Penanda Ketidaksantunan Pragmatik Memain-mainkan Muka

dalam praktik berbahasa yang tidak santun itu. Perilaku berbahasa tidak santun tersebut terdapat dalam perilaku berbahasa yang mengancam muka, ancaman terhadap muka itu dilakukan secara sembrono gratuitous, hingga akhirnya tindakan berkategori sembrono demikian itu mendatangkan konflik, atau bahkan pertengkaran, dan tindakan tersebut dilakukan dengan kesengajaan purposeful. Tuturan-tuturan yang mengandung kesembronoan dianalisis sebagai berikut. Cuplikan Tuturan 11 Penutur: siswa kelas XII, umur 18 tahun Mitra tutur: guru perempuan, umur 30 tahun A: Buk, bajunya seksi bangeeettt. sambil melihat baju mitra tutur C4 B: merasa malu Konteks tuturan: Suasana ketika di dalam kelas. Penutur melihat bahwa baju yang dipakai mitra tutur terlalu seksi. Cuplikan Tuturan 12 Penutur: siswa kelas XI, umur 17 tahun Mitra tutur: guru laki-laki, umur 25 tahun A: Ujung Bumi pada zaman Yesus menurut kalian di mana? B: Slemaaaaannnn…. C9 Konteks tuturan: Suasana ketika mitra tutur menanyakan ujung bumi pada zaman Yesus. Penutur menjawab untuk menarik perhatian siswa lain. Cuplikan Tuturan 13 Penutur: siswa kelas X, umur 15 tahun Mitra tutur: guru perempuan, umur 30 tahun A: bertemu mitra tutur di koridor sekolah Buk, how are you? C11 B: Heh, opo kowe? Konteks tuturan: Penutur sedang berpapasan dengan mitra tutur pada saat jam pergantian pelajaran. Penutur ingin menyapa mitra tutur. Cuplikan Tuturan 14 Penutur: siswa kelas XI, umur 16 tahun Mitra tutur: guru perempuan, umur 43 tahun A: Buk aku sepertinya lihat seseorang yang sangat aku kenal deh. B: Emangnya kenapa? A: Itu buk, soalnya kelihatan betisnya gedheeee bangeeeeeettttt… C12 Konteks tuturan: Penutur bertemu dengan mitra tutur di meja piket. Penutur mengatakan kepada mitra tutur bahwa ia seperti melihat salah satu guru yang sangat dikenal dari jarak jauh. Mitra tutur menanyakan kepada penutur mengapa penutur bisa mengetahui hal tersebut. Cuplikan Tuturan 15 Penutur: siswa kelas XII, umur 18 tahun Mitra tutur: guru laki-laki, umur 25 tahun mitra tutur sedang menunjukkan video tentang seksualitas kepada para siswa A: Buk, dulu ibuk waktu malam pertama ngapain? C15 B: Kamu ini, mau tahu saja. Yang jelas ya sedang bersama suami saya. Konteks tuturan: Mitra tutur sedang menunjukkan video tentang seksualitas kepada siswa-siswa. Penutur penasaran dengan yang dilakukan mitra pada waktu malam pertama dahulu.

4.2.3.1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik

Wujud ketidaksantunan linguistik berupa tuturan lisan yang tidak santun antara guru dan siswa yang berupa tuturan yang sembrono. Wujud ketidaksantunan linguistik tersebut sebagai berikut. Tuturan C4: Buk, bajunya seksi bangeeettt. sambil melihat baju mitra tutur Tuturan C9: Slemaaaaannnn…. Tuturan C11: Buk, how are you? Tuturan C12: Itu buk, soalnya kelihatan betisnya gedheeee bangeeeeeettttt… Tuturan C15: Buk, dulu ibuk waktu malam pertama ngapain?

4.2.3.2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik

Wujud ketidaksantunan pragmatik dapat dilihat berdasarkan uraian konteks yang menyertai tuturan. Adapun konteks-konteks dalam tuturan yang berupa kesembronoan sebagai berikut. Tuturan C4: suasana ketika di dalam kelas. Penutur melihat bahwa baju yang dipakai mitra tutur terlalu seksi. Tuturan C9: suasana ketika mitra tutur menanyakan ujung bumi pada zaman Yesus. Penutur menjawab untuk menarik perhatian siswa lain. Tuturan C11: penutur sedang berpapasan dengan mitra tutur pada saat jam pergantian pelajaran. Penutur ingin menyapa mitra tutur. Tuturan C12: penutur bertemu dengan mitra tutur di meja piket. Penutur mengatakan kepada mitra tutur bahwa ia seperti melihat salah satu guru yang sangat dikenal dari jarak jauh. Mitra tutur menanyakan kepada penutur mengapa penutur bisa mengetahui hal tersebut. Tuturan C15: mitra tutur sedang menunjukkan video tentang seksualitas kepada siswa-siswa. Penutur penasaran dengan yang dilakukan mitra pada waktu malam pertama dahulu.

4.2.3.3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik

Penanda ketidaksantunan linguistik dapat dilihat berdasarkan nada, tekanan, intonasi, dan diksi. Adapun penanda-penanda ketidaksantunan linguistik yang berupa kesembronoan ialah sebagai berikut. Tuturan C4: nada sedang, tekanan sedang, intonasi berita, dan diksi yang digunakan ialah nonstandar yang ditunjukkan dengan penggunaan kata tidak baku buk dan banget. Tuturan C9: nada sedang, tekanan sedang, dan intonasi berita. Tuturan C11: nada sedang, tekanan lemah, intonasi tanya, dan diksi yang digunakan ialah nonstandar yang berupa penggunaan interferensi ke dalam bahasa Inggris how are you dan penggunaan kata tidak baku buk. Tuturan C12: nada sedang, tekanan sedang, intonasi berita, dan diksi yang digunakan ialah nonstandar yang berupa penggunaan bahasa tidak baku buk dan banget serta penggunaan interferensi ke dalam bahasa Jawa gedhe.