Lokasi dan Waktu Teknik Pengumpulan Data

37

3.2. Lokasi dan Waktu

Lokasi kajian adalah permukiman eks penderita kusta Dusun Nganget Desa Kedungjambe Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur. Lokasi tersebut adalah merupakan satu-satunya permukiman eks penderita kusta di Provinsi Jawa Timur. Lokasi ini adalah sebagai kelanjutan dari Praktek Lapangan I dan Praktek Lapangan II. Dusun Nganget ini letaknya yang sangat strategis yaitu antara jalur Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban. Dengan jalur tersebut akan memudahkan eks penderita kusta untuk menjangkau berbagai pelayanan pengobatan. Dusun Nganget juga tidak terlalu jauh dengan pasar hewan Desa Kedungjambe sehingga bagi eks penderita kusta akan mudah mengakses bila ingin menjual dan membeli kambing. Kajian ini, sudah dimulai dengan Praktek Lapangan I tanggal 9 sampai dengan 24 November 2004 berupa pemetaan sosial, kemudian dilanjutkan Prakek Lapangan II tanggal 21 Februari sampai dengan 5 Maret 2005 berupa evaluasi kegiatan-kegiatan pengembangan masyarakat. Kemudian dilanjutkan Praktek Lapangan III bulan Juni sampai Juli 2005 dengan fokus merancang program pengembangan masyarakat berupa pemberdayaan komunitas eks penderita kusta melalui penguatan individu dan kelompok KBS-KUBE di Dusun Nganget Desa Kedungjambe Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur. Berikut ini rencana kajian pengembangan masyarakat. Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan kajian pengembangan masyarakat di Dusun Nganget Desa Kedungjambe Tahun 2005 . No Kegiatan 2004 2005 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Pemetaan Sosial PL-1 V 2 Evaluasi kegiatan Pengembangan masyarakat PL –2 V V 3 Pembuatan rencana kerja Lapangan proposal V V 4 Pengumpulan data kajianPL-3 V V 5 Pengolahan, analisis data dan Penyusunan laporan KPM V V 38

