IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1. Pergerakan Penduduk Kota Makassar dan Sekitarnya
Pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan aktivitas di Kota Makassar tidak dapat dipisahkan dari berbagai potensi dalam melakukan
pergerakan, baik dalam konstalasi antar kawasan dalam kota maupun antar kota atau kabupaten sekitarnya. Tinjauan pergerakan penduduk tersebut adalah:
sosial ekonomi penduduk, kepadatan penduduk, dan penggunaan lahan.
4.1.1. Sosial Ekonomi Penduduk
Kota Makassar sebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia KTI merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas wilayah 175.77 km
2
dan jumlah penduduk mencapai 1 193 434 jiwa pada tahun 2005 yang tersebar di 14 kecamatan dan 143 kelurahan. Peran Kota Makassar sebagai pusat
pemerintahan, perdagangan dan industri, jasa dan pelayanan sosial, pendidikan, kegiatan budaya dan pariwisata dan permukiman menyebabkan daya tarik kota
menjadi besar bagi perkembangan kota dan pertumbuhan penduduk serta pertumbuhan PDRB kota yang meningkat 0.81 dari 19.13-19.94 selama
kurun waktu 4 tahun dari tahun 2001 sampai 2005 BPS, 2006 dan Pemerintah Kota Makassar, 2005a.
PDRB sebagai wujud pencerminan kemajuan ekonomi Kota Makassar pada tahun 2005 telah mencapai nilai Rp15744.194 miliar rupiah atas dasar
harga berlaku dan sebesar Rp10492.541 milliar rupiah atas dasar harga konstan 2005. Struktur ekonomi berdasarkan PDRB Kota Makassar hingga saat ini
didominasi sektor perdagangan, restoran dan hotel sebesar 28.78 . Sedangkan PDRB perkapita penduduk atas dasar harga konstan tahun 2000 adalah sebesar
1193434 BPS, 2006. Pencari kerja yang tercatat dalam BPS 2006 pada tahun 2005 sebanyak
26319 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 10824 orang dan perempuan 15495 orang menurut tingkat pendidikan SMA menempati peringkat pertama
sekitar 66.20 persen kemudian tingkat pendidikan Sarjana sekitar 20.26 persen. Perkembangan penduduk pencari kerja selama periode 2002-2005 cenderung
meningkat walaupun pada tahun 2005 turun sekitar 4.24 persen. Pergerakan penduduk kota dengan maksud perjalanan darike perumahan,
sekolahkampus, bekerjaperkantoran, belanjaperdagangan dan hiburansosial
58 kesehatan sebagian besar dilakukan oleh PNS, TNI, pegawai swasta,
wiraswasta, buruh, pelajar, ibu rumah tangga, tidak bekerja dan lain-lain. Pada tahun 1998, besarnya bangkitan lalu-lintas trip-generation yang ditimbulkan per
pelaku perjalanan dengan kendaraan bermotor per hari mencapai 3254 trip pada hari libur dan Minggu, sedangkan hari kerja dan sekolah Hari Senin sampai
Jumat mencapai 3644 trip per hari dengan rasio sebaran lalu-lintas trip- distribution sangat tinggi pada jam 7.00 sampai 8.00 yaitu sekitar 15.09
Mansyur, 1998. Kondisi tersebut merupakan dampak langsung pembangunan kota dengan
pendistribusian aktivitas kota pada kawasan transisi dan tepi kota disamping perubahan fungsi ruang atau penggunaan lahan yang cenderung berfungsi
campuran menjadi rumah toko Ruko dan rumah kantor Rukan di sepanjang jalan utama Kota Makassar. Perkembangan kota tersebut perlu dipantau dan
dievaluasi agar tidak tumbuh dan berkembang secara fisik dan ekonomi secara sporadis dan tidak terkontrol, karena akan berdampak pula pada kondisi sosial
dan lingkungan pada saat ini dan masa yang akan datang termasuk keamanan dan kenyamanan dalam pergerakan penduduknya.
4.1.2. Kepadatan Penduduk