Identifikasi Permasalahan dan Kebutuhan Komunitas

152 Permasalahan pertama adalah tidak adanya keterlibatan individu dalam pengambilan keputusan. Penyebab utamanya dalah rendahnya pendidikan dan ketrampilan individu dalam pemecahan masalah yang dihadapi serta masih dominannya tokoh dalam pengambilan keputusan serta sifat kepatuhan individu terhadap tokoh tersebut. Bila ditengok ke belakang mengapa terjadi demikian maka seperti dijelaskan di depan bahwa kelompok KBS-KUBE Bangkit mulai adalah semua anggotannya berasal dari Rumah Sakit Nganget dan dalam jangka waktu yang lama dan yang menjadi tokoh sekarang, adalah tokoh juga di rumah sakit sehingga sifat-sifat kepatuhan sangat menonjol di kelompak KBS-KUBE Bangkit Mulia. Berbeda dengan anggota kelompok Sumber Makmur karena datangnya tidak bersama maka ikatan emosional sangat rendah ini ditandai dengan tidak adanya kerjasama antara anggota kelompok dan pengambilan keputusan dilaksanakan tanpa minta ijin kepada Ketua RT. Dengan demikian kepatuhan kepala Ketua RT di kelompok KBS – KUBE Sumber Makmur sangat rendah. Ini berpengaruh pada sikap berani mengambil keputusan sendiri namun cenderung tidak sesuai dengan aturan yang ada. Komunitas eks penderita kusta setiap warganya adalah merupakan pendatang, dengan berbagai latar belakang yang berbeda ada yang dulunya memang seorang yang sudah biasa memelihara kambing dan ada yang tidak. Dengan kondisi itu maka pemeliharaan kambing yang ada sekarang tentunya tidak semua berkembang dengan baik, maka diperlukan pendidikan dan latihan produksi kambing supaya kambing dapat berkembang banyak. Dengan perkembangan tersebut secara ekonomi kondisi eks penderita kusta akan meningkat dan dari sisi psikologis ada perasaan tenang karena bila terjadi sakit mendadak atau memperlukan sesuatu masih mempunyai kambing yang sewaktu-waktu bisa dijual.

