130
2. Faktor perekat jaringan Pada saat keputusan rapat mengijinkan masing-masing penerima
bantuan sebenarnya perekat jaringan yang sudah mulai tumbuh memudar lagi, karena anggota – anggota kelompok bisa memelihara kambing dan
berkembang tanpa harus bergantung pada anggota kelompok atau kelompok secara organisasai.
Perekat jaringan yang ada di komunitas adalah 1 perasaan senasib; 2 satu paham ideologi; 3 sentimen kelompok tempat tinggal ada
kelompok sosial, kulon kali atau pucung. Perasaaan senasib dan sentimen kelompok harus dimunculkan untuk memacu perkembangan
kelompok tetapi tidak boleh sampai terjadi konflik, peran tokoh masyarakat diperlukan untuk mengatisipasi terjadinya konflik antar
kelompok. Paham idiologi juga mempunyai kekuatan untuk menyatukan anggota kelompok karena mereka mempunyai pandangan dan
pemahaman yang sama. 3. Kendala dan hambatan
Kendala dan hambatan dalam membangun jejaring yaitu : 1 kurang pengetahuan dan pemahaman terhadap hakekat KUBE. Kepala panti,
kordinator KUBE, pendamping, pengurus KUBE sampai dengan anggota KBS-KUBE tidak mengetahui makna program KUBE sehingga fokus
pemekiran hanya terbatas pada perkembangan kambing saja; 2 perasaan minder, kurang percaya diri akibat sakit yang pernah
dideritanya bila harus memulai membuat jejaring dengan pihak lain di luar komunitas; 3 ketakutan dari masyarakat di luar komunitas bila
berhubungan dengan eks penderita kusta.
6.5.2. Integrasi Sosial Komunitas Eks Penderita Kusta
Integrasi sosial di komunitas eks penderita kusta Dusun Nganget dapat dianalisis melalui 1 integrasi sosial dalam kelompok KBS – KUBE ; 2 integrasi sosial
antar kelompok KBS-KUBE ; 3 integrasi sosial dengan lingkungan sosialnya.
131
1. Integrasi Sosial intra Kelompok KBS-KUBE. Integrasi sosial dalam kelompok KBS-KUBE terjadi karena ada ikatan yang
mendasarinya. Pada Kelompok KBS-KUBE Bangkit Mulia memiliki ikatan yang kuat berdasarkan proses awal masuk dari rumah sakit kusta,
berinteraksi di dalam rumah sakit sampai membentuk Rukun Tetangga tersendiri, bahkan yang menjadi ketua RT dulunya di rumah sakit juga sudah
menjadi tokoh. Dengan ikatan tersebut membawa dampak terhadap perkembangan kelompok KBS-KUBE seperti bila ada anggota kelompok
yang lain tidak bisa mengembalakan kambing karena sakit maka anggota yang lain dengan sukarela menolongnya.
Intergrasi sosial yang terjadi pada kelompok KBS-KUBE Sumber Makmur adalah melalui lembaga keagamaan. Anggota kelompok pada KBS-KUBE
Sumber Makmur kedatangan ke permukiman tidak sama jadi ikatan asal usul tidak mempengaruhi ikatan dalam kelompok KBS-KUBE. Sifat ikatan dalam
kelompok KBS-KUBE Sumber Makmur sudah mengandung nilai komersial. Faktor-faktor perekat integrasi sosial kelompok KBS-KUBE Bangkit Mulia
adalah dari sejarah bertemu dalam panti sampai pada permukiman sedangkan pada kelompok Sumber Makmur melalui faham ideologi yang
sama yaitu sebagai warga Nahdatul Ulama. Kendala dan hambatan integrasi sosial pada kelompok KBS-KUBE Bangkit Mulia adalah faham ideologi tidak
sama ini menyebabkan dalam memahami sesuatu tidak sama dan cenderung menimbulkan perbedaan seperti ada usaha simpan pinjam anggota yang
berpaham LDII tidak memperbolehkan anggotanya untuk mengadakan pinjam, sebaliknya warga NU memperbolehkan adanya simpan pinjam.
