31
perekonomian anggota kelompok KBS-KUBE dan aspek kelembagaan yang meliputi struktur dan kultur. Secara struktur meliputi pelapisan kelompok, pola
hubungan dan komunikasi, kepemimpinan, konflik dalam kelompok dan mekanisme kerja sedangkan secara kultur meliputi nilai dan norma serta tata
perilaku dalam kelompok.
2.8. Kerangka Konseptual
Pengembangan program pemberdayaan masyarakat didasarkan pada kenyataan bahwa setiap masyarakat memiliki potensi yang dapat digerakkan untuk
mengatasi masalah kebutuhan mereka dengan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat. Agar masyarakat mau dan mampu untuk mengembangkan dan
mendayagunakan berbagai potensi secara optimal, maka mereka perlu diberikan bimbingan, bantuan stimulan dan pemberian lainnya Anonymons, 1998.
Strategi pengembangan masyarakat dengan pendekatan pemberdayaan empowerment yang integral dan holistik dengan menempatkan komunitas
sebagai subyek pembangunan. Pemberdayaan pada hakikatnya adalah pendelegasian tanggung jawab dan pembuatan keputusan kepada tingkat
kewenangan yang paling rendah di dalam organisasi masyarakat. Langkah-langkah penerapan strategi pemberdayaan komunitas dapat secara
efektif dan efisien dilaksanakan melalui kelompok-kelompok yang ada dalam komunitas. Pemberdayaan kelompok merupakan upaya peningkatan
kemandirian dan kemampuan kelompok agar mampu menjadi wahana peningkatan kesejahteraan anggota kelompok.
Salah satu pendekatan untuk mengembangkan dan membangun kemandirian masyarakat adalah pengembangan komunitas melalui pendekatan kelompok
dalam bentuk kelompok usaha bersama KUBE. Melalui kelompok proses adopsi terhadap upaya-upaya pembangunan dapat dipercepat melalui interaksi
sesama anggota kelompok dalam bentuk saling mempengaruhi satu sama lain Vitalaya, 1996.
Untuk melihat suatu kelompok maka diperlukan analisis kelompok yang meliputi jejaring sosial, integrasi sosial, solidaritas sosial dan kohesivitas sosial.
Keberadaan kelompok KBS-KUBE dalam suatu komunitas eks penderita kusta tidak berdiri sendiri melainkan banyak juga kelompok-kelompok lain dalam
32
komunitas. Untuk memahami masalah dan akar masalah kelompok KBS-KUBE maka diperlukan konsep-konsep jejaring sosial, integrasi sosial, solidaritas sosial
dan kohesivitas sosial. Suatu komunitas pada dasarnya tidak akan bisa menyelesaikan permasalahannya sendiri tanpa bantuan pihak lain. Begitu juga
dengan eks penderita kusta memerlukan pihak lain untuk membantu memecahkan permasalahan yang ada. Untuk memecahkan permasalahan
tersebut diperlukan jejaring network antar lembaga secara kolaboratif yaitu suatu jejaring yang bersifat informal, transparan, menampilkan kesetaraan,
mengandalkan komitmen, mensinergikan upaya dan mengembangkan kesadaran kritis serta berfungsi pula sebaga kontrol sosial. Dengan prinsip-
prinsip tersebut jejaring akan mampu mengkombinasikan fungsi-fungsi yang diperlukan bagi penyelesaian masalah komunitas melalui pertukaran informasi,
pengalaman dan pengetahuan serta penyediaan sumber daya di tingkat komunitas Tonny, 2004.
Di dalam komunitas eks penderita kusta Dusun Nganget terdapat kelompok antara lain kelompok KBS-KUBE, kelompok Nahdatul Ulama NU, Lembaga
Dakwah Islam Indonesia LDII. Agar kelompok – kelompok tersebut saling mendukung dan menguatkan integrasi sosial dapat mulai dengan melihat
kelompok-kelompok tersebut sebagai komponen-komponen dari suatu sistem. Artinya perlu diciptakan adanya komunikasi antar kelompok agar mereka saling
berinteraksi dan berhubungan untuk selanjutnya saling membutuhkan dan menciptakan komitmen mencapai tujuan yang sama Nitimihardjo, 2003.
