Tinjauan tentang Keberfungsian Sosial

23

2.5. Tinjauan tentang Keberfungsian Sosial

Keberfungsian sosial mengacu kepada cara yang dilakukan orang dalam rangka melaksanakan tugas kehidupan dan memenuhi kebutuhan. Hal ini dinyatakan Zastrow 1999 dalam Suharto 1997 sebagai berikut : “Social functioning refers to the way individuals or collectivities families, associations, communities, and so on behave in order to carry out their life tasks and meet their needs” . Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa keberfungsian sosial merupakan suatu cara the way yang menggambarkan perilaku orang. Cara atau perilaku tersebut dilakukan oleh individu, keluarga, kelompok, organisasi, komunitas maupun masyarakat. Tujuannya untuk melaksanakan tugas kehidupan dan memenuhi kebutuhan. Jadi keberfungsian sosial berkaitan dengan interaksi orang dengan lingkungan. Interaksi tersebut merupakan perwujudan dari pelaksanaan peranan sosial. Keberfungsian sosial menunjukkan kegiatan menampilkan beberapa peranan sosial yang seharusnya ditampilkan orang tersebut sesuai dengan status sosialnya. Penampilan peranan sosial dinilai oleh orang yang bersangkutan maupun masyarakat sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku. Keberfungsian sosial merupakan hasil atau produk aktivitas orang dalam berelasi dengan sekelilingnya. Keberfungsian sosial berkaitan dengan hasil interaksi orang dengan lingkungannya. Oleh karena itu Skidmore, et,al 1994 menggambarkan tiga dimensi keberfungsian sosial social functioning triangl sebagai berikut : Sumber : Skidmore, et, al 1994 Gambar 2 : Tiga Dimensi Keberfungsian Sosial S at is fa ct io n w it h ro le s in li fe P os iti ve s r ela tio ns hip s w ith o th er s Feeling of self worth Social S at is fa ct io n w it h ro le s in li fe P os iti ve s r ela tio ns hip s w ith o th er s Feeling of self worth Social 24 Gambar di atas mengilustrasikan bahwa keberfungsian sosial dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu : 1 Kepuasan berperan dalam kehidupan satisfaction with role in life ; 2 Relasi positif dengan orang lain Positive relationships with others, dan 3 Perasaan menyukai atau menghargai diri feeling of self worth. Dubois dan Miley 1992 menyatakan ada tiga klasifikasi keberfungsian sosial yaitu : 1 Keberfungsian sosial adaptif adaptive social functioning; 2 Keberfungsian sosial rentan atau populasi yang berisiko at risk populations, dan 3 Keberfungsian sosial tidak adaptif maladaptive social functioning. Tiga klasifikasi keberfungsian sosial dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Keberfungsian sosial adaptif menunjukkan adanya sistem yang mampu memanfaatkan sumber-sumber personal, interpersonal, dan institutional ketika dihadapkan pada kebutuhan, isu, maupun masalah. Sumber-sumber tersebut relatif tersedia di struktur sosial dan dapat diakses. Sistem tersebut mempunyai kemampuan untuk memecahkan. 2. Keberfungsian sosial rentan menggambarkan keberfungsian sosial yang dialami oleh populasi yang beresiko at risk population. Dalam masyarakat terdapat populasi atau sistem sosial yang mempunyai resiko gagal berfungsi sosial. Sistem yang beresiko adalah sistem yang rentan vulnerable terhadap masalah keberfungsian, walaupun masalah tersebut belum dimunculkan dipermukaan surface. Dengan kata lain, kondisi yang ada diperkirakan mempunyai dampak negatif terhadap keberfungsian sosial orang. 3. Keberfungsian tidak adaptif menunjukkan sistem yang mengalami ketidakmampuan beradaptasi maladaptive. Pada sistem seperti ini, masalah menjadi begitu parah exacerbated, karena kemampuan sistem berkurang atau sistem tidak mampu menjalankan fungsinya dan tidak mampu berinisiatif mengatasi perubahan. Dalam situasi seperti ini, sistem secara serius mengalami masalah, sehingga tidak mampu berfungsi sosial. Selanjutnya Dubois dan Milley 1992 menyatakan bahwa keberfungsian sosial berhubungan dengan pemenuhan tanggung jawab seseorang kepada masyarakat secara umum, terhadap mereka yang berada di lingkungan yang terdekat dan terhadap diri sendiri. Tanggungjawab tersebut termasuk 25 pemenuhan kebutuhan dasar manusia, bagi mereka yang tergantung kepada seseorang dan memberikan kontribusi kepada masyarakat. Kebutuhan manusia yang dimaksud terdiri dari aspek fisik pangan, tempat tinggal, keamanan, perawatan kesehatan, dan perlindungan ; pemenuhan kebutuhan personal pendidikan, rekreasi, nilai-nilai, estetika, agama ; kebutuhan-kebutuhan emosional rasa memiliki, saling peduli dan persahabatan ; serta konsep diri yang memadai percaya diri, harga diri dan identitas. Siporin 1975 mengemukakan bahwa : Social functioning, refers to the way individuals or collectivities families, associations, communities, and so on behave in order to carry out their life tasks and meet their needs, because people function in term of their social role, social functioning. “Designates those activities considered essential for the perfomance of the several roles which each individual, by virtue of this membership in social group, is called upon to carry out”. Keberfungsian sosial berhubungan dengan cara-cara berperilaku invidu-individu dan kolektif-kolektif keluarga, perkumpulan, masyarakat dan sebagainya dalam rangka melaksanakan tugas kehidupan dan memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu orang-orang berfungsi dalam kaitannya dengan peranan-peranan sosial mereka, maka keberungsian sosial merupakan kegiatan-kegiatan yang dianggap penting untuk menampilkan peranan yang harus dilaksanakan karena keanggotaannya dalam kelompok sosial. Dengan demikian, keberfungsian sosial menggambarkan pertukaran yang seimbang, cocok, tepat dan adaptasi timbal balik diantara orang-orang, individu atau kolektif dengan lingkungannya baik dilakukan secara individu maupun secara kolektif atau kelompok. Suatu kelompok dikatakan memiliki keberfungsian sosial apabila : sejumlah anggotanya telah mencapai kesepakatan untuk mencapai tujuan bersama; transmisi gagasan-gagasan sesama anggota berlangsung transparan dan tidak kabur; individu-individu saling menolong atas dasar kesetaraan untuk memenuhi kebutuhan mereka; aktivitas-aktivitasnya didukung berdasarkan prinsip-prinsip hidup kesetiakawanan sosial dengan mendayagunakan sumber dan kesempatan yang tersedia; pengaruh luar yang negatif yang menyebabkan disorganisasi, secara efektif mampu diwaspadai dan ditangani hingga minimal. Menurut Sukoco 1991 keberfungsian sosial dapat dipandang dari berbagai segi yaitu: 26 1. Keberfungsian sosial dipandang sebagai kemampuan melaksanakan peranan sosial, yaitu sebagai penampilan pelaksanaan peranan yang diharapkan sebagai anggota suatu kolektifitas. 2. Keberfungsian sosial dipandang sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan, yaitu mengacu pada cara-cara yang digunakan oleh individu, maupun kolektifitas dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. 3. Keberfungsian sosial dipandang sebagai kemampuan untuk memecahkan permasalahan sosial yang dialaminya. Keberfungsian sosial mempunyai arti dan makna yang banyak sesuai dengan dengan pendapat beberapa ahli. Dalam kajian ini yang dimaksud dengan keberfungsian sosial yaitu interaksi eks penderita kusta yang tergabung dalam kelompok Keluarga Binaan Sosial - Kelompok Usaha Bersama dalam 1 menampilkan peranan sosial sesuai dengan status yang dimiliki seperti sebagai anggota, pengurus bagaimana peranannya dalam kelompok maupun lingkungannya; 2 meningkatkan kemampuan anggota kelompok di dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup sehari-hari, ditandai dengan meningkatnya pendapatnya keluarga dan kesehatan; 3 meningkatnya kemampuan anggota kelompok dalam mengatasi permasalahan sosial yang ada baik dalam keluarga, kelompok maupun lingkungan sosialnya yang ditandai dengan adanya kebersamaan dari kesepakatan dalam pengambilan keputusan dalam keluarga, kelompok dan lingkungan sosialnya.