7.3.3. Identifikasi Permasalahan dan Kebutuhan Komunitas

Kebutuhan untuk mengembangkan jejaring sangat mutlak diperlukan untuk membangun suatu komunitas. Seperti yang dialami oleh komunitas eks penderita kusta disamping penguatan kelompok dan peningkatan kapasitas individu juga dibutuhkan jejaring untuk membantu merumuskan dan memecahkan 153 permasalahan yang ada, dengan melibatkan berbagai stakeholders yang ada sesuai dengan fungsinya masing-masing. Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa di komunitas eks penderita kusta banyak stakeholders yang berada di dalam maupun diluar baik itu bersifat horizntal maupun vertikal, nanum keterilbatannya dalam mengembangkan komunitas eks penderita kusta belum optimal. Hasil wawancara dan diskusi kelompok dapat dilihat pada tabel 19. Tebel 19. Hasil identifikasi permasalahan pada aras komunitas Tahun 2005. Masalah Utama Penyebab Alternatif Pemecahan Lemahnya kelompok dalam membangun jejaring antar kelompok dalam komunitas. Lemahnya koordinasi antar LSM dan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur Labilnya kondisi mental eks penderita kusta Perasaan minder, kurang percaya diri akibat sakit yang pernah diderita Ada rasa kekuatiran pihak luar bila bekerjasama dengan eks penderita kusta Ada sebagian eks penderita kusta yang belum diketahui tingkat kesembuhannya Banyaknya kelompok- kelompok dalam komunitas. Belum adanya wadah sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan pengembangan eks penderita kusta. Merasa tidak berguna dalam menjalani kehidupan. Perasaan tidak diterima oleh masyarakat di luar komunitas eks penderita kusta. Ketidaktahuan masyarakat di luar komunitas eks penderita kusta bahwa eks penderita kusta sudah tidak menular lagi. Tidak dilaksanakan deteksi dini tentang penderita kusta di Dusun Nganget. Pembentukan Forum Komunikasi Informal Antar Tokoh Agama. Forum Komunikasi Antar LSM Pengajiantahlilan dari luar komunitas. Konseling dengan psikologpekerja sosial. Penyuluhan terpadu kesehatan dan sosial Konseling klinis. Dilaksanakan Dinas KesehatanRumah Sakit Kusta MojokertoBalai Pengobatan. Sumber : Hasil wawancara dan diskusi kelompok. 154 Permasalahan pertama adalah lemahnya kelompok KBS-KUBE dalam membangun jejaring antar kelompok dalam komunitas ini disebabkan banyaknya kelompok-kelompok yang ada di dalam komunitas yang sudah terbentuk lama dan mempunyai kepentingan masing-masing, seperti lembaga keagamaan Lembaga Dakwah Islam Indonesia LDII ingin menambah jumlah anggota sementara kelompok Nahdatul Ulama NU juga menginginkan jumlah anggotanya bertambah. Permasalahan kedua adalah lemahnya koordinasi antara LSM dan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur dalam membangun jejaring sehingga pelaksanaan program- program di komunitas eks penderita kusta dilaksanakan sendiri-sendiri tanpa koordinasi satu sama lain sehingga tidak ada keterpaduan program akibatnya program tidak bisa berkelanjutan. Permasalahan ketiga adalah labilnya kondisi mental eks penderita kusta ini disebabkan adanya sikap hidup yang memandang dirinya tidak berguna dan selalu membuat keluarga menjadi malu dengan adanya pengajian secara rutin diharapkan akan memperkuat mental dan sikap eks penderita dalam menghadapi dan menjalani kehidupannya di tengah-tengah masyarakat yang lain. Permasalahan keempat yaitu adanya sikap minder dan kurang percaya diri yang dialami eks penderita kuata akibat sakit yang pernah dideritanya ini disebabkan adanya perasaan tidak diterima oleh masyarakat di luar komunitas eks penderita kusta maka pemberian motivasi sangat penting untuk memberi dorongan kepada eks penderita kusta supaya mempnyai kepercayaan diri. Permasalahan kelima adalah adanya rasa kekuatiran yang berlebihan dari pihak luar komunitas bila akan bekerjasama dengan komunitas eks penderita kusta. Baik dari segi kesehatan takut ketuluran penyakitnya, ataupun sikap skeptis dari beberapa pihak terhadap komunitas eks penderita kusta karena ketidaktahuan mereka tentang eks penderita kusta. Permasalahan keenam adalah bahwa setelah diadakan penelitian maka ditemukan khususnya di RT.04 ada beberapa orang yang masih belum sembuh benar dari penyakit kusta dengan demikian perlu diadakan pemeriksaan kembali supaya bisa dipastikan bahwa yang berada di Dusun Nganget adalah semua eks penderita kusta. Kebutuhan yang dirasakan oleh komunitas eks penderita kusta adalah mereka sangat membutuhkan jejaring dan pemeiksaan kembaliulang terhadap warga Dusun sehingga bisa dipastikan semua sudah sembuh sehingga 155 tidak ada rasa kuatir pihak luar untuk menjalin kerjasama. Bila jejaring dapat terbangun maka dapat meningkatkan keeratan anggota kelompok-kelompok dalam komunitas dengan kelompok KBS-KUBE atau antar kelompok KBS-KUBE yang ada di Dusun Nganget. Dengan jejaring yang terbangun dengan kuat maka anggota kelompok KBS-KUBE dapat mengatasi berbagai permasalahan- permasalahan yang mereka alami baik masalah individu, keluaarga, kelompok maupun lingkungan sosialnya sehngga bisa meningkatkan keberfungsian sosialnya.

7.4. Penyusunan Perencanaan Program Kerja Aras Kelompok, Individu dan Komunitas.

Dokumen yang terkait

Implementasi Kelompok Usaha Bersama (Kube) Tani Di Dusun III Desa Pematang Lalang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

2 78 100

Evaluasi Anggota Kelompok Tani Terhadap Peran Pengurus Kelompok Tani dalam Pelaksanaan Musyawarah Kelompok Tani di Kabupaten Langkat

21 135 83

Peran Pekerja Sosial Masyarakat Pendamping Kelompok Usaha Bersama (KUBE)Dalam Pemberdayaan Keluarga Miskin Di Desa Toto Mulyo Kecamatan Way Bungur Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013

0 21 79

Pemberdayaan Komunitas Petani Miskin Melalui Pengembangan Kelompok Usaha Bersama (Kasus KUBE Ternak Sapi di Desa Beji Kecamatan Patuk Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta)

0 9 10

PEMBERDAYAAN DIFABEL DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL MELALUI PROGRAM KELOMPOK USAHA BERSAMA ( KUBE )

0 11 152

OPTIMISME HIDUP PENYANDANG KUSTA DI DUSUN NGANGET TUBAN JAWA TIMUR.

0 3 9

REKONSTRUKSI PEMODELAN KELOMPOK USAHA BERSAMA DALAM PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN Studi Kasus : Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial.

0 0 37

PEMBERDAYAAN KELUARGA MELALUI KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) SRIKANDI DI DUSUN GAMOL, DESA BALECATUR, GAMPING, SLEMAN, YOGYAKARTA.

0 3 184

PENGEMBANGAN MODEL PENDAMPING SOSIAL KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DALAM PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 241

PEMBERDAYAAN KELUARGA NELAYAN MELALUI PROGRAM KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DI KAMPUNG MACCINI BAJI KELURAHAN PUNDATA BAJI KECAMATAN LABAKKANG KABUPATEN PANGKEP

0 0 92