95
ketrampilan serta bantuan kesejahteraan untuk mengangkat kepercayaan diri mereka sebagai manusia yang berharga dan bermartabat.
Kebijakan dan perencanaan program bantuan kesejahteraan sosial dalam penyelenggaraannya berupa KUBE dari pemerintah pusat dalam hal ini
Departemen Sosial mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Dalam operasional pelaksanaan kegiatan diserahkan kepada Dinas Sosial
Provinsi JawaTimur. Seperti dijelaskan di atas bahwa kebijakan Dinas Sosial dalam melalui mekanisme pemberian bantuan tidak melalui pemerintah
kabupaten sampai desa namun melalui panti ini dikarenakan warga permukiman masih mempunyai kepercayaan dan ikatan kekerabatan dengan panti, sehingga
dalam pendampingan lebih mudah. Dalam hal seleksi bila di daerah lain melalui pendataan oleh Petugas Sosial Kecamatan, namun bila di permukiman eks
penderita kusta oleh panti diserahkan pada tokoh masyarakatagama untuk mengadakan seleksi, siapa yang berhak menerima bantuan dan dalam bentuk
apa bantuan tersebut.
5.2.6. Evaluasi Kelompok KBS-KUBE
Dalam evaluasi program bantuan kesejahteraan sosial dalam hal ini Kelompok KBS-KUBE di permukiman eks penderita kusta yaitu mulai dari : 1 Proses
Pembentukan kelompok; 2 Kepengurusan KUBE; 3 Pengguliran; 4 Administrasi, secara global sudah sesuai dengan perencanaan. Namun ada
sedikit kebijakan dari masyarakat yang tidak sesuai dengan proses perencanaan, kebijakan itu atas kesepakatan warga eks penderita kusta. Adapun kebijakan
tersebut adalah mengenai simpan pinjam. Sesuai dengan pedoman seharusnya yang memperoleh bantuan KUBE adalah lima kelompok atau 50 orang hasil
seleksi yang dilakukan oleh tokoh masyarakat yang ditunjuk oleh Kepala Panti. Namun untuk usaha simpan pinjam diperuntukan bagi semua warga yang
membutuhkan. Disinilah muncul bahwa dalam pelaksanaan di lapangan masyarakat mempunyai peranan dalam mengatur dan menentukan
kebutuhannya sendiri.
Dalam hal pengawasan kegiatan Kelompok KBS - KUBE masyarakat hendaknya diberi kepercayaan yang lebih besar dalam mengawasi pelaksanaan kegiatan
seperti dibentuk kelompok bayangan yang akan menerima pengguliran atau masyarakat lainnya karena Kelompok KBS - KUBE ini untuk kesejahteraan
96
semua warga melalui sistem pengguliran tersebut. Ini akan memudahkan pihak panti atau Dinas Sosial dalam monitoring dan evaluasi. Seleksi adalah salah
satu faktor yang sangat menentukan suatu program, bila seleksi tepat, maka satu keberhasilan sudah diraih. Seperti yang terjadi di permukiman eks penderita
kusta, salah satu faktor yang menyebabkan terjadi kendala untuk pengguliran karena ketidakmampuan anggota KBS - KUBE baik dalam segi keterbatasan fisik
atau secara ekonomi sulit untuk menggulirkan bantuan tersebut. Untuk program yang sifatnya pengguliran hendaknya dipilihdiseleksi orang yang mempunyai
kemampuan secara fisik, mau dan mampu untuk mengkuti proses pengguliran tersebut. Untuk mereka yang benar-benar tidak mampu baik secara fisik maupun
ekonomi hendaknya proses pertolongan bukan melalui proses pengguliran. Namun yang perlu dicermati lebih mendalam adalah kelemahan dan kendala
program Kelompok Usaha Bersama itu sendiri dalam pelaksanaannya di Dusun Nganget Desa Kedungjambe yaitu terjadinya pembentukan kelompok adalah
penunjukan dari Pengurus KUBE atas perintah Kepala Panti artinya bahwa masalah pembentukan kelompok masih bersifat top down. Sebelum bantuan
modal usaha turun maka terlebih dahulu sudah dibentuk Kelompok KBS-KUBE. Karena yang berhak mengambil dana adalah masing-masing ketua kelompok.