Suatu kelompok yang mempunyai tingkat kohesivitas tinggi adalah kelompok dimana anggota-anggotanya memiliki tingkat keterikatan pada kelompok cukup
tinggi. Konsekuensi dari kohesivitas tinggi adalah para anggota akan tetap berada dalam kelompok bekerja bersama-sama mencapai tujuan kelompok. Hal
tersebut dimungkinkan karena mereka memandang bahwa dengan tetap berada dalam kelompok dapat memperoleh apa yang mereka harapkan. Menurut
Ivancevich 1977 faktor – faktor yang dapat meningkatkan kohesivitas kelompok adalah : kesepakatan anggota terhadap tujuan kelompok, tingkat keseringan
berinteraksi, adanya keterikatan pribadi, adanya persaingan antar kelompok, adanya evaluasi yang menyenangkan dan adanya perlakuan antar anggota
dalam kelompok sebagai manusia bukan sebagai mesin.
33
Suatu masyarakat memiliki tingkat integrasi sosial tinggi apabila masyarakat tersebut memiliki solidaritas sosial yang mencerminkan adanya ikatan sosial
berupa kepercayaan bersama, cita-cita dan komitmen moral atau adanya saling hubungan dan ketergantungan fungsional yang mencerminkan adanya
kesadaran kolektif Nitimihardjo. 2003 Pembentukan KUBE dengan jumlah anggota sepuluh orang dimaksudkan agar
setiap anggota saling mengenal, kontak lebih sering yang pada gilirannya akan memperlancar pengelolaan KUBE. KUBE dimaksudkan untuk mewujudkan
keberfungsian sosial para anggota KUBE dan keluarganya, yang meliputi meningkatnya kemampuan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup sehari-
hari dan berubahnya sikap dan tingkah laku dalam mengatasi permasalahan- permasalahan yang dihadapi serta meningkatnya kemampuan dalam
menjalankan peranan-peranan sosialnya dalam masyarakat serta meningkatkan rasa percaya diri.
Melalui kelompok, setiap anggota kelompok dapat saling berbagi pengalaman, saling berkomunikasi, saling mengenal, sehingga dapat menyelesaikan berbagai
masalah dan kebutuhan yang dirasakan. Keberadaan usaha-usaha ekonomis produktif yang bersifat ekonomis dalam kelompok KUBE hanya sebagai sarana
bukan sebagai tujuan. Banyak orang beranggapan bahwa aspek ekonomi atau UEP Usaha Ekonomi Produksi dalam KUBE sebagai tujuan dan sering
dijadikan ukuran keberhasilan KUBE. Ini adalah suatu hal yang keliru Anonymons, 2003.
Setelah dilaksanakan evaluasi terhadap Kelompok KBS-KUBE di Dusun Nganget maka ada permasalahan yang menyangkut aspek individu dan kelompok. Aspek
individu berkaitan dengan terbatasnya keterampilan individu dalam berorganisasi, dan terbatasnya kemampuan individu dalam produksi kambing.
Adapun secara kelompok meliputi keterbatasan berinteraksi antar anggota kelompok baik di dalam kelompok KBS-KUBE maupun di luar. Dengan adanya
permasalahan tersebut maka diperlukan penguatan individu dan kelompok supaya eks penderita kusta dapat berdaya dan akhirnya dapat meningkatkan
keberfungsian sosialnya.
33 Gambar 3. Kerangka Konseptual Pemberdayaan Komunitas Eks Penderita Kusta
Melalui Penguatan Individu dan Kelompok Sosial
Psikologi
Ekonomi Solusi
Melalui KUBE
Evaluasi KUBE
Permasalahan - Kelompok
- Individu
Keberfungsian sosial
meningkat Sosial –
Organisasi
Kelembagaan KBS -KUBE
Ekonomi Produksi
Kelompok
Individu Keberfungsian
sosial tercapai
Ideal Permasalahan
Gagasan pemecahan masalah Masalah
Eks Penderita
Kusta
35
2.9. Definisi Konseptual