dikenal dari jarak jauh. Mitra tutur menanyakan kepada penutur mengapa penutur bisa mengetahui hal tersebut.
Tuturan C15: mitra tutur sedang menunjukkan video tentang seksualitas kepada
siswa-siswa. Penutur penasaran dengan yang dilakukan mitra pada waktu malam pertama dahulu.
4.2.3.3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik
Penanda ketidaksantunan linguistik dapat dilihat berdasarkan nada, tekanan, intonasi, dan diksi. Adapun penanda-penanda ketidaksantunan linguistik yang berupa
kesembronoan ialah sebagai berikut.
Tuturan C4: nada sedang, tekanan sedang, intonasi berita, dan diksi yang digunakan
ialah nonstandar yang ditunjukkan dengan penggunaan kata tidak baku buk dan banget.
Tuturan C9: nada sedang, tekanan sedang, dan intonasi berita.
Tuturan C11: nada sedang, tekanan lemah, intonasi tanya, dan diksi yang digunakan
ialah nonstandar yang berupa penggunaan interferensi ke dalam bahasa Inggris how are you dan penggunaan kata tidak baku buk.
Tuturan C12: nada sedang, tekanan sedang, intonasi berita, dan diksi yang
digunakan ialah nonstandar yang berupa penggunaan bahasa tidak baku buk dan banget serta penggunaan interferensi ke dalam bahasa Jawa gedhe.
Tuturan C15: nada rendah, tekanan lemah, intonasi tanya, dan diksi yang digunakan
ialah nonstandar yang berupa penggunaan kata tidak baku yaitu buk, ibuk, dan ngapain.
4.2.3.4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik
Penanda ketidaksantunan pragmatik dapat dilihat berdasarkan konteks yang menyertai tuturan yang berupa penutur, mitra tutur, situasi, suasana, tujuan tutur,
tindak verbal, dan tindak perlokusi. Selain itu, penanda ketidaksantunan pragmatik dapat dilihat pula berdasarkan informasi indeksal tuturan yang meliputi tindak verbal
dan tindak perlokusi. Penanda ketidaksantunan pragmatik dalam tuturan yang berupa kesembronoan iaah sebagai berikut.
Tuturan C4
Konteks tuturan C4 terjadi di kelas tanggal 13 November 2012. Penutur melihat bahwa baju yang dipakai mitra tutur terlalu seksi. Tuturan C4 merupakan
tindak verbal ekspresif yang mengungkapkan ekspresi penutur yang merasa baju yang dikenakan mitra tutur terlalu seksi. Tuturan penutur di dalam konteks tersebut tidak
santun karena situasi pada saat itu ialah waktu pembelajaran berlangsung walaupun dalam keadaan santai. Penutur seharusnya mengetahui posisinya sebagai siswa yang
harus menghormati mitra tutur sebagai guru sehingga penutur seharusnya menyampaikan teguran kepada mitra tutur dengan cara yang lebih sopan. Penutur
dalam tuturan C4 ialah siswa kelas XII berumur 18 tahun dan mitra tuturnya ialah
guru perempuan berumur 30 tahun. Tindak perlokusinya ialah mitra tutur mengenakan baju yang lebih sopan.
Tuturan C9
Konteks tuturan C9 terjadi di kelas tanggal 16 November 2012 saat mitra tutur menanyakan ujung bumi pada zaman Yesus. Penutur menjawab untuk menarik
perhatian siswa lain. Tuturan C9 merupakan tindak verbal ekspresif yang mengungkapkan ekspresi candaan penutur untuk menjawab pertanyaan mitra tutur
untuk memancing perhatian siswa lain. Tuturan penutur di dalam konteks tersebut tidak santun karena situasi pada saat itu ialah waktu pembelajaran berlangsung.
Penutur seharusnya mengetahui posisinya sebagai siswa yang harus menghormati mitra tutur sebagai guru sehingga penutur seharusnya menjawab pertanyaan mitra
tutur dengan jawaban yang sebenarnya. Penutur dalam tuturan C9 ialah siswa kelas XI berumur 17 tahun dan mitra tuturnya ialah guru laki-laki berumur 25 tahun.
Tindak perlokusinya ialah mitra tutur terhibur kemudian mengoreksi jawaban penutur.
Tuturan C11
Konteks tuturan C11 terjadi di lorong sekolah tanggal 21 November 2012 ketika penutur sedang berpapasan dengan mitra tutur saat jam pergantian pelajaran.
Penutur ingin menyapa mitra tutur. Tuturan C11 merupakan tindak verbal ekspresif yang menunjukkan ekspresi penutur yang ingin menjalin keakraban dengan mitra
tutur dengan cara bertegur sapa ketika bertemu. Tuturan penutur di dalam konteks tersebut tidak santun karena penutur sengaja menyampaikan tuturan tersebut secara
langsung di depan mitra tutur dengan penggunaan interferensi bahasa Inggris how are you. Penutur seharusnya mengetahui posisinya sebagai siswa yang harus
menghormati mitra tutur sebagai guru sehingga penutur seharusnya menyapa mitra tutur dengan cara yang lebih sopan dan menggunakan bahasa yang baik. Penutur
dalam tuturan C11 ialah siswa kelas X berumur 15 tahun dan mitra tuturnya ialah guru perempuan berumur 30 tahun. Tindak perlokusinya ialah mitra tutur menjawab
pertanyaan penutur. Tuturan C12
Konteks tuturan C12 terjadi di meja piket tanggal 21 November 2012 ketika penutur bertemu dengan mitra tutur. Penutur mengatakan kepada mitra tutur bahwa ia
seperti melihat salah satu guru yang sangat dikenal dari jarak jauh. Mitra tutur menanyakan kepada penutur mengapa penutur bisa mengetahui hal tersebut. Tuturan
penutur seperti mengajak menggosip mitra tutur untuk membicarakan guru lain di meja piket. Tuturan C12 merupakan tindak verbal ekspresif penutur ketika melihat
guru lain yang tampaknya sudah sangat dikenal penutur dari ciri-ciri fisiknya saja. Tuturan yang disampaikan penutur C12 juga terkesan mengejek orang yang
dibicarakan dalam tuturan tersebut. Penutur seharusnya membicarakan orang dalam tuturan C12 dengan kata-kata yang lebih sopan, bukan menggunakan kata lugas.
Penutur dalam tuturan C12 ialah siswa kelas XI berumur 16 tahun dan mitra tuturnya ialah guru perempuan berumur 43 tahun. Tindak perlokusinya ialah mitra
tutur mengetahuinya.