148
7.3. Identifikasi Masalah Dan Kebutuhan
Berdasarkan kajian secara komprehensif tentang potensi-potensi yang ada di dalam permukiman dan hasil evaluasi terhadap program pengembangan
masyarakat yang telah dilaksanakan pada praktek lapangan l dan II ternyata belum mampu berkembang sesuai dengan pedoman yang ada. Hasil analisis
terhadap kelompok KBS – KUBE dapat diketahui bahwa masih lemahnya kapasitas kelompok baik dari aspek kelembagaan, sosial maupun ekonomi
merupakan penyebab ketidakberdayaan kelompok dalam mengembangkan kelompok KBS – KUBE.
Permasalahan kelompok KBS – KUBE permasalahan juga terjadi pada anggota kelompok sebagai individu. Kapasitas individu dalam kelompok yang rendah
menyebabkan pengelolaan kelompok KBS - KUBE belum bisa berkembang dengan baik.
Dengan permasalahan yang dialami baik anggota kelompok sebagai individu ,dan kelompok KBS – KUBE maka dalam penyusunan program pemberdayaan
dapat dilihat dari dua aras yaitu peningkatan kapasitas individu dan kelompok KBS - KUBE. Dengan penyusunan program tersebut diharapkan komunitas eks
penderita kusta dapat diberdayakan melalui penguatan individu dan kelompok sehingga dapat meningkatkan keberfungsian sosialnya.
7.3.1. Identifikasi masalah dan kebutuhan kelompok KBS – KUBE
Ada tiga permasalahan pokok yang dihadapi oleh kelompok KBS – KUBE yaitu lemahnya kelembagaan yang meliputi struktur dan kultur, lemahnya aspek sosial
dan aspek kemampuan ekonomi. Upaya untuk mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan tersebut dilaksanakan dengan wawancara mendalam dan diskusi
kelompok. Hasil identifikasi tersebut adalah dapat dilihat pada tabel 17 sebagai berikut :
149
Tabel 17. Identifikasi permasalahan pada aras dinamika kelompok Tahun 2005. Masalah Utama
Penyebab Alternatif Pemecahan
Lemahnya aspek kelembagaan struktur
kelompok KBS-KUBE Kasus Kelompok Bangkit
Mulia dan Sumber Makmur Lemahnya aspek
kelembagaan kultur kelompok KBS-KUBE
Kasus kelompok Sumber Makmur
Lemahnya aspek Sosial Kelompok KBS-KUBE
Kasus kelompok Sumber Makmur.
Lemahnya aspek ekonomi Kelompok KBS
KUBEKasus kelompok Sumber Makmur
Lemahnya integrasi, solidaritas dan kohesivitas
Kasus Kelompok Sumber Makmur
¾ Lemahnya manajemen kelompok dalam hal ini
tidak berfungsinya pengurus KBS-KUBE,
komunikasi, dan pola kepemimpinan.
¾ Lemahnya mekanisme kerja KUBE, lemahnya
kontrol sosial, administrasi KUBE,
lemahnya keikutsertaan perempuan dalam
kepengurusan KBS - KUBE
¾ Lemahnya kelompok dalam menerapkan norma
dan aturan yang berlaku dalam KUBE.
¾ Lemahnya kepercayaan dan kerjasama antar
anggota kelompok dalam melakukan kegiatan.
¾ Belum ada kontrol sosial antara anggotatetangga
¾ Lemahnya motivasi kelompok.
¾ Lemahnya kepedulian sosial antar anggota
kelompok. ¾ Lemahnya rasa turut
memiliki Lemahnya pendapatan KBS –
KUBE Tidak ada saling
ketergantungan antar anggota kelompok.
¾ Pelatihan Tugas Pokok dan Fungsi
Pengurus Ketua, Sekretaris dan
Bendahara,
¾ Pelatihan Administrasi
Pengurus ¾ Pelibatan
perempuan dalam kegiatan.
¾ Perlunya menyelenggarakan
pertemuan rutin ¾ Pembuatan aturan
tertulis, ¾ Permainan
Dinamika kelompok dan musyawarah.
Pendampingan sosial Sistim konsultasi
Diklat Teknik Produksi Kambing
Lomba kelompok KBS-KUBE.
Sumber : Hasil resume wawancara dan diskusi kelompok
150
Permasalahan pertama yang dihadapi oleh kelompok KBS – KUBE adalah lemahnya aspek kelembagaan yang meliputi struktur dan kultur. Aspek ini sangat
penting karena tumbuh dan berkembangnya kelompok berkaitan dengan aspek tersebut. Penyebab lemahnya apek kelembagaan yang bersifat struktur adalah
lemahnya manajemen kelompok dalam hal ini tidak berfungsinya pengurus KBS- KUBE, komunikasi, tujuan dan pola kepemimpinan, dan pengelolaan
administrasi. Sedangkan secara kultur adalah lemahnya kelompok dalam menerapkan norma dan aturan yang berlaku dalam KUBE serta lemahnya
kepercayaan dan kerjasama antar anggota kelompok dalam melakukan kegiatan serta belum ada kontrol sosial antara anggotatetangga.
Kedua, aspek sosial ini disebabkan lemahnya motivasi kelompok, lemahnya kepedulian sosial antar anggota kelompok dan lemahnya rasa turut memiliki.
Ketiga aspek ekonomi lemahnya tingkat ekonomi penerima bantuan ini menyebabkan sedikit mempunyai permasalahan yang menyangkut pemenuhan
kebutuhan maka kambing akan dijual. Keempat lemahnya integrasi, solidaritas dan kehesivitas kelompok.
Kelemahan itu tidak saja muncul begitu saja tetapi melalui proses dari awal pembentukan KBS – KUBE sampai pada perkembangannya sekarang.
Kelemahan ketiga aspek tersebut disebabkan karena 1 Proses pembentukan KBS - KUBE bersifat top down ; 2 tidak ada bimbingan sosial sebagai bekal
kelompok dalam mengelola KUBE ; 3 penguasaan pendamping dalam pengelolaan KUBE sangat terbatas belum pernah mengikuti pendidikan dan
latihan KUBE ini berakibat bahwa dalam memberi penjelasan terhadap kelompok hanya berkisar masalah pengguliran dan administrasi saja.
Dengan keberadaan komunitas eks penderita kusta baik segi pendidikan maupun psikologis, maka peran pendamping diharapkan intensif dalam melaksanakan
pendampingan. Berdasarkan wawancara dan diskusi kelompok dengan anggota kelompok KBS – KUBE pada umumnya mereka membutuhkan pendidikan dan
latihan supaya dapat mengelola KUBE dengan baik terutama mengenai aspek kelembagaan struktural, kultur maupun aspek sosial dan ekonomi..
151
7.3.2. Identifikasi masalah dan kebutuhan individu