17
2.3. Tinjauan Tentang Kelompok dan Dinamika Kelompok
Tidak ada definisi kelompok yang secara umum dapat diterima. Sebaliknya, dapat disajikan suatu jajaran pandangan yang telah ada, dan dari berbagai
pandangan tersebut dapat dikembangkan suatu definisi bandingan tentang kelompok.
2.3.1. Kelompok Dalam Artian Persepsi
Banyak ahli ilmu perilaku berpendapat bahwa untuk dianggap sebagai suatu kelompok, anggota suatu kelompok harus mempersepsikan hubungan mereka
terhadap yang lainnya. Sebagai contoh : Suatu kelompok kecil didefinisikan sebagai orang-orang yang terlibat
dalam interaksi satu sama lain dalam suatu pertemuan tatap muka atau serangkaian pertemuan semacam itu, dimana setiap anggota
menerima beberapa kesan atau persepsi yang cukup jelas tentang anggota lainnya sehingga ia dapat, pada saat itu atau bersoal jawab
kemudian, memberikan reaksi satu sama lain sebagai seorang individu, meskipun hal itu mungkin hanya untuk mengingat bahwa
yang lain hadir.
Pandangan ini menunjukkan bahwa anggota suatu kelompok harus mempersepsikan keberadaan eksistensi, setiap anggota dan keberadaan
kelompok itu sendiri
.
2.3.2. Kelompok dalam Artian Organisasi
Para ahli Sosiologi memandang kelompok terutama dalam hubungannya dengan ciri-ciri keorganisasian. Misalnya menurut definisi sosiologi, kelompok
ialah : Suatu sistem yang diorganisasikan dari dua orang atau lebih yang
saling berhubungan sehingga sistem tersebut melakukan berbagai fungsi, mempunyai seperangkat standar hubungan, peranan para
anggotanya dan mempunyai seperangkat norma yang mengatur fungsi kelompok dan masing-masing anggotanya.
Pandangan tersebut menekankan beberapa karakteristik kelompok yang penting, seperti peranan dan norma.
18
2.3.3. Kelompok dalam Artian Motivasi
Kelompok yang gagal membantu anggotanya memenuhi kebutuhannya akan mendapat kesulitan untuk melangsungkan hidupnya. Pandangan ini
mendefinisikan kelompok sebagai : Sekumpulan individu yang keberadaannya sebagai suatu kumpulan
menguntungkan individu-individu.
2.3.4. Kelompok dalam Artian Interaksi
Para ahli teori mengasumsikan bahwa interaksi dalam bentuk saling ketergantungan adalah inti “kekelompokan”. Pandangan yang menekankan
interaksi antar pribadi adalah : Yang kita maksudkan dengan kelompok yaitu sejumlah orang yang
berkomunikasi satu sama lain dan sering melampaui rentang waktu tertentu, serta jumlahnya cukup sedikit, sehingga setiap orang
dapat berkomunikasi satu sama lain, tidak sebagai orang kedua, melalui orang lain, tetapi saling berhadapan.
Keempat pandangan tersebut penting, karena semuanya menunjukkan kepada gambaran penting tentang kelompok.
Johnson Johnson 1987 dalam Sarwono 1997 mengidentifikasi sedikitnya tujuh jenis definisi kelompok yang penekanannya berbeda – beda yaitu :
1. Kumpulan individu yang saling berinteraksi Bonner, 1959; Stogdill, 1959. 2. Satuan unit sosial terdiri atas dua orang atau lebih yang melihat diri mereka
sendiri sebagai bagian dari kelompok itu Bales, 1950;Smith, 1945. 3. Sekumpulan individu yang saling tergantung Cartwright Zander, 1968;
friedler, 1967; Lewin, 1951. 4. Kumpulan individu yang bersama-sama bergabung untuk mencapai satu
tujuan Deutsch, 1959; Mills, 1967. 5. Kumpulan individu yang mencoba untuk memenuhi beberapa kebutuhan
melalui penggabungan diri mereka joint association Bass, 1960;Cattell, 1951.
6. Kumpulan individu yang interaksinya diatur distrukturkan oleh atau dengan seperangkat peran dan norma McDavid Harari, 1968; Sherif Sherif,
1956. 7. Kumpulan individu yang saling mempengaruhi Shaw, 1976.
