24 Pemecahan masalah transportasi menghadapi berbagai pilihan dan harus
dilakukan secara simultan dan saling mendukung terutama rencana penggunaan lahan dan kebijakan pembangunan regional dan nasional yang bermuara kepada
tiga pilar pendekatan yaitu: rencana penggunaan lahan, pengurangan lalulintas kendaraan pribadi, dan promosi angkutan umum Riyanto, 2007.
2.3.2. Sistem TrayekRute Angkutan Umum Penumpang
Prinsip dasar sistem trayekrute angkutan umum penumpang sangat terkait dengan pilihan rute terbaik dari suatu titik asalorigin AO ke titik tujuan
destination TD yang ditentukan dalam pengertian waktu dan jarak, dan sebagainya, sedangkan jaringan trayek adalah kumpulan trayek yang menjadi
satu kesatuan pelayanan angkutan orang atau penumpang. Beberapa faktor yang dipertimbangan dalam menetapkan jaringan trayek adalah: pola
penggunaan lahan, pola pergerakan penumpang angkutan umum, kepadatan penduduk, daerah atau area pelayanan, dan karakteristik jaringan jalan Ditjen
Perhubungan Darat, 1996. Hubungan antara klasifikasi trayek dan jenis pelayanan, jenis angkutan,
dan kapasitas penumpang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Klasifikasi Trayek
No. Klasifikasi
Trayek Jenis
Pelayanan Jenis Angkutan
Kapasitas Penumpang per
hari kendaraan 1.
Utama § Cepat
§ Lambat § Bus besar lantai ganda
§ Bus besar lantai tunggal § Bus sedang
§ 1500-1800 § 1000-1200
§ 500- 600
2. Cabang
§ Cepat § Lambat
§ Bus besar § Bus sedang
§ Bus kecil § 1000-1200
§ 500- 600 § 300- 400
3. Ranting
§ Lambat § Bus sedang
§ Bus kecil § MPU
§ 500- 600 § 300- 400
§ 250- 300
4. Langsung § Cepat
§ Bus besar § Bus sedang
§ Bus kecil § 1000-1200
§ 500- 600 § 300- 400
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat 1996 Dalam melakukan proses perencanaan trayekrute angkutan umum
penumpang dapat dilakukan analisis yang meliputi analisis permintaan, analisis kinerja rute dan operasi, analisis kinerja prasarana, dan analisis penyusunan
rencana.
25 Analisis kinerja rute dan operasi bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas
dan efisiensi pengoperasian dan penentuan jumlah armada berdasarkan kajian beberapa parameter yaitu: faktor muat load factor, jumlah penumpang yang
diangkut, waktu antara headway, waktu tunggu penumpang, kecepatan perjalanan, sebab-sebab kelambatan, ketersediaan angkutan, dan tingkat
konsumsi bahan bakar Ditjen Perhubungan Darat, 1996.
2.3.3. Sistem Pentarifan Angkutan Umum Penumpang