124
jumlah pengguliran lebih banyak dibanding kelompok KBS - KUBE Sumber Makmur dan bahkan sudah terbentuk kelompok KBS - KUBE baru.
Pada disiplin kerja anggota kelompok KBS - KUBE Sumber Makmur masih kurang dibanding dengan kelompok KBS - KUBE Bangkit Mulia. Ini disebabkan
tingkat mobilitas pada kelompok Sumber Makmur lebih tinggi sehingga kadang – kadang berpengaruh pada pemeiliharaan kambingnya. Sedangkan pada
kelompok Bangkit mulia ada saling bekerjasama atau saling membantu antara suami dan istri dalam pemeliharaan kambing, sehingga kambing tetap terpelihara
dengan baik.
6.3. Analisis Aspek Sosial Kelompok KBS - KUBE
Dinamika kelompok berarti suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang
satu dengan anggota yang lain. Dengan kata lain antar anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami
secara bersama-sama. Untuk menganalisis aspek sosial baik anggota kelompok KBS - KUBE Sumber
Makmur dan KBS - KUBE Bangkit Mulia dalam kajian ini di fokuskan kepada yaitu motivasi berkelompok, peran masyarakat, interaksi dalam kelompok dan
kepedulian sosial, rasa turut memiliki dan perkembangan kelompok. Seperti dapat dilihat dalam tabel 15.
Tabel 15. Dinamika kelompok anggota KUBE Bangkit Mulia dan Sumber Makmur Dusun Nganget Tahun 2005.
Dinamika Kelompok Kelompok KUBE
Bangkit Mulia Sumber Makmur
Motivasi berkelompok Mulai tumbuh, ditandai
dengan adanya mengembala secara
bersama Belum tumbuh
Peran Masyarakat Melalui
ketetanggaan Melalui Lembaga
keagamaan Kepedulian Sosial
Bila ada anggota sakit maka anggota yang
lain menolong. Belum ada dalam
kelompok
125
Perkembangan kelompok Muncul kelompok baru Belum tumbuh
kelompok baru Rasa Turut Memiliki
Ditunjukkan dengan pemeliharaan kambing
dengan baik sehingga kambing dapat
berkembang. Belum tumbuh
Kerjasama Kerjasama ditunjukkan
dengan saling menolong dalam
mengembala kambing Kerjasama tidak ada
melainkan bila ada anggota yang tidak bisa
mengembalakan kambing maka
membayar orang untuk mengembalakannya,
Sumber : Hasil wawancara dengan Anggota KBS – KUBE Tahun2005. Analisis motivasi berkelompok pada kedua KSB - KUBE baik kelompok KBS -
KUBE Bangkit Mulia maupun Sumber Makmur bahwa motivasi berkelompok bukan inisiatif masing-masing anggota kelompok KUBE tapi berasal dari pihak
luar yaitu Panti Rehabilitasi Sosial Eks Penderita Kusta Nganget karena akan ada bantuan turun. Analisis peran masyarakat untuk kedua kelompok KUBE
adalah bila pada kelompok KBS - KUBE Bangkit Mulia peran masyarakat dilakukan melalui ketetanggaan artinya bahwa anggota masyarakat yang dalam
hal ini tetangga ikut mengawasi perkembangan kelompok KBS - KUBE khususnya mengenai pemeliharaan kambing. Seperti yang diungkapkan
oleh Pak Ksbl 49 yaitu : “…….. bahwa bila ada anggota kelompok KUBE yang ketahuan
menjual kambing, maka oleh tetangga akan ditegur supaya tidak dijual karena itu adalah bantuan dari pemerintah tidak boleh dijual,
saya sendiri beberapa kali menegur anggota KUBE yang mau menjual kambing dengan alasan tidak bisa merawat lagi ………..”
Bila pada kelompok KBS - KUBE Sumber Makmur peran masyarakat ditunjukkan melalui lembaga keagamaan yaitu melalui Jum’atan dan Tahlilan.
Seperti yang diungkapan oleh Kyai Jsf 65 yaitu : “………. Bahwa untuk mendidik orang sakit itu perlu waktu yang
sangat lama, seperti yang saya lakukan melalui Jum’atan dan Tahlilan baik bapak-bapaknya maupun ibu-ibu itupun tidak mudah kadang-
kadang mereka itu seenaknya sendiri……..”
126
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-
kelompok manusia, atau antara orang perorangan dengan kelompok. Seperti dijelaskan di depan bahwa kelompok-kelompok KBS - KUBE tidak pernah
mengadakan pertemuan, maka interaksi yang terjadi tidak dibatasi oleh kelompok KBS - KUBE yang ada. Secara umum kepedulian sosial eks penderita
kusta terhadap sesama adalah rendah apabila berkaitan dengan bantuan karena mereka berprinsip bila ada bantuan maka semua eks penderita kusta di
permukiman harus mendapat bantuan semua dapat tidak peduli kaya atau miskin karena semua adalah eks penderita kusta.
Bila dikaitkan dengan bantuan maka eks penderita kusta mempunyai rasa memiliki yang juga rendah apabila yang sifatnya bantuan.
Seperti yang diungkapkan oleh Kyai Jsf 65 yaitu : “………. bahwa orang sakit itu kurang mempunyai rasa memiliki
karena mereka berpikiran bantuan itu adalah kepunyaan negara apalagi yang bertempat tinggal di sekitar rumah saya ini karena
sebelumnya mereka tidak pernah menjalanimengikuti pendidikan agak berbeda sedikit dengan yang berada di sosial karena mereka
dulu waktu di rumah sakit selain berobat juga diberi pendidikan ………”
6.4. Analisis Aspek Ekonomi Kelompok KBS – KUBE