Sedangkan pada kelompok KBS-KUBE Sumber Makmur kendala dan hambatan yang dialami yaitu kebanyakan anggota kelompok KBS-KUBE
adalah pendatang dengan latar belakang yang berbeda dan kedatangan di permukiman tidak sama menyebakan rendahnya ikatan emosional antar
anggota kelompok. 2. Integrasi Sosial Antar Kelompok KBS – KUBE
Integrasi sosial antar kelompok KBS-KUBE Bangkit Mulia terjalin dengan kelompok KBS-KUBE Barokah dalam hal jadual menjaga bantuan kambing
pada saat kambing masih dalam satu kadang dan itu berjalan hanya dua minggu karena banyak kambing yang hilang. Berdasarkan musyawarah
132
seluruh anggota KBS-KUBE, Pengurus KUBE, Pendamping dan koordinator diputusakan untuk dibawa ke rumah masing-masing. Begitu juga dengan
kelompok KBS-KUBE Sumber Makmur mempunyai ikatan dengan kelompok KBS-KUBE Bina Usaha, Sumber Rejeki. Yang mendasari ikatan tersebut
adalah kedekatan tempat tinggal. Faktor-faktor perekat integrasi sosial antar kelompok KBS-KUBE adalah
bahwa kelompok tersebut masih dalam struktur panti sehingga sewaktu- waktu dapat dipertemukan dan dibuat kegiatan-kegiatan yang sifatnya
melibatkan semua kelompok KBS-KUBE dan jenis bantuan yang sama yaitu kambing dan adanya perasaan yang sama sehingga memiliki permasalahan
yang sama. Hambatan dan kendala integrasi sosial antar KBS-KUBE adalah adanya sentimen kelompok bila kelompok KBS-KUBE Bangkit Mulia adalah
kelompok Sosial sedangkan kelompok Sumber Makmur adalah kelompok kulon kali dan perbedaan ideologi.
3. Integrasi Sosial Kelompok KBS-KUBE dengan Lingkungan Sosialnya Integrasi sosial yang terjadi antara KBS-KUBE dengan lingkungan sosial
adalah bila pada kelompok KBS-KUBE Bangkit mulia terjadi ikatan dengan sesama pengembala kambing atau tetangga yang mempunyai kambing
jantan dan bukan merupakan anggota kelompok KBS-KUBE. Ikatan juga terjadi dengan blantik kambing yang sering datang ataupun diundang bila ada
kambing anggota kelompok yang sakit, ditukar ataupun dijual. Ikatan juga terjadi dengan penduduk disekitar Dusun Nganget yang menitipkan kambing
pada penduduk dengan sistim paron. Faktor-fator yang mempererat integrasi sosial antar kelompok KBS-KUBE
dengan lingkungan sosialnya yaitu adanya hubungan yang saling menguntungkan antara blantik kambing dengan anggota kelompok dan
antara penduduk dengan anggota kelompok juga. Hambatan dan kendala yang menghambat integrasi sosial adalah banyaknya kelompok-kelompok
yang ada di komunitas eks penderita kusta seperti dari lembaga agama Nahdatul Ulama NU, Lembaga Dakwah Islam Indonnesia LDII, dan Kristen
sementara kelompok lokal ada kelompok sosial, pucung dan kulon kali.
