63
berasal dari luar komunitas yaitu : 1 tidak akan diajak berjabat tangan; 2 tidak akan diberi minuman atau makanan yang sifatnya terbuka.
4.11.1. Lembaga Kemasyarakatan
Di pemukiman eks penderita kusta belum banyak lembaga kemasyarakatan, lembaga yang ada hanya bersifat kelembagaan agama, seperti NU Nahdatul
Ulama, Lembaga Dakwah Islam Indonesia LDII dan Lembaga Gereja. Di dalam organisasi Nahdatul Ulama NU itu ada kelompok tahlilan Ibu-ibu yang
beranggotakan 80 orang. Tahlil dilaksanakan setiap hari Jum’at. Dana yang dapat dikumpulkan tiap minggunya mencapai Rp. 12.000,- sampai dengan
Rp.14.000,- Tahlilan untuk Bapak-bapak dilaksanakan tiap hari Kamis malam Jum’at, namun sifatnya hanya mempunyai nilai ibadah saja.
Di organisasi NU juga ada lembaga Taman Pendidikan Anak TPA dan Taman Pendidikan Qur’an TPQ ini di bangun atas inisiatif lokal dan remaja masjid
sedangkan di Umat Kristiani ada pemuda gereja. Namun dalam hal kerukunan seperti yang dikemukakan P. Markum “bahwa kebiasaan yang ada di pemukiman
eks kusta tiap hari hanya Idul Fitri ataupun Natal mereka saling mengunjungi dan bahkan bila umat Kristiani mengadakan Natal Cup maka panitia juga berasal dari
muslim begitu juga sebaliknya kalau umat Islam merayakan hari besar yang mengiringi musiknya dari umat Kristiani. Sistem mekanisme kontrol sosial
terhadap warga secara khusus tidak ada. Hanya sistem kontrol sosial lebih dilandasi oleh faktor religi agama dan sebagian ketetanggaan.
4.11.2. Jejaring Lembaga Lokal Dengan Lembaga Lain Di Luar Komunitas
Pengembangan usaha-usaha produktif yang berbasiskan pada komunitas diharapkan dapat melibatkan stakeholder yang lain kelembagaan kolaboratif,
seperti organisasi pemerintah dan berbagai organisasi lokal. Dalam hal ini penguatan kelembagaan merupakan hal yang penting dalam pemberdayaan
komunitas. Apabila dilandasi dengan respon yang baik serta prinsip-prinsip partisipatori, maka hasil pemikiran stakeholders ditingkat lokal atau nasional
perlu dikembalikan pada jejaring tingkat komunitas lokal, sehingga rumusan- rumusan dari jejaring ini perlu mendapat tanggapan dari seluruh masyarakat.
Jejaring kelembagan berbasis komunitas tidak harus diformalkan.
64
Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai unsur di permukiman eks penderita kusta, Pegawai Panti serta Aparat Desa dan mempelajari berbagai
laporan serta berbagai permasalahan yang terjadi, maka ada beberapa stakeholders baik yang sifatnya horizontal maupun vertikal, yaitu : 1 Dinas
Sosial Provinsi Jawa Timur; 2 Rumah Sakit Kusta Glagah Mojokerto; 3 Panti Rehabilitasi Sosial Eks Kusta Nganget; 4 Balai PengobatanUnit Rawat Jalan
Nganget; 5 Kantor Kesejahteraan Sosial Kabupaten Tuban; 6 Perhutani; 7 Pasar; 8 Puskesmas; 9 Kepala Desa dan Perangkatnya; 10 Rumah Sakit
Kabupaten Bojonegoro; 11 Pondok PesantrenKyai Nasro’; 12 LDII Cabang Desa Kedungjambe; 13 Lembaga Swadaya Masyarakat. Adapun jejaring sosial
tersebut seperti digambarkan di bawah ini : Gambar 7. Jaringan komunitas permukiman eks kusta dengan komunitas
luar.
Sumber : Praktek Lapangan II Tahun 2004
Keterangan :
Garis koordinasi Garis Komando
Hubungan timbal balik
Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur
RS Bojonegoro
PUSKESMAS Panti
Rehabilitasi
APARAT DESA
Kyai Nso’ NU Desa
PERHUTANI Rumah Sakit
Kusta Mojokerto Kantor Sosial
Kab. Tuban Balai
Pengobatan
KRIS TEN
NU LDII
LDDI Desa
LSM
Komunitas Eks Penderita kusta
Pendeta Desa
65
Mencermati gambar di atas, maka begitu banyak stakeholders yang terlibat dalam jejaring dengan pemukiman eks kusta. Adapun masing - masing
stakeholders yang mempunyai hubungan dan peranan adalah sebagai berikut : 1. Dinas Sosial
Eks penderita kusta adalah salah satu sasaran garapan dari pada Dinas Sosial, maka Dinas Sosial mempunyai kewenangan untuk membantu
permasalahan yang dihadapi oleh eks penderita kusta. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan eks kusta Dinas Sosial memberikan bantuan
fakir miskin berupa bantuan modal sebesar Rp. 50.000.000,- berupa ternak kambing dan simpan pinjam pupuk pertanian. Dalam memberikan bantuan
tersebut langsung melalui Panti Rehabilitasi Sosial Eks Kusta Nganget. 2. Panti Rehabilitasi Sosial Eks Kusta Nganget.
