Tabel 4 Data Tuturan yang Mengancam Muka Secara Sepihak
No. Tuturan
Kode
1 Masih kurang
D1 2
Patenii seeek HPne D2
3 Foto kopian terbaru sudah difotokopi? Kayaknya saya sudah
ngasih ke Rosa. D3
4 Coba, Bu Indah bisa nggak ngerjain itu?
D4 5
Pantesan, muka kamu sampai menampar saya. D5
6 Buk, ibuk nggak punya ya? Kok gitu aja dipermasalahkan
D6 7
Sekarang jawab Nggak usah baca D7
8 Sabar pak, sabaarrr
D8 9
Pak ulangi to Jangan cepet-cepet D9
10 Pak, katanya kemarin kisi-kisi aja? Kok jadi belajar gini sih pak?
D10 11
Ya udah sih pak cepetan aja. D11
12 Pak, bosen banget pak kita di sekolah Lama bangeett Harusnya
bapak jadi diri bapak sendiri aja deh D12
13 Makanya bilang dong buk
D13 14
Kamu mau ikut olahraga tidak? Kalau tidak, silahkan keluar saja D14
4. Menghilangkan Muka
Tuturan-tuturan di bawah ini merupakan tuturan yang termasuk ke dalam jenis ketidaksantunan yang menghilangkan muka mitra tuturnya. Berdasarkan
penelitian yang telah peneliti lakukan, maka ditemukan 10 tuturan yang termasuk
jenis ketidaksantunan yang menghilangkan muka mitra tuturnya. Tuturan-tuturan tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 5 Data Tuturan yang Menghilangkan Muka
No. Tuturan Kode
1 Ehhh, kamu gimana malah mau keluar Gimana penilaianmu
terhadap temanmu? Siapa yang mau menggantikan? E1
2 Ayo Kamu ini buang-buang waktu saja Mana rambut
berantakan Gimana kamu ini, inikan ulangan E2
3 Saya ambil yaaa? Asiikk, lumayan punya HP bagus, satu atau dua
minggu. Saya ganti sim card biar saya pakai. E3
4 Windaaaa….. E4
5 Kamu sudah meracuni yang lain, virusmu jahat banget
E5 6
Kenapa buk emangnya? Nggak punya bahan lagi po? E6
7 Saya tau, Ayuk Karena sibuk ngurusi rambut teman.
E7 8
Ibu tadi menjelaskan apa? Coba jelaskan lagi E8
9 Pak, di kelas ini muridnya ada berapa e? Kenapa yang
diperhatikan cuma mereka? E9
10 Sebenarnya dari tadi kamu itu ngomong apa? Bisa nggak 15 menit
aja diam untuk mencatat? Sudah selesai? Kalau sudah latihan saja E10
4.2 Hasil Analisis Data
Hasil penelitian ini disajikan dengan urutan sebagai berikut: a wujud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik, b penanda ketidaksantunan, dan c
makna ketidaksantunan. Pembahasan lebih lanjut mengenai ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa antara guru dan siswa sebagai berikut.
4.2.1 Melecehkan Muka
Menurut Miriam A. Locher 2008 ketidaksantunan dalam berbahasa dapat dipahami sebagai berikut, ‘…behaviour that is face-aggravating in a particular
context.’ Inti dari pandangan Locher tersebut adalah bahwa ketidaksantunan berbahasa itu menunjuk pada perilaku yang ‘melecehkan’ muka face-aggravate
mitra tuturnya. Dalam pandangannya, sebuah tuturan akan dikatakan tidak santun kalau tuturan tersebut dapat melecehkan muka mitra tuturnya dan membuat luka hati
mitra tutur. Tuturan-tuturan yang melecehkan muka dianalisis sebagai berikut. Cuplikan Tuturan 1
Penutur: siswa kelas XI, umur 17 tahun Mitra tutur: guru perempuan, umur 26 tahun
A: Silahkan kalian, tempat duduknya yang bener. B: Ah, ibuk ini, tempat duduk luas aja suruh geser-geser A1
A: Supaya rapikan?
Konteks tuturan: Tuturan ini dituturkan pada saat mitra tutur meminta penutur agar merapikan tempat duduknya. Penutur merasa tempat di laboratorium masih luas
tetapi masih diminta untuk bergeser tempat duduknya. Cuplikan Tuturan 2
Penutur: siswa kelas XI, umur 17 tahun Mitra tutur: guru perempuan, umur 43 tahun
A:Ya, kamu. Presentasimu sudah bagus tetapi kenapa materinya sangat singkat? Memangnya kamu tidak punya inisiatif untuk membaca dan mencari tahu materi
tambahan lain? Sudah besar kok harus selalu didekte
B: Astagaaaa, emang lo pikir, lo paling bener gituuu, bu? A3
Konteks tuturan: Tuturan ini dituturkan pada saat kegiatan evaluasi setelah beberapa kelompok maju untuk presentasi. Mitra tutur memberikan evaluasi terkait
dengan materi dan penampilan siswa. Penutur merasa bahwa mitra tutur tersebut seolah-olah sengaja mencari kesalahan penutur.
