupakan tindak melakukan sesuatu dengan maksud dan fungsi tertentu di dalam kegiatan bertutur yang sesungguhnya. Tindak tutur ilokusioner cenderung tidak hanya digunakan untuk menginformasikan sesuatu, tetapi juga melakukan sesuatu sejauh situasi tuturnya dipertimbangkan dengan seksama. Perhatikan contoh-contoh yang diberikan Wijana 2011:23 berikut ini. 4 Saya tidak dapat datang. 5 Ada anjing gila. 6 Rambutmu sudah panjang. Kalimat 4 s.d 6 ini tidak saja memberi informasi tertentu sesuai isi kalimat itu tetapi juga untuk melakukan sesuatu jika dipertimbangkan situasi tuturnya berikut ini. Kalimat 4 bila diutarakan oleh seseorang kepada temannya yang baru saja merayakan ulang tahun, tidak hanya berfungsi untuk menyatakan sesuatu, tetapi untuk melakukan sesuatu, yakni meminta maaf. Informasi ketidakhadiran petutur dalam hal ini kurang begitu penting karena besar kemungkinan lawan tutur sudah mengetahui hal itu. Kalimat 5 yang biasa ditemui di pintu pagar atau di bagian depan rumah pemilik anjing tidak hanya berfungsi untuk membawa informasi, tetapi untuk memberi peringatan. Akan tetapi, bila ditujukan kepada pencuri, tuturan itu mungkin pula diutarakan untuk menakut-nakuti. Kalimat 6 bila diucapkan oleh seorang lelaki kepada pacarnya, mungkin berfungsi untuk menyatakan kekaguman atau kegembiraan. Akan tetapi, bila diutarakan oleh seorang ibu kepada anak lelakinya, atau seorang isteri kepada suaminya, kalimat ini dimaksudkan untuk menyuruh atau memerintah agar sang suami memotong rambutnya.