Tugas Pokok dan Fungsi Panti Rehabilitasi Sosial Eks Kusta Nganget sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial mempunyai baik di dalam
maupun diluar panti, disamping secara struktural sebagai namun secara kultural eks kusta yang diluar panti mempunyai hubungan yang sangat dekat
dengan panti yaitu pada waktu rumah sakit dulu dan ada sebagian penghuni panti yang mempunyai ikatan keluarga suami, istri, orang tua, anak dengan
warga eks kusta di luar panti. 3. Balai Pengobatan Unit Rawat Jalan Nganget.
Balai Pengobatan atau Unit Rawat Jalan adalah kepanjangan tangan dari Rumah Sakit Kusta Sumber Glagah Mojokerto yang menangani secara rutin
kesehatan eks kusta baik yang berada di dalam panti maupun luar panti. 4. Perhutani
Perhutani adalah lembaga yang memberi pinjaman lahan untuk warga eks penderita kusta baik dipergunakan untuk sebagian permukiman maupun
ladangpersil. 5. Pondok Pesantren
Kyai Nsr adalah pemimpin pondok pesantren yang mempunyai peranan cukup penting khususnya bagi warga Nahdatul Ulama NU. Karena
kepeduliannya terhadap eks penderita kusta, pernah suatu kali seperti yang
66
dikemukakan oleh Pak Rsd “bahwa kalau eks penderita kusta mau, akan diberikan tanah untuk di tempati tidak jauh dari pondok pesantrennya”.
6. RSU Bojonegoro Puskesmas Penderita eks kusta walaupun sudah dinyatakan sembuh secara medis,
namun sebagai manusia pernah juga mengalami sakit. Dengan sakitnya itu mereka berobat ke Rumah Sakit Umum Bojonegoro karena dianggap lebih
dekat di banding ke Rumah Sakit Umum Tuban. Rumah Sakit yang ada sekarang belum dilengkapi dengan perawatan khusus bagi eks penderita
kusta. 7. Pasar
Pasar mempunyai arti yang sangat penting bagi eks penderita kusta. Karena di pasar tersebut terjadi interaksi dan transaksi dengan masyarakat di luar
pemukiman. Dengan adanya pasar yang bisa menerima dirinya eks penderita kusta dapat memenuhi kebutuhannya.
8. Kantor Kesejahteraan Sosial Kabupaten Tuban dan Aparat Desa Kedungjambe.
Secara administrasi kependudukan eks kusta adalah merupakan warga desa Kedungjambe sekaligus berada dalam wilayah kerja Kantor Kesejahteraan
Sosial Kabupaten Tuban, sehingga permasalahan yang terjadi di komunitas eks penderita kusta secara tidak langsung ikut bertanggungjawb. Namun
secara wilayah bahwa lahan yang ditempati eks penderita kusta tersebut adalah milik Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur dan Perhutani.
9. Tiga orang anggota Badan Perwakilan Desa BPD, desa Kedungjambe berasal dari pemukiman eks kusta, sehingga bila ada aspirasi warga yang
berhubungan dengan pemerintahan atau permasalahan yang ada maka bisa langsung menyampaikan aspirasinya lewat anggota Badan Perwakilan Desa
tersebut. 10. Lembaga Swadaya Masyarakat seperti Yayasan Kusta Indonesia yang peduli
terhadap pengembangan masyarakat dan Yayasan BRE juga memberi bantuan berupa peralatan sekolah dan bahan makanan.
67
Dari 10 lembaga eksternal yang memberi kontribusi langsung adalah Lembaga Dakwah Islam Indonesia LDII, Nahdatul Ulama NU, LSM Lembaga Swadaya
Masyarakat , Panti dan Balai Pengobatan, seperti terlihat dalam tabel 6. Tabel 6. Peta Intervensi Lembaga Eksternal Pada Eks Penderita Kusta di Dusun
Nganget Desa Kedungjambe. Tahun 2005.
Elemen Perhatian
LDII NU LSM
Panti Balai
Pengobatan YKI BRE
Fokus Program
yang ditawarkan
Pembina an mental
agama Pembina
an mental agama
Pengembang an Usaha
pertukangan kayu
Bantuan peralatan
sekolah dan bahan
makanan Pembina
an lanjut Pengobatan
ringan Aspek yang
ditonjolkan Mental
agama Mental
agama ekonomi Sosial
charity Sosial
Psikologi Kesehatan
Pola Pendekatan
Pengembang an Program
Pengajian Pengajian Tahlilan
Pinjaman modal tanpa
bunga Bantuan
sosial Pendam
pingan Sosial
sistim konsulta
si Bila sakit
datang ke Balai
Pengobatan .
Tingkat Keberhasilan
80 80
30 70
50 50
Faktor Utama Kendala
Program Proses
yang lama Proses
yang lama Tidak pernah
dilaksanakan monitoring
dan evaluasi. Banyaknya
bantuan tidak sama
dengan jml orang.
Terbatas nya dana
penbina an lanjut
Keterbatas an obat-
obatan
Sumber : Hasil wawancara Tahun 2005
4.11.3. Proses Sosialisasi Pola Pengasuhan dan Sistem Kekerabatan.