35
2.9. Definisi Konseptual
1. Masalah eks penderita kusta adalah sesuatu yang dirasakan oleh eks penderita kusta sebagai yang tidak mengenakan baik masalah sosial,
psikologi maupun ekonomi. 2. Masalah sosial eks penderita kusta adalah masalah yang berkaitan dengan
belum bisa diterima sepenuhnya eks penderita kusta dalam kehidupan masyarakat di luar komunitasnya.
3. Masalah psikologi eks penderita kusta adalah masalah yang berkaitan dengan rasa minder dan kurang percaya diri yang dialami oleh eks penderita
kusta. 4. Masalah ekonomi eks penderita kusta adalah masalah yang berkaitan
dengan rendahnya tingkat pendapatan anggota kelompok KBS-KUBE. 5. KBS-KUBE adalah penerima bantuan stimulan program Bantuan
Kesejahteraan Sosial yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama. 6. Kelompok Usaha Bersama adalah suatu program yang dilaksanakan oleh
Departemen sosial untuk mengatasi permasalahan sosial, psikologi dan ekonomi eks penderita kusta dalam bentuk kelompok.
7. Sosial – Organisasi adalah bentuk interaksi sosial yang dialami oleh antar anggota dalam suatu kelompok sebagai sebuah organisasi.
8. Ekonomi produksi adalah jumlah produksi kambing yang dihasilkan oleh eks penderita kusta sebagai anggota KBS-KUBE.
9. Kelembagaan KBS – KUBE adalah berkaitan dengan struktur dan kultur kelompok KBS-KUBE infra sturktur KBS-KUBE.
10. Kelompok adalah kelompok sebagai organisasi kelompok Keluarga Binaan Sosial – Kelompok Usaha Bersama.
11. Individu adalah anggota kelompok Keluarga Binaan Sosial – Kelompok Usaha Bersama.
12. Keberfungsian sosial adalah berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan hidup ditandai dengan meningkatnya kualitas pangan dan kesehatan, mengatasi
permasalahan-permasalahan yang dihadapi baik permasalahan kelompok, keluarga dan lingkungan sosialnya ditandai dengan minimnya perselisihan
yang mungkin timbul , menampilkan peranan-peranan sosialnya ditandai dengan semakin meningkatnya kepedulian sosial.
36
III. METODOLOGI KAJIAN
3.1. Metode dan Pendekatan
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan partisipatif. Pendekatan kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya,
berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya Nasution, 2003. Metode kajian yang digunakan adalah
non survey, untuk menggali informasi pada tataran tineliti dengan menggunakan instrumen diskusi kelompok, wawancara mendalam, observasi lapangan dan
studi kasus. Semua hasil wawancara mendalam, diskusi kelompok dan observasi lapangan didokumentasikan dalam bentuk catatan harian seperti terlihat dalam
lampiran, semua data disajikan dalam bentuk kutipan langsung, ataupun dalam bentuk tabel. Dalam kajian ini dari lima Kelompok KBS-KUBE yang ada di Dusun
Nganget Desa Kedungjambe diambil dua Kelompok KBS-KUBE, yaitu Kelompok KBS-KUBE Bangkit Mulia sebagai kelompok KBS-KUBE yang progresif dan
kelompok KBS-KUBE Sumber Makmur sebagai kelompok KBS-KUBE yang pasif. Pendekatan partisipatif yaitu sejumlah metode dan teknik serta persiapan yang
diperlukan untuk melakukan kajian potensi, identifikasi dan disain masalah, menyusun rancangan kegiatan dan implementasinya pada suatu programproyek
yang memungkinkan berbagai pihak terlibat. Tujuannya adalah menjaring aspirasi dan partisipasi masyarakatstakeholder dalam suatu program
pembangunan seefektif mungkin. Melalui pendekatan partisipatif diharapkan dapat memperoleh informasi yang
mendalam mengenai proses pembentukan kelompok KBS – KUBE, masalah dan akar masalah KBS –KUBE. Pendekatan partisipatif dilakukan bersama-sama
dengan eks penderita kusta melalui diskusi kelompok untuk dapat memahami peranan kelompok dalam memberdayakan anggotanya sehingga anggota
kelompok dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban atau peranan-peranannya. Tipe kajian ini menggunakan pendekatan subyektif mikro Sitorus dan Agusta
2004, yaitu dalam upaya memperoleh gambaran yang utuh dan menyeluruh mengenai pola perilaku, tindakan dan interaksi anggota kelompok KBS – KUBE.
Aras analisis yaitu kelompok KBS – KUBE dan individu sebagai anggota kelompok.