Dalam pelaksanaan kemudian yang berhak mengelola uang tersebut bukan masing-masing kelompok KBS – KUBE tapi setelah uang diambil semua
diserahkan pada pengurus KUBE yang terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat untuk mengelolanya.
Dengan demikian kelompok KBS – KUBE tidak diberi otoritas untuk pengelolaan keuangan yang sebenarnya diperuntukan kepada kelompok, ini menyebabkan
timbulnya sikap apatis pada masing-masing kelompok. Bila dikaitkan dengan konsep yang dikemukakan oleh Ife 2002 yang menyatakan bahwa
pemberdayaan adalah pemberian kekuasaan kepada masyarakat yang lemah atau kurang beruntung, maka pada kelompok KBS-KUBE di Dusun Nganget
tidak diberi kekuasaan untuk membentuk kelompoknya sendiri sesuai dengan kebutuhan, ide atau gagasan dari masing-masing anggota kelompok, sehingga
kelompok KBS-KUBE tidak mempunyai semangat kelompok untuk mengembangkan kelompoknya. Akibatnya kelompok menjadi pasif dan hanya
menunggu perintah atau petunjuk dari panti, dengan demikian kelompok akan sulit berkembang dan berkelanjutan.
97
Sesuai dengan teori keberfungsian sosial yang dikemukakan oleh Sukoco 1991 yang menyatakan 1 keberfungsian sosial dipandang sebagai kemampuan
melaksanakan peranan sosial, yaitu sebagai penampilan pelaksanaan peranan yang diharapkan sebagai anggota suatu kolektifitas; 2 keberfungsian sosial
dipandang sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan, yaitu mengacu pada cara-cara yang digunakan oleh individu, maupun kolektifitas dalam
memenuhi kebutuhan hidup mereka
; 3
Keberfungsian sosial dipandang sebagai kemampuan untuk memecahkan permasalahan sosial yang dialaminya.
Bahwa kelompok KBS-KUBE di Dusun Nganget belum menunjukan peningkatan keberfungsian anggota kelompok dapat dilihat bahwa pengurus kelompok belum
mampu melaksanakan peranan-peranannya sesuai dengan status yang disandangnya, dengan program KUBE di Dusun Nganget justru banyak kambing
yang dijual untuk memenuhi kebutuhannya hidupnya sehingga pengguliran tidak berjalan, dan kelompok yang dibentuk sebagai media pemecahan masalah juga
tidak berjalan karena tidak pernah dilaksanakan pertemuan kelompok. Untuk melihat kelemahan dan kelebihan kelompok KBS-KUBE di Dusun Nganget
Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban maka dapat dicari perbandingan dengan KUBE yang lain. Adapun KUBE tersebut adalah KUBE Keluarga Muda
Mandiri yang berada di Desa Cikeusal Kecamatan Talaga Kabupaten Majalengka, KUBE ini dipilih karena mempunyai persamaan yaitu sama-sama
beternak kambing hanya di Kabupaten Majalengka di tambah dengan sapi. Bila ditelaah mengenai proses pembentukan kelompok pada kedua KUBE yaitu
pada kelompok KBS-KUBE yang berada di Dusun Nganget proses pembentukan kelompok karena akan ada bantuan modal dari Dinas Sosial Provinsi Jawa
Timur. Pada KUBE KMM di Desa Cikeusal pada awalnya ada permasalahan yang dirasakan oleh warga desa setelah adanya berbagai pertemuan yang
dilaksanakan di rumah Kepala Desa maka ada kesepakatan dari warga desa untuk mengajukan bantuan permodalan kepada Dinas Sosial Kabupaten
Majalengka. Gayung bersambut maka oleh Dinas Sosial Kabupaten Majalengka ditindaklanjuti dengan pembentukan KUBE Keluarga Muda Mandiri KUBE
KMM. Nama dan pembentukan kelompok dilakukan oleh Kepala Desa Cikesual. Anonymons, 2003.