133
6.5.3.Solidaritas Sosial Komunitas Eks Penderita Kusta
Solidaritas sosial komunitas eks penderita dapat dianalisis melalui beberapa hal antara lain : 1 solidaritas ditingkat kelompok KBS-KUBE ; 2 ditingkat KUBE ;
dan 3 tingkat komunitas. Analisis ketiga tingkat tersebut adalah sebagai berikut: 1. Solidaritas sosial ditingkat KBS-KUBE
Pada tingkat kelompok – kelompok KBS - KUBE yang ada di permukiman belum terjadi solidaritas kelompok ini disebabkan pembentukan kelompok
untuk kepentingan program bantuan kesejahteraan sosial bukan terjadi atas inisiatif anggota. Solidaritas di dalam kelompok KBS – KUBE akan muncul
bila ada tekanan dari kelompok KBS – KUBE yang lain artinya diciptakan persaingan antara kelompok KBS – KUBE seperti diadakan lomba KBS –
KUBE terbaik. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya solidaritas dalam kelompok KBS-
KUBE antara lain adanya pertemuan rutin yang dilaksanakan oleh kelompok, menciptakan simbol-simbol kelompok seperti kelompok sosial, pucung dan
kulon kali, permasalahan yang dialami sama yaitu banyaknya kambing yang sakit dan mati dan permasalahan pada segi ekonomi dengan tekanan
kemiskinan dan tersingkir secara sosial. Kendala dan hambatan untuk mewujudkan solidaritas sosial ditingkat KBS-KUBE yaitu adanya tekanan
kemiskinan sehingga untuk membantu anggota kelompok yang lain sedikit sulit seperti adanya kambing sakit untuk memanggil mantri hewan diperlukan
biaya untuk iuran saja mereka keberatan. 2. Solidaritas sosial ditingkat KUBE
Kelompok Usaha Bersama di Dusun Nganget mempunyai kegiatan beternak kambing yang diorganisir melalui kelompok KBS-KUBE dan Usaha Simpan
Pinjam. Dalam kepengurusan KUBE tersebut yang rutin melaksanakan pertemuan adalah mereka yang menpunyai pinjaman di KUBE tersebut.
Faktor yang mendukung solidaritas ditingkat KUBE adalah masih ada ketergantungan anggota KUBE dengan pengurus KUBE, dengan adanya
usaha simpan pinjam anggota merasa mendapat manfaat dari KUBE tersebut. Hambatan dan kendala adalah bahwa ada rasa kurang percaya
anggota kelompok KUBE terhadap pengurus KUBE terutama masalah
134
laporan keuangan begitu juga pengurus KUBE ada rasa curiga kalau anggota yang diberi pinjaman tidak bisa mengembalikan pinjaman.
3. Solidaritas sosial ditingkat komunitas Namun bila ditarik ke komunitas eks penderita kusta maka akan timbul
solidaritas kelompok-kelompok yang ada di permukiman. Seperti kelompok sosial, kelompok Ngangetkulon kali , kelompok pucung ada juga kelompok
yang berlandaskan keagamaan seperti Nahdatul Ulama, LDII dan Kristen. Solidaritas sosial akan meluas lagi apabila mereka seluruh permukiman mulai
terancam, artinya bahwa apabila sumber kehidupan dan kebutuhan mereka terganggu oleh pihak di luar komunitas eks penderita kusta misalnya panti,
perhutani maka mereka serentak bersatu. Dan apabila itu terjadi mereka akan agresif sekali untuk bertindak seperti melakukan demo dan bisa sampai
pada sikap anarkis. Faktor – faktor yang menghambat terjadi solidaritas ditingkat KUBE adalah
banyak kelompok-kelompok dan paham idelogi yang ada di tingkat KUBE. Dalam kepengurusan KUBE saja ada tiga macam paham ideologi Kristen,
NU dan LDII serta berbagai kelompok pucung, sosial dan kulon kali yang sangat rawan terjadinya konflik. Karena konflik pernah terjadi antara warga
NU dan LDII tentang perekrutmen anggota masyarakat menjadi penganut salah satu paham tersebut. Faktor – faktor yang mendukung terjadinya
solidaritas sosial adalah mereka sama – sama eks penderita kusta yang mempunyai permasalahan yang sama.
6.5.4. Kohesivitas Sosial Komunitas Eks Penderita Kusta.