67
Dari 10 lembaga eksternal yang memberi kontribusi langsung adalah Lembaga Dakwah Islam Indonesia LDII, Nahdatul Ulama NU, LSM Lembaga Swadaya
Masyarakat , Panti dan Balai Pengobatan, seperti terlihat dalam tabel 6. Tabel 6. Peta Intervensi Lembaga Eksternal Pada Eks Penderita Kusta di Dusun
Nganget Desa Kedungjambe. Tahun 2005.
Elemen Perhatian
LDII NU LSM
Panti Balai
Pengobatan YKI BRE
Fokus Program
yang ditawarkan
Pembina an mental
agama Pembina
an mental agama
Pengembang an Usaha
pertukangan kayu
Bantuan peralatan
sekolah dan bahan
makanan Pembina
an lanjut Pengobatan
ringan Aspek yang
ditonjolkan Mental
agama Mental
agama ekonomi Sosial
charity Sosial
Psikologi Kesehatan
Pola Pendekatan
Pengembang an Program
Pengajian Pengajian Tahlilan
Pinjaman modal tanpa
bunga Bantuan
sosial Pendam
pingan Sosial
sistim konsulta
si Bila sakit
datang ke Balai
Pengobatan .
Tingkat Keberhasilan
80 80
30 70
50 50
Faktor Utama Kendala
Program Proses
yang lama Proses
yang lama Tidak pernah
dilaksanakan monitoring
dan evaluasi. Banyaknya
bantuan tidak sama
dengan jml orang.
Terbatas nya dana
penbina an lanjut
Keterbatas an obat-
obatan
Sumber : Hasil wawancara Tahun 2005
4.11.3. Proses Sosialisasi Pola Pengasuhan dan Sistem Kekerabatan.
Pola pengasuhan yang ada di pemukiman eks kusta ada dua hal yang pertama bahwa pola pengasuh anak diasuh oleh orang tua, yang kedua yaitu pola
pengasuhan dititipkan di Panti Asuhan. Pola pengasuhan dan sistem kekerabatan di pemukiman eks kusta, seperti hasil wawancara dengan tiga
tokoh masyarakat yang tidak mempunyai anak, mereka cenderung mengasuh anak dari keluarga. Sistem kekerabatan yang ada masih cukup kuat khususnya
bagi sesama penderita eks penderita kusta . Ini dapat diamati bahwa pola pemberian bantuan yang ada di pemukiman eks penderita kusta bukan
berdasarkan pelapisan sosial seperti kaya dan miskin , tapi perasaan senasib mempunyai peranan yang cukup kuat, satu dapat bantuan semua harus dapat
68
bantuan . Jadi sistem kekerabatan yang berlaku di permukiman eks kusta adalah berdasar pada senasib sepenanggungan.
4.11.4. Kelembagaan Masyarakat yang Sudah Mengarah pada Organisasi.
Seperti telah diuraikan di atas bahwa di pemukiman eks penderita kusta belum ada kelembagaan yang mengarah pada organisasi sosial kemasyarakatan,
namun berdasarkan agama religi. Lembaga tersebut hanya bergerak di bidang keagamaan.
4.11.5. Hubungan Antar Kelompok
Di pemukiman eks penderita kusta dalam hubungan tata kemasyarakatan ada tiga kelompok yaitu Nahdatul Ulama NU, Lembaga Dakwah Islam Indonesia
LDII dan Umat Kristiani. Ketiga lembaga itulah yang paling menonjol yang mendasari kehidupan mereka. Hubungan antara ketiga kelompok tersebut juga
mengalami proses asosiatif, namun pernah terjadi juga proses dissosiatif. Proses assosiatif ini adalah adanya kerjasama antara berbagai lembaga
tersebut walaupun bersifat formal, sedangkan proses dissosiatif terjadi antara penganut Nahdatul Ulama NU dan Lembaga Da’wah Islam Indonesia LDII.
Proses dissosiatif ini terjadi karena ada penganut Nahdatul Ulama NU yang masuk ke LDII. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan musyawarah
antara tokoh agama yang ada, dengan melibatkan perangkat keamanan Desa Kedungjambe.
Di komunitas eks penderita kusta disamping tiga kelompok dalam tata kemasyarakat terbagi juga dalam tiga kelompok lagi dalam bidang penerimaaan
bantuan yaitu kelompok sosial, kelompok kulon kali dan kelompok puncung. Kelompok sosial adalah kelompok yang secara resmi tercatat identitasnya di
instansi - instansi pemerintah sedangkan yang lain belum semuanya, disinilah kadang-kadang sering menimbulkan konflik antar warga berkaitan dengan
pemberian bantuan.
69
4.12. Sumber Daya Lokal 4.12.1. Hubungan Manusia dengan Ekosistem