Rangkuman Teori Ketidaksantunan Berbahasa

ilokusioner cenderung tidak hanya digunakan untuk menginformasikan sesuatu, tetapi juga melakukan sesuatu sejauh situasi tuturnya dipertimbangkan dengan seksama. Perhatikan contoh-contoh yang diberikan Wijana 2011:23 berikut ini. 4 Saya tidak dapat datang. 5 Ada anjing gila. 6 Rambutmu sudah panjang. Kalimat 4 s.d 6 ini tidak saja memberi informasi tertentu sesuai isi kalimat itu tetapi juga untuk melakukan sesuatu jika dipertimbangkan situasi tuturnya berikut ini. Kalimat 4 bila diutarakan oleh seseorang kepada temannya yang baru saja merayakan ulang tahun, tidak hanya berfungsi untuk menyatakan sesuatu, tetapi untuk melakukan sesuatu, yakni meminta maaf. Informasi ketidakhadiran petutur dalam hal ini kurang begitu penting karena besar kemungkinan lawan tutur sudah mengetahui hal itu. Kalimat 5 yang biasa ditemui di pintu pagar atau di bagian depan rumah pemilik anjing tidak hanya berfungsi untuk membawa informasi, tetapi untuk memberi peringatan. Akan tetapi, bila ditujukan kepada pencuri, tuturan itu mungkin pula diutarakan untuk menakut-nakuti. Kalimat 6 bila diucapkan oleh seorang lelaki kepada pacarnya, mungkin berfungsi untuk menyatakan kekaguman atau kegembiraan. Akan tetapi, bila diutarakan oleh seorang ibu kepada anak lelakinya, atau seorang isteri kepada suaminya, kalimat ini dimaksudkan untuk menyuruh atau memerintah agar sang suami memotong rambutnya. Gambaran contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa tindak ilokusi sangat sukar diidentifikasi karena terlebih dahulu harus mempertimbangkan siapa penutur dan lawan tutur, kapan dan di mana tindak tutur itu terjadi, dan sebagainya. Selain itu, tindak ilokusi ditampilkan melalui penekanan komunikatif suatu tuturan. Itulah sebabnya tindak ilokusi menjadi bagian yang sentral untuk memahami tindak tutur. Tindak tutur ilokusi sering menjadi kajian utama dalam bidang pragmatik Rahardi, 2009:17. Searle 1983, dalam Rahardi: Ibid. dan Rahardi: 2005:36-37 menggolongkan tindak tutur ilokusi dalam lima macam bentuk tuturan, yakni 1 Asertif assertives atau representatif, yaitu bentuk tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang diungkapkan, misalnya menyatakan stating, menyarankan suggeting, membual boasting, mengeluh complaining, dan mengklaim claiming. 2 Direktif direcitives yakni bentuk tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat pengaruh agar si mitra tutur melakukan tindakan, misalnya memesan ordering, memerintah commanding, memohon requesting, menasihati advising, dan merekomendasi recommending. 3 Ekspresif expressives yakni bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan, misalnya berterima kasih thinking, memberi selamat