Cuplikan Tuturan 3 Penutur: guru perempuan, umur 43 tahun
Mitra tutur: siswa kelas XI, umur 16 tahun A: Materi ini untuk bahan kuis ya?
Sambil melihat mitra tutur yang tidak mencatat
B: hanya menganggukkan kepala A: Kalau kalian tidak punya catatan, ya, salah kalian sendiri kalau kuis nilainya
jeblok A4
Konteks tuturan: Tuturan ini dituturkan sesaat setelah salah satu kelompok presentasi maju ke depan. Penutur menyampaikan bahwa materi yang
dipresentasikan ialah bahan untuk kuis. Penutur mengatakan kepada mitra tutur karena tidak mencatat bahan yang dipresentasikan.
Cuplikan Tuturan 4 Penutur: guru perempuan, umur 30 tahun
Mitra tutur: siswa kelas X, umur 15 tahun A: Ini kamu copy paste atau bikin sendiri? Kok bahasanya bagus sekali? A11
B: Memangnya tidak boleh buk kalau saya lihat dari internet? A: Ya tidak boleh Sayakan meminta untuk mengarang sendiri, bukan mengkopi
kepunyaan orang lain Konteks tuturan: Tuturan ini dituturkan pada saat penutur baru saja mengoreksi
tugas mitra tutur. Penutur menemukan bahasa dalam karangan mitra tutur sangat
bagus, padahal penutur mengetahui kemampuan menulis mitra tutur. Penutur memanggil mitra tutur.
Cuplikan Tuturan 5 Penutur: siswa kelas X, umur 16 tahun
Mitra tutur: guru perempuan, umur 30 tahun A: Buk, kenapa kok sering kasih kuis dadakan? Senang ya nilai kita jelek?
Pelajaran kita hari ini nggak punya ibuk saja, tapi masih banyak A19
B: Supaya kamu selalu belajar setiap saatkan? Kalau tidak pernah diberi kuis kamu juga tidak belajar.
Konteks tuturan: Tuturan ini dituturkan pada saat penutur mendatangi mitra tutur di meja piket pada saat jam istirahat untuk menyampaikan ketidaksukaan penutur
kepada mitra tutur karena sering memberikan kuis dadakan. Penutur merasa kesal kepada mitra tutur.
4.2.1.1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik
Wujud ketidaksantunan linguistik berupa tuturan lisan yang tidak santun antara guru dan siswa yang berupa tuturan yang melecehkan muka mitra tuturnya.
Wujud ketidaksantunan linguistik tersebut sebagai berikut. Tuturan A1: Ah, ibuk ini, tempat duduk luas aja suruh geser-geser
Tuturan A3: Astagaaaa, emang lo pikir, lo paling bener gituuu, bu? Tuturan A4: Kalau kalian tidak punya catatan, ya, salah kalian sendiri kalau kuis
nilainya jeblok Tuturan A11: Ini kamu copy paste atau bikin sendiri? Kok bahasanya bagus sekali?
Tuturan A19: Buk, kenapa kok sering kasih kuis dadakan? Senang ya nilai kita jelek? Pelajaran kita hari ini nggak punya ibuk saja, tapi masih banyak
4.2.1.2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik
Wujud ketidaksantunan pragmatik dapat dilihat berdasarkan uraian konteks yang menyertai tuturan. Adapun konteks-konteks dalam tuturan yang melecehkan
muka sebagai berikut.
Tuturan A1 : tuturan ini dituturkan pada saat mitra tutur meminta penutur agar
merapikan tempat duduknya. Penutur merasa tempat di laboratorium masih luas tetapi masih diminta untuk bergeser tempat duduknya.
Tuturan A3 : tuturan ini dituturkan pada saat kegiatan evaluasi setelah beberapa
kelompok maju untuk presentasi. Mitra tutur memberikan evaluasi terkait dengan materi dan penampilan siswa. Penutur merasa bahwa mitra tutur tersebut seolah-olah
sengaja mencari kesalahan penutur.
Tuturan A4 : tuturan ini dituturkan sesaat setelah salah satu kelompok presentasi
maju ke depan. Penutur menyampaikan bahwa materi yang dipresentasikan ialah bahan untuk kuis. Penutur mengatakan kepada mitra tutur karena tidak mencatat
bahan yang dipresentasikan.
Tuturan A11 : tuturan ini dituturkan pada saat penutur baru saja mengoreksi tugas
mitra tutur. Penutur menemukan bahasa dalam karangan mitra tutur sangat bagus, padahal penutur mengetahui kemampuan menulis mitra tutur. Penutur memanggil
mitra tutur.
Tuturan A19 : tuturan ini dituturkan pada saat penutur mendatangi mitra tutur di
meja piket pada saat jam istirahat untuk menyampaikan ketidaksukaan penutur