43
3.6.2. Analisis Penilaian Kinerja Pola TrayekRute Eksisting
Berdasarkan tujuan pertama penelitian, yaitu menilai kinerja eksisting pola trayekrute angkutan umum penumpang non-bus, maka analisis yang digunakan
dengan pendekatan manajemen adalah:
Gambar 9. Diagram Input-Output Model Pengelolaan Angkutan Umum Penumpang Non-Bus Berkelanjutan
Input tak terkendali:
§
Perubahan Politis
§
Perjalanan Penglaju
§
Kebijakan Harga
§
Laju pertambahan kendaraan
§
Laju pertumbuhan penduduk
Input terkendali:
§
Penggunaan Lahan
§
Prasarana dan Sarana Transportasi
§
Volume Lalulintas dan Kapasitas Jalan
§
Tingkat Pelayanan Jalan dan Kendaraan
§
Sosial Ekonomi Penduduk
§
Tarif Angkutan
§
Biaya Operasi
§
Keuntungan
§
Perijinan Angkutan
§
TrayekRute
§
Kapasitas Kendaraan
§
Emisi Kendaraan
§
Kualitas Udara Ambien
§
Pergerakan Penduduk
§
Daerah Pelayanan
§
Faktor Muat
§
Jumlah Penumpang
§
Waktu Antara
§
Waktu Tunggu
§
Kecepatan Perjalanan
§
Sebab Kelambatan
§
Ketersediaan Angkutan
§
Konsumsi Bahan Bakar
Output dikehendaki:
§
Efektifitas Trayek Rute
§
Efisiensi Tarif Radius Pelayanan
§
Perbaikan Kualitas Lingkungan
§
Sinergitas Tata Ruang
Output tak dikehendaki:
§
Aksesibilitas menurun
§
Layanan belum merata
§
Lingkungan terganggu
§
Tarif tidak terkontrol
§
Penataan ruang belum aplikatif
§
Partisipasi masyarakat menurun
Input lingkungan:
§
UU No.141992
§
UU No.231997
§
UU No.81999
§
UU No.322004
§
UU No.382004
§
UU No.262007
§
RTRW Kota Makassar
§
SDA, SDB, dan SDM
§
Kondisi Sosial Budaya
§
Penegakan Hukum
§
Iklim Investasi
MODEL PENGELOLAAN TRANSPORTASI AUPNB
BERKELANJUTAN
MANAJEMEN PENGENDALIAN
TRANSPORTASI
44 1 Permintaan, yaitu analisis spesifik model kebutuhan transportasi kota
berbasis spasial dan non-spasial dengan persamaan matematis regresi linier berganda sebagai berikut Miro, 2005:
Y
1
= a
1
+ b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ b
5
X
5
+ b
6
X
6
+ b
7
X
7
1 keterangan:
Y
1
= variabel terikat jumlah kebutuhan transportasikeinginan perjalanan a
1
= konstanta jumlah kebutuhan transportasikeinginan perjalanan b
1
X
1
= parameter dan variabel bebas jumlah penduduk jiwakm
2
b
2
X
2
= parameter dan variabel bebas sosial ekonomi unit b
3
X
3
= parameter dan variabel bebas penggunaan lahan unit b
4
X
4
= parameter dan variabel bebas tingkat pelayanan transportasi jumlah b
5
X
5
= parameter dan variabel bebas hargabiaya transportasi rupiah b
6
X
6
= parameter dan variabel bebas kenyamanan pelayanan transportasi puas b
7
X
7
= parameter dan variabel bebas waktu perjalanan menit 2 Kinerja rute dan operasi, yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui
faktor-faktor yang signifikan dalam penetapan rute dan pelayanan operasi setiap rute angkutan umum penumpang dan dirumuskan secara matematis regresi linier
berganda sebagai berikut Ditjen Perhubungan Darat, 1996: Y
2
= a
2
+ b
8
X
8
+ b
9
X
9
+ b
10
X
10
+ b
11
X
11
+ b
12
X
12
+ b
13
X
13
+ b
14
X
14
+ b
15
X
15
2 keterangan:
Y
2
= variabel terikat kinerja rute dan operasi a
2
= konstanta kinerja rute dan operasi b
8
X
8
= parameter dan variabel bebas faktor muat atau pengisian orang b
9
X
9
= parameter dan variabel bebas jumlah penumpang yang diangkut orang b
10
X
10
= parameter dan variabel bebas waktu antara menit b
11
X
11
= parameter dan variabel bebas waktu tunggu penumpang menit b
12
X
12
= parameter dan variabel bebas kecepatan perjalanan kmjam b
13
X
13
= parameter dan variabel bebas sebab-sebab kelambatan aktivitas b
14
X
14
= parameter dan variabel bebas penyediaan angkutan unit b
15
X
15
= parameter dan variabel bebas tingkat konsumsi bahan bakar liter 3 Kinerja prasarana, yaitu analisis prasarana yang dilakukan dalam rencana
pengembangan pelayanan angkutan umum penumpang non-bus terhadap faktor-faktor yang signifikan dan berdasarkan kondisi ideal angkutan umum
penumpang bus dengan persamaan matematis regresi linier berganda sebagai berikut Ditjen Perhubungan Darat, 1996:
Y
3
= a
3
+ b
16
X
16
+ b
17
X
17
+ b
18
X
18
+ b
19
X
19
+ b
20
X
20
+ b
21
X
21
+ b
22
X
22
+ b
23
X
23
3 keterangan:
Y
3
= variabel terikat kinerja prasarana a
3
= konstanta kinerja prasarana b
16
X
16
= parameter dan variabel bebas tempat pemberhentian unit b
17
X
17
= parameter dan variabel bebas halte unit b
18
X
18
= parameter dan variabel bebas prioritas bus unit b
19
X
19
= parameter dan variabel bebas sistem informasi unit
45 b
20
X
20
= parameter dan variabel bebas geometri jalan unit b
21
X
21
= parameter dan variabel bebas kondisi jalan keadaan b
22
X
22
= parameter dan variabel bebas kapasitas jalan luas b
23
X
23
= parameter dan variabel bebas volume lalulintas jumlah 4 Tingkat pelayanan jalan, yaitu analisis kualitatif yang berkaitan dengan
kecepatan dan waktu perjalanan, kebebasan, kenyamanan, dan ekonomi, dan bersifat kuantitatif dengan kapasitas, kecepatan nyata, dan rasio volume per
kapasitas sebagai berikut Ditjen Bina Marga, 1997: C = C
O
. F
W
. F
KS
. F
SP
. F
SF
. F
CS
4 V
act
= V
O
. 0,5 . [1 + 1-QC
0,5
] 5
PHF= V C 6
keterangan: C
= kapasitas smpjam C
O
= kapasitas dasar smpjam F
w
= faktor kesesuaian lebar jalur lalu-lintas F
KS
= faktor kesesuaian bahu dan trotoar F
SP
= faktor kesesuaian pemisahan arahperjalanan jalan dua arah F
SF
= faktor kesesuaian jalur pergerakan F
CS
= faktor kesesuaian ukuran kota V
act
= kecepatan pada pergerakan sebenarnya kmjam V
o
= kecepatan pergerakan bebas kmjam Q
= pergerakan sebenarnya smpjam Q C = derajattingkat kejenuhan DS
PHF = tingkat pelayanan jalan rasio vc
3.6.3. Analisis Besaran Sistem Pentarifan