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam kajian yaitu data primer dan data sekunder. Data primer, adalah data yang bersumber dari kelompok subyek dan informan diperoleh melalui metode partisipatif. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari data statistik, laporan, literatur dan data desa yang diperoleh melalui kegiatan studi dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah 1 Observasi langsung; 2 Wawancara mendalam ; 3 Studi Dokumentasi; 4 Diskusi Kelompok. Teknik ini berkenaan dengan proses pelibatan partisipan dalam penggalian data, baik secara individual, kelompok, dan komunitas yaitu : 1. Observasi lapangan yaitu bahwa peneliti datang ke lapangan mengadakan observasi langsung ke Dusun Nganget ditemani oleh seorang informan. Data yang akan diperoleh yaitu mengenai potensi sumber daya alam seperti padang pengembalaan, aktifitas keseharian eks penderita dan sebagainya. 2. Studi dokumentasi ini peneliti lakukan ke berbagai stakeholder yang mempunyai hubungan dengan eks penderita kusta seperti Dinas Sosial, Kantor Desa, Panti dan sampai pada tingkat RT serta pengurus KUBE dan Kelompok KBS–KUBE. Data yang akan diperoleh yaitu mekanisme kerja Kelompok Usaha Bersama KUBE, jumlah eks kusta yang menerima KUBE, perkembangan KUBE, administrasi pelaksanaan KUBE. 3. Wawancara mendalam. Wawancara mendalam merupakan proses temu muka berulang antara peneliti dan subyek peneliti. Melalui cara ini peneliti hendak memahami pandangan subyek tentang hidupnya, pengalamannya dan situasi sosial. Wawancara mendalam berlangsung dalam suasana kesetaraan, akrab dan informal. Wawancara ini dapat diwakili beberapa kelompok atau lembaga yang ada di permukiman eks penderita kusta. Seperti kyai Ysf wakil dari kelompok Nadhatul Ulama NU sekaligus ketua KUBE , Pak Rsln wakil dari kelompok Lembaga Dakwah Islam Indonesia LDII wakil ketua KUBE dan Pak Ykp wakil dari kelompok Kristen pegawai panti, dan Kepala Panti sebagai tokoh formal. Data yang ingin diperoleh adalah mengenai dampak kegiatan KUBE terhadap anggota, permasalahan dan kendala perkembangan KUBE, kelembagaan yang dapat mendukung perkembangan KUBE. 39 Dalam komunitas eks penderita kusta di Dusun Nganget tokoh agama dan pegawai masih sangat dihormati. Hal ini disebabkan pada awalnya mereka adalah kelayan dalam rumah sakit kusta Nganget. Kyai Jsf sebagai tokoh Nahdatul Ulama NU merupakan tokoh panutan warga NU karena pengetahuannya tentang agama melebihi warga lainnya, pengetahuan ini diperoleh melalui pendidikan pesantren serta tujuan hidupnya yang diperuntukkan untuk menolong warga NU dalam memperoleh kepercayaan diri serta bisa membangun masjid dan Taman Pendidikan Al Quran TPQ. Selain itu hubungan dengan kelompok KBS – KUBE yaitu bahwa Kyai Jsf adalah Ketua Pengurus KUBE. Pak Rsln adalah seorang Amir dalam kelompok warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia LDII yang segala perilakunya dianut dan dipatuhi oleh warganya, ini diperoleh karena pengetahuan agamanya yang melebihi warga yang lain dan sebagai tokoh pertama yang membawa LDII ke komunitas eks penderita kusta Dusun Nganget. Selain sebagai Amir Pak Rsln juga ketua RT.05 sekaligus wakil ketua Kelompok Usaha Bersama KUBE sehingga mempunyai pengaruh dalam pengelolaan KUBE. Sedangkan Pak Ykp adalah tokoh Kristen dan Pegawai senior yang dulu merawat eks penderita kusta yang dulunya menjadi kelayan di rumah sakit kusta sehingga masih mempunyai pengaruh terhadap eks penderita kusta yang sekarang menjadi anggota KBS-KUBE. Dengan pengaruh Pak Ykp maka diharapkan bisa memotivasi eks penderita kusta untuk mengembangkan KBS- KUBE. 4. Diskusi kelompok. Diskusi kelompok lebih merupakan proses komunikasi dua arah antara kelompok dengan peneliti. Peneliti mengadakan diskusi dengan pengurus KUBE dan kelompok – kelompok KBS, koordinator panti, Pemerintah Desa, kelompok –kelompok yang ada di permukiman LDII, NU dan Umat Kristiani, serta Ketua Rukun Tetangga RT, dilakukan melalui diskusi kelompok dengan kelompok-kelompok KBS – KUBE. Data yang ingin diperoleh adalah performa kelompok KBS-KUBE, masalah dan akar masalah serta potensi dan sumber lokal. 40 Tabel 2. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data Kelompok KBS-KUBE di Dusun Nganget Tahun 2005 Tujuan Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Observasi Wawancara Studi Dokumentasi Diskusi Kelompok Untuk mengetahui profil kelompok Profil KBS – KUBE • Pengurus KUBE • Hasil PL 2 • Koordinator KUBE Pegawai panti. V V V V Untuk mengetahui proses pembentukan kelompok Proses pembentukan kelompok • Pengurus KUBE • Hasil PL 2 • Koordinator KUBE Pegawai panti • Anggota Klpk KBS-KUBE - V V V Untuk mengetahui dinamika internal dan eksternal KBS –KUBE Dinamika internal dan eksternal KBS- KUBE a. Jejaring b. Solidaritas c. Integritas d. Kohesivitas • Kelompok KBS-KUBE • Pengurus KUBE • Koordinator KUBE V V V V Untuk mengetahui masalah dan akar masalah keberhasilan perkembangan kelompok KBS- KUBE Permasalahan KBS – KUBE • Kelompok KBS-KUBE • Pengurus KUBE • Koordinator KUBE V V V V Untuk mengetahui potensi dan sumber • Organisasi lokal • Pasar • SDA • Tokoh masyarakat • Tokoh Agama • Kepala Panti V V V V 41

3.4. Pengolahan Data

Dokumen yang terkait

Implementasi Kelompok Usaha Bersama (Kube) Tani Di Dusun III Desa Pematang Lalang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

2 78 100

Evaluasi Anggota Kelompok Tani Terhadap Peran Pengurus Kelompok Tani dalam Pelaksanaan Musyawarah Kelompok Tani di Kabupaten Langkat

21 135 83

Peran Pekerja Sosial Masyarakat Pendamping Kelompok Usaha Bersama (KUBE)Dalam Pemberdayaan Keluarga Miskin Di Desa Toto Mulyo Kecamatan Way Bungur Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013

0 21 79

Pemberdayaan Komunitas Petani Miskin Melalui Pengembangan Kelompok Usaha Bersama (Kasus KUBE Ternak Sapi di Desa Beji Kecamatan Patuk Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta)

0 9 10

PEMBERDAYAAN DIFABEL DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL MELALUI PROGRAM KELOMPOK USAHA BERSAMA ( KUBE )

0 11 152

OPTIMISME HIDUP PENYANDANG KUSTA DI DUSUN NGANGET TUBAN JAWA TIMUR.

0 3 9

REKONSTRUKSI PEMODELAN KELOMPOK USAHA BERSAMA DALAM PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN Studi Kasus : Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial.

0 0 37

PEMBERDAYAAN KELUARGA MELALUI KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) SRIKANDI DI DUSUN GAMOL, DESA BALECATUR, GAMPING, SLEMAN, YOGYAKARTA.

0 3 184

PENGEMBANGAN MODEL PENDAMPING SOSIAL KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DALAM PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 241

PEMBERDAYAAN KELUARGA NELAYAN MELALUI PROGRAM KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DI KAMPUNG MACCINI BAJI KELURAHAN PUNDATA BAJI KECAMATAN LABAKKANG KABUPATEN PANGKEP

0 0 92