87
2. Usaha Simpan Pinjam
Modal usaha simpan pinjam secara keseluruhan adalah Rp. 21.470.000,- dua puluh satu juta empat ratus tujuh puluh ribu rupiah yang berasal dari
sisa pembelian kambing gibas.Kegiatan simpan pinjam ini penyalurannya dalam bentuk pupuk pertanian dan bahan bangunan dengan sistem
pengembalian setiap panen dengan bunga 7,9 per tiga bulan. Namun kendala yang umum dalam pengelolaan usaha simpan pinjam adalah
kejujuran dan rasa tanggungjawab, terutama dalam pengguliran. Sering mereka beranggapan bahwa dana tersebut adalah hibah sehingga tidak perlu
harus dikembalikan.
5.1.2. Pengembangan Ekonomi Lokal
Komunitas eks penderita kusta berlokasi di Dusun Nganget, Desa Kedungjambe, Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban terbagi menjadi tiga RT Rukun
Tetangga dengan jumlah penduduk 464 jiwa. Sebagian besar eks penderita kusta mata pencahariannya adalah sebagai petani penggarap, berladang, tukang
kayu dan sebagian kecil menjadi pengemis diluar Jawa Timur. Maka Program Bantuan Kesejahteraan Sosial dalam bentuk Kelompok Usaha
Bersama KUBE yang dialokasikan di Dusun Nganget Desa Kedungjambe Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur berupa : 1 Usaha
Ternak Kambing; 2 Usaha Simpan Pinjam. Bantuan usaha tersebut sebesar Rp. 50.000.000,- dibagi untuk usaha ternak kambing sebesar Rp.
Rp.28.530.000,- dua puluh delapan juta lima ratus tiga puluh ribu rupiah . Dan simpan pinjam sebesar Rp. 21.470.000,- Dua puluh satu juta empat ratus
tujuhpuluh ribu rupiah.
1. Usaha Ternak Kambing
Dengan adanya bantuan KUBE berupa usaha ternak kambing secara ekonomi belumlah berdampak secara langsung pada peningkatan
kesejahteraan keluarga. Namun dengan dengan usaha ternak kambing ini memberikan proses pembelajaran pada eks penderita kusta untuk berusaha,
bagaimana bertangungjawab terhadap diri, keluarga, dan masyarakat yang akan menerima pengguliran kambing tersebut. Usaha ini juga
mencegahmengurangi timbulnya permasalahan sosial yang baru yaitu eks
88
penderita kusta untuk mengemis di kota-kota, serta melatih eks penderita kusta untuk mandiri.
Dampak terhadap Usaha Kecil Menengah secara langsung belum terasa, begitu juga dengan manfaat yang dirasakan masyarakat secara langsung,
namun untuk jangka panjang akan membantu eks penderita kusta untuk menopang perekonomian keluarga bila dibutuhkan sewaktu-waktu. Program
usaha ternak kambing ini juga berusaha mengembangkan aspek lokalitas dengan mempertimbangkan potensi yang ada di komunitas local baik sumber
daya manusia maupun sumber daya alam seperti : sebagian besar eks penderita kusta adalah petani penggarap yang sudah terbiasa memelihara
ternak, dan potensi alam dengan luasnya padang pengembalaan yang ada di permukiman. Keterkaitan program dengan ekonomi lokal dengan pasar yang
lebih luas belum ada dampak secara langsung.
2. Usaha Simpan Pinjam
Modal usaha simpan pinjam secara keseluruhan adalah Rp. 21.470.000,- dua puluh satu juta empat ratus tujuh puluh ribu rupiah yang berasal dari
sisa pembelian kambing gibas dan diperuntukan untuk semua warga permukiman eks penderita kusta siapa yang membutuhkan. Kegiatan simpan
pinjam ini penyalurannya dalam bentuk pupuk pertanian dan bahan bangunan dengan sistem pengembalian setiap habis panen dengan bunga
7,9 per tiga bulan. Sistem pemasaran yang berada di lokasi permukiman eks penderita kusta adalah sebagian hasil panen di bawa ke pasar tradisional
yang berjarak 5 Km dan sebagian besar adalah di datangi oleh para tengkulak.
Seperti yang dikemukakan oleh Ibu Rkm 48 : “…….bahwa hasil panen jagung ini nanti sudah ada orang yang mau
membeli, hanya selisih Rp. 200,-bila dijual sendiri ke pasar, jadi masyarakat lebih senang bila ada orang yang datang membeli di sini
daripada harus ke pasar, belum tambahan ongkos angkutnya…..”.
Dengan hasil panen yang baik akan mendorong para tengkulak untuk datang ke permukiman eks penderita kusta, dengan demikian ini akan sedikit demi
sedikit menumbuhkan, membangkitkan dan menggerakan ekonomi
89
masyarakat lokal. Dengan adanya tambahan bantuan simpan pinjam ini sangat menolong para petani atau masyarakat eks penderita kusta dan
tentunya akan dapat menggerakan dan membangkitkan pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal. Modal usaha simpan pinjam tersebut mempunyai
arti yang sangat besar bagi eks penderita kusta, ini dikarenakan eks penderita kusta baik secara fisik, sosial maupun ekonomi sangat sulit untuk
mengakses lembaga-lembaga atau sumber-sumber ekonomi seperti Bank, Koperasi dll. Disamping itu Lembaga-lembaga tersebut juga harus
menggunakan anggunanjaminan dan persyaratan yang bermacam-macam padahal itu sama sekali tidak dipunyai oleh eks penderita kusta.
Usaha simpan pinjam ini tidak terlepas dari aspek lokalitas dengan bertumpu pada kondisi komunitas yang sebagian besar adalah bermatapencaharian
petani penggarap 18,53 dan kondisi ekonomi komunitas yang kesulitan mengakses lembaga atau sumber ekonomi.
5.2.3. Pengembangan Modal Sosial dan Gerakan Sosial