Makna Ketidaksantunan Berbahasa yang Menghilangkan Muka
tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Pranowo 2009:76 yang menyatakan bahwa penentu kesantunan dalam bahasa verbal lisan meliputi aspek intonasi, aspek
nada bicara, faktor diksi, dan faktor struktur kalimat. Nada dalam tuturan lisan sangat berpengaruh terhadap kesantunan berbahasa seseorang Pranowo, 2009:77. Nada
dalam tuturan A3, A4, A11, dan A19 termasuk nada sedang sedangkan nada dalam tuturan A13 termasuk nada tinggi.
Nada dalam tuturan A3, A13, dan A19 tersebut menunjukkan kadar kesantunan yang rendah karena tuturan tersebut dituturkan dari siswa ke guru secara
langsung dalam situasi formal pembelajaran. Begitu pula dengan nada dalam tuturan A4 dan A11 juga menunjukkan kadar kesantunan yang rendah karena dituturkan
dari seorang guru kepada siswanya secara langsung pula. Nada sedang maupun nada tinggi menggambarkan suasana hati penuturnya Pranowo, 2009:77. Jika suasana
hati sedang marah, emosi, nada bicara penutur menaik keras, kasar sehingga terasa menakutkan. Nada dalam tuturan A3 menunjukkan suasana hati penutur yang
sedang kecewa karena mitra tutur memberikan komentar yang melukai hati penutur karena presentasi yang baru saja dilakukannya. Nada dalam tuturan A4
menunjukkan suasana hati penutur yang kecewa karena melihat siswa-siswa lain termasuk mitra tutur tidak mencatat bahan presentasi yang dipresentasikan dengan
temannya yang lain. Nada dalam tuturan A11 menunjukkan suasana hati penutur yang ingin mengonfirmasi kepada mitra tutur terkait pekerjaan yang dikumpulkan
karena dirasa bahasa yang digunakan terlalu bagus untuk siswa kelas X. Nada dalam tuturan A13 menunjukkan kekesalan penutur karena mitra tutur selalu salah dalam
mendiktekan materi. Nada dalam tuturan A19 menunjukkan suasana hati penutur yang kesal karena mitra tutur sering memberikan kuis dadakan.
Tekanan dalam tuturan A3, A4, A11, A13, dan A19 berupa tekanan sedang. Tekanan dalam tuturan A3 ditunjukkan pada kata astagaaaa dan paling
bener gituuu, bu. Tekanan mempunyai pengaruh yang besar terhadap bunyi dan arti Lubis, 1985:22. Jadi, tekanan dalam tuturan A3 yang memiliki penekanan pada
kata astaga dan paling bener gitu, bu mengandung arti bahwa penutur merasa kecewa kepada gurunya karena guru tersebut memberikan komentar yang tidak baik dan
terkesan mencari-cari kesalahan dari presentasi penutur. Penutur merasa mitra tutur terkesan paling pintar karena dianggap sebagai guru yang sudah senior. Tekanan
dalam tuturan A4 ditunjukkan penekanan pada frasa tidak punya catatan dan salah kalian sendiri. Tekanan tersebut mengandung arti jika mitra tutur tidak memiliki
catatan, maka itu adalah salah mitra tutur sendiri kalau nilainya kuis nanti jelek. Tekanan dalam tuturan A11 ditunjukkan pada kata copy paste, bikin sendiri, kok,
dan bagus sekali. Tekanan dalam tuturan A11 memiliki arti bahwa penutur meragukan hasil pekerjaan mitra tutur yang terkesan sangat baik. Tekanan dalam
tuturan A13 ditunjukkan dengan penekanan pada kata wo, piye to, dan dikte.Tekanan dalam tuturan A13 tersebut berarti mengungkapkan kekesalan
penutur karena mitra tutur selalu salah ketika mendikte. Serta, tekanan dalam tuturan A19 ditunjukkan dengan penekanan pada frasa sering kasih kuis dadakan, senang,
pelajaran hari ini, dan masih banyak.Tekanan ini berarti menunjukkan penutur yang kesal karena sering diberikan kuis dadakan.