Penanda Ketidaksantunan Pragmatik Melecehkan Muka

4.2.2 Memain-mainkan Muka

Interpretasi lain yang berkaitan dengan definisi Miriam A. Locher tentang ketidaksantunan berbahasa ini adalah bahwa tindakan tersebut sesungguhnya bukanlah sekadar perilaku ‘melecehkan muka’, melainkan perilaku yang ‘memain- mainkan muka’. Tindakan bertutur sapa akan dikatakan sebagai tindakan yang tidak santun bilamana muka face dari mitra tutur dipermainkan, atau setidaknya dia telah merasa bahwa penutur memain-mainkan muka mitra tuturnya dan membuat mitra tutur merasa jengkel. Tuturan-tuturan yang memain-mainkan muka dianalisis sebagai berikut. Cuplikan Tuturan 6 Penutur: siswa kelas X, umur 15 tahun Mitra tutur: guru perempuan, umur 30 tahun A: Kenapa kamu tidak maju presentasi? Mana tugasmu? B: Lali buk. Di kertas e. B2 Konteks tuturan: Tuturan tersebut dituturkan pada saat mitra tutur menanyakan kepada penutur yang tidak maju presentasi terkait masalahnya. Penutur merasa dia tidak presentasi karena tidak membawa bahannya. Cuplikan Tuturan 7 Penutur: siswa kelas XII, umur 18 tahun Mitra tutur: guru laki-laki, umur 25 tahun A: Udah ya? Sekarang kita ulangi materi dari awal pertemuan supaya kalian tetap ingat.

B: Pak, nggak mau pelajaran Capek Dari kemarin pelajaran terus. B3

Konteks tuturan: Tuturan tersebut dituturkan pada saat mitra tutur akan mengulang materi pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Penutur merasa bahwa minggu itu sangat padat ulangan dan sudah merasa lelah. Cuplikan Tuturan 8 Penutur: siswa kelas XII, berumur 19 tahun Mitra tutur: guru laki-laki, umur 25 tahun A: Ayo, siapkan catatannya Tak bacakan jawabannya sekarang. B: Siap juragaan B4 Konteks tuturan: Tuturan tersebut dituturkan pada saat mitra tutur meminta penutur untuk menuliskan kunci jawaban mid semester. Cuplikan Tuturan 9 Penutur: siswa kelas XII, umur 19 tahun Mitra tutur: guru laki-laki, umur 25 tahun A: Jadi, soal pilihan ganda untuk UAS 40 ya? B: Weh? Ha kok banyak bangeeettt Ciyus? B5 Konteks tuturan: Tuturan tersebut dituturkan pada saat mitra tutur memberikan kisi- kisi jumlah soal UAS pilihan ganda yang berjumlah 40 soal kepada penutur. Penutur merasa soal yang berjumlah 40 tersebut terlalu banyak. Cuplikan Tuturan 10 Penutur: guru perempuan, umur 30 tahun Mitra tutur: siswa kelas XII, umur 19 tahun A: Wah, makin lama kamu jadi kurus aja. Apelannya kurang? B7 B: Ah, ibuk ini. Apa-apaan sih buk? Konteks tuturan: Tuturan tersebut dituturkan pada saat penutur melihat mitra tutur yang sebelumnya badannya agak gemuk tetapi sekarang semakin kurus. Nilai pelajaran mitra tutur juga menurun.

4.2.2.1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik

Wujud ketidaksantunan linguistik berupa tuturan lisan yang tidak santun antara guru dan siswa yang berupa tuturan yang memain-mainkan muka mitra tuturnya. Wujud ketidaksantunan linguistik tersebut sebagai berikut. Tuturan B2 : Lali buk. Di kertas e. Tuturan B3: Pak, nggak mau pelajaran Capek Dari kemarin pelajaran terus. Tuturan B4: Siap juragaan Tuturan B5: Weh? Ha kok banyak bangeeettt Ciyus? Tuturan B7: Wah, makin lama kamu jadi kurus aja. Apelannya kurang?

4.2.2.2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik

Wujud ketidaksantunan pragmatik dapat dilihat berdasarkan uraian konteks yang menyertai tuturan. Adapun konteks-konteks dalam tuturan yang memain- mainkan muka sebagai berikut. Tuturan B2: tuturan tersebut dituturkan pada saat mitra tutur menanyakan kepada penutur yang tidak maju presentasi terkait masalahnya. Penutur merasa dia tidak presentasi karena tidak membawa bahannya. Tuturan B3: tuturan tersebut dituturkan pada saat mitra tutur akan mengulang materi pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Penutur merasa bahwa minggu itu sangat padat ulangan dan sudah merasa lelah. Tuturan B4: tuturan tersebut dituturkan pada saat mitra tutur meminta penutur untuk menuliskan kunci jawaban mid semester. Tuturan B5: tuturan tersebut dituturkan pada saat mitra tutur memberikan kisi-kisi jumlah soal UAS pilihan ganda yang berjumlah 40 soal kepada penutur. Penutur merasa soal yang berjumlah 40 tersebut terlalu banyak. Tuturan B7: tuturan tersebut dituturkan pada saat penutur melihat mitra tutur yang sebelumnya badannya agak gemuk tetapi sekarang semakin kurus. Nilai pelajaran mitra tutur juga menurun.

4.2.2.3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik

Penanda ketidaksantunan linguistik dapat dilihat berdasarkan nada, tekanan, intonasi, dan diksi. Adapun penanda-penanda ketidaksantunan linguistik yang memain-mainkan muka sebagai berikut. Tuturan B2: nada rendah, tekanan lemah, intonasi berita, dan diksi yang digunakan ialah nonstandar yang berupa penggunaan kata tidak baku buk dan penggunaan interferensi ke dalam bahasa Jawa lali. Tuturan B3: nada sedang, tekanan sedang, intonasi berita, dan diksi yang digunakan ialah nonstandar yang berupa penggunaan kata tidak baku nggak dan kata populer pelajaran. Tuturan B4: nada rendah, tekanan sedang, intonasi berita, dan diksi yang digunakan ialah Tuturan B5: nada sedang, tekanan sedang, intonasi tanya, dan diksi yang digunakan ialah nonstandar dan kata slang. Bahasa nonstandar ditunjukkan oleh penggunaan