19
Berdasarkan kumpulan berbagai definisi itu, Johnson Johnson 1987 dalam Sarwono 1997 sendiri kemudian merumuskan definisinya sebagai berikut :
Sebuah kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi tatap muka face to face interaction, yang masing-masing menyadari
keanggotaannya dalam kelompok, masing-masing menyadari keberadaan orang lain yang juga anggota kelompok, dan masing-
masing, menyadari saling ketergantungan secara positif dalam mencapai tujuan bersama.
Soekanto 2002, membagi kelompok menjadi kelompok formal dan kelompok informal. Kelompok formal adalah kelompok yang keanggotaannya terbentuk
menurut struktur resmi dan aturan yang dibuat dengan sengaja oleh anggotanya. Sebaliknya kelompok informal merupakan kelompok yang tidak memiliki struktur
tertentu dan aturan dibuat secara tidak tegas. Berdasarkan pengertian tersebut maka terdapat aspek dalam kelompok yaitu persepsi, organisasi dan aspek
motivasi seperti yang dijelaskan di atas. Di dalam interaksi diantara anggota kelompok ada kekuatan atau pengaruh
Nitimihardjo dan Iskandar, 1993. Anggota kelompok yang berinteraksi secara tetap mempengaruhi dan dipengaruhi oleh anggota kelompok lainnya.
Keberadaan kekuatan yang saling mempengaruhi menyebabkan anggota kelompok dapat mengajak orang lain untuk mencapai tujuan kelompok.
Pencapaian tujuan kelompok dapat dilakukan dengan baik melalui koordinasi. Kepemimpinan didefinisikan sebagai penggunaan kekuatan untuk mencapai
tujuan dan memelihara kelompok. Minat-minat yang bertentangan dan konflik tidak mungkin dapat diatur tanpa menggunakan kekuatan kontrol. Tidak ada
komunikasi tanpa pengaruh, yang berarti tidak ada komunikasi tanpa kekuatan. Dengan demikian kekuatan merupakan esensi bagi semua keberfungsian
kelompok. Pengertian dinamika kelompok dapat diartikan melalui asal katanya yaitu
dinamika dan kelompok. Dinamika berarti tingkah laku warga yang satu secara langsung mempengaruhi warga yang lain secara timbal balik. Jadi, dinamika
berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain secara timbal balik dan antara anggota
dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat kelompok
group spirit terus menerus berada dalam kelompok itu. Oleh karena itu
20
kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap kelompok yang bersangkutan dapat berubah.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dinamika kelompok berarti suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan
psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain. Dengan kata lain, antar anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung
dalam situasi yang dialami secara bersama-sama. Pengertian dinamika kelompok yang lain yaitu kekuatan-kekuatan di dalam
kelompok yang menentukan perilaku kelompok dan perilaku segala anggota kelompok untuk mencapai tujuan. Pencapaian tujuan kelompok sangat
ditentukan oleh tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelompok. Untuk dapat melakukan analisis dinamika kelompok, dapat dilakukan
dengan beberapa pendekatan, diantaranya adalah pendekatan sosiologis dan pendekatan psikososial. Pendekatan psikososial seringkali dilakukan, karena
dalam psikososial dilakukan kajian terhadap perilaku anggota kelompok dalam melaksanakan tugas atau kegiatan demi tercapainya tujuan kelompok.
Unsur – unsur dinamika kelompok menurut Ruth Benedict 1972 dalam Santosa 2004 adalah sebagai berikut :
1. Kohesipersatuan Dalam persoalan kohesi akan dilihat tingkah laku anggota dalam kelompok,
seperti proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilahan, nilai kelompok.
2. Motifdorongan Persoalan motif ini berkisar pada interes anggota terhadap kehidupan
kelompok, seperti kesatuan berkelompok, tujuan bersama, orientasi diri terhadap kelompok.
3. Struktur Persoalan ini terlihat pada bentuk pengelompokan, bentuk hubungan,
perbedaan, kedudukan antar anggota dan pembagian tugas. 4. Pimpinan
Persoalan pimpinan tidak kalah pentingnya pada kehidupan berkelompok, hal ini terlihat pada bentuk-bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan, sistem
kepemimpinan.
21
5. Perkembangan kelompok
Persoalan perkembangan kelompok dapat terlihat pada perubahan dalam kelompok, senangnya anggota kelompok dalam kelompok, perpecahan
kelompok. Unsur-unsur dinamika kelompok yang menjadi pertimbangan dalam kajian ini
adalah motivasi berkelompok, Kepedulian sosial , rasa turut memiliki, kerjasama antar anggota kelompok, kontrol sosial.
2.4. Tinjauan Tentang Kelompok Sebagai Media Pemberdayaan