2.6. Tinjauan Tentang Eks Penderita Kusta

Dokumen yang terkait

Implementasi Kelompok Usaha Bersama (Kube) Tani Di Dusun III Desa Pematang Lalang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

2 78 100

Evaluasi Anggota Kelompok Tani Terhadap Peran Pengurus Kelompok Tani dalam Pelaksanaan Musyawarah Kelompok Tani di Kabupaten Langkat

21 135 83

Peran Pekerja Sosial Masyarakat Pendamping Kelompok Usaha Bersama (KUBE)Dalam Pemberdayaan Keluarga Miskin Di Desa Toto Mulyo Kecamatan Way Bungur Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013

0 21 79

Pemberdayaan Komunitas Petani Miskin Melalui Pengembangan Kelompok Usaha Bersama (Kasus KUBE Ternak Sapi di Desa Beji Kecamatan Patuk Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta)

0 9 10

PEMBERDAYAAN DIFABEL DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL MELALUI PROGRAM KELOMPOK USAHA BERSAMA ( KUBE )

0 11 152

OPTIMISME HIDUP PENYANDANG KUSTA DI DUSUN NGANGET TUBAN JAWA TIMUR.

0 3 9

REKONSTRUKSI PEMODELAN KELOMPOK USAHA BERSAMA DALAM PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN Studi Kasus : Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial.

0 0 37

PEMBERDAYAAN KELUARGA MELALUI KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) SRIKANDI DI DUSUN GAMOL, DESA BALECATUR, GAMPING, SLEMAN, YOGYAKARTA.

0 3 184

PENGEMBANGAN MODEL PENDAMPING SOSIAL KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DALAM PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 241

PEMBERDAYAAN KELUARGA NELAYAN MELALUI PROGRAM KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DI KAMPUNG MACCINI BAJI KELURAHAN PUNDATA BAJI KECAMATAN LABAKKANG KABUPATEN PANGKEP

0 0 92