Menyimak proses pembentukan kelompok kedua KUBE tersebut maka dapat dijelaskan bahwa pada KUBE KMM di Desa Cikesual proses pembentukan
98
kelompok berawal dari permasalahan dan kebutuhan yang dirasakan oleh warga desa tersebut baru kemudian kepala desa mencoba mencari program atau
bantuan permodalan untuk menangani permasalahan sedangkan pada Kelompok KBS-KUBE di Dusun Nganget ada program dulu baru dibentuk
kelompok, sehingga warga dusun kurang antusias dalam mengembangkan bantuan tersebut akhirnya menimbulkan berbagai permasalahan baik dari aspek
sosial, kelembagaan maupun ekonomi. Dari ketiga program yang ada yaitu Pendidikan Taman Kanak – Kanak,
kelompok KBS-KUBE yang ada di Dusun Nganget dan KUBE KMM di Desa Cikesual Kecamatan Talaga Kabupaten Majalengka dapat dikaji bahwa untuk
keberlangsungan sebuah program pengembangan masyarakat maka 1 program pengembangan masyarakat harus disusun berdasarkan kebutuhan
yang dirasakan oleh masyarakat ; 2 pemberian kekuasaan kepada masyarakat lokal untuk mengelola program itu sendiri berdasarkan potensi lokal yang
dimilikinya. Dengan berbagai permasalahan yang ada khususnya kelompok KBS- KUBE yang berada di Dusun Nganget maka langkah–langkah untuk
memperbaiki keadaan tersebut adalah dengan mengubah pola pikir anggota kelompok dari kebutuhan yang riil real need menjadi kebutuhan yang
dirasakan felt need. Dengan demikian maka program KUBE yang ada menjadi sangat dirasakan kalau itu memang benar-benar dibutuhkan untuk memecahkan
permasalahan bersama dan memenuhi dan meningkatkan kebutuhan keluarga serta dapat meningkatkan peranan eks penderita kusta dalam kelompok dan
masyarakat.
99
VI. ANALISIS PEMBERDAYAAN KOMUNITAS EKS PENDERITA KUSTA MELALUI PENGUATAN INDIVIDU DAN KELOMPOK KBS - KUBE
Berdasarkan permasalahan yang ada dalam kelompok KBS – KUBE komunitas eks penderita kusta dan sesuai dengan kerangka konseptual maka performa
KBS - KUBE dapat dianalisis berbagai aspek antara lain 1 aspek kelembagaan yang meliputi struktur dan kultur ; 2 aspek sosial dan 3 aspek ekonomi ; 4
jejaring sosial ; 5 solidaritas sosial; 6 integrasi sosial dan 7 kohesifitas sosial. Sebelum pada analisis ketiga aspek tersebut maka akan dikemukakan profil
KBS-KUBE sesuai dengan hasil diskusi kelompok. Dari lima KBS – KUBE yang ada di komunitas eks penderita kusta diambil dua kelompok yang dianggap
mewakili kelompok KBS – KUBE yang progresif dan pasif. Kelompok KBS – KUBE dimaksud adalah kelompok KBS – KUBE Bangkit Mulia dan kelompok
KBS – KUBE Sumber Makmur.
6.1. Profil KBS – KUBE
Perkembangan kelompok KBS – KUBE sangat penting artinya untuk mengetahui sejauhmana perkembangan dan kendala yang dialami oleh masing-masing
kelompok KBS-KUBE. Perkembangan KBS - KUBE yang ada di Dusun Nganget sebenarnya belum dapat dikatakan mencapai tujuan Kelompok Usaha Bersama
yaitu antara lain 1 meningkatkatnya kemampuan anggota kelompok KBS-KUBE di dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup sehari-hari ; 2 meningkatkan
kemampuan anggota kelompok KBS-KUBE dalam mengatasi permasalahan sosial; dan 3 meningkatkan kemampuan anggota kelompok KBS-KUBE dalam
menampilkan peranan-peranan sosialnya. Salah satu perkembangan Kelompok KBS-KUBE dapat dilihat dari berkembangnya ternak kambing yang dipelihara
oleh eks penderita kusta. Dengan semakin banyaknya kambing maka dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan eks penderita kusta, mengatasi masalah
dan menampilkan peranan sosialnya. Hasil penelitian perkembangan KBS-KUBE ternak kambing yang ada di
komunitas eks penderita kusta Dusun Nganget Desa Kedungjambe Kecamatan Singgahan adalah sebagai berikut :