20 memudahkan dalam melakukan koordinasi antar instansi yang berbeda, karena
data dasar spesifik dan berdasarkan tujuan dapat dijadikan acuan dalam perencanaan, pemantauan, pengawasan, dan pelaporan Gunadi, 1999.
Berdasarkan tujuan dan peran atau fungsi di atas, maka SIG juga dapat dikategorikan sebagai suatu koleksi perangkat lunak untuk mengatur informasi
dalam basis data Database Management System-DBMS yang bertugas rutin dalam pemasukan, verifikasi, penyimpanan, pencarian, dan kombinasi informasi
dalam berbagai hal termasuk pengelolaan transportasi. Oleh karena itu, SIG bukanlah solusi yang paling ampuh tetapi merupakan suatu proses yang dapat
dimulai dari yang lebih kecil dan sederhana dengan kesepakatan peta dasar yang masih memerlukan updating oleh suatu organisasi dan sumberdaya
manusia yang memadai dalam pengadaan, pemanfaatan, pengelolaan, dan pemeliharaannya.
2.2.5. Metode Perbandingan Eksponensial dalam Pengelolaan Transportasi
Metode Perbandingan Eksponensial MPE merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak dan
digunakan sebagai pembantu individu dalam pengambilan keputusan untuk menggunakan rancang bangun model yang telah terdefinisi dengan baik pada
tahapan proses. Selain itu, MPE mempunyai keuntungan dalam mengurangi bias yang
mungkin terjadi dalam analisis, dimana nilai skor yang menggambarkan urutan prioritas menjadi besar fungsi eksponensial akan mengakibatkan urutan
prioritas alternatif keputusan lebih nyata Marimin, 2004. Penggunaan MPE dalam pengelolaan transportasi dilakukan dalam
beberapa tahapan yaitu: menyusun alternatif-alternatif keputusan yang akan dipilih, menentukan kriteria yang penting untuk dievaluasi, menentukan tingkat
kepentingan dari setiap kriteria keputusan, melakukan penilaian terhadap setiap kriteria, menghitung skor total setiap alternatif, dan menentukan urutan prioritas
keputusan berdasarkan nilai total masing-masing alternatif. Oleh karena itu, MPE dapat digunakan dalam pengelolaan sistem
transportasi yang kompleks dan terdiri dari beberapa alternatif kebijakan dalam bentuk nilai urutan prioritas yang besar fungsi eksponensial untuk keputusan
yang lebih nyata.
21
2.2.6.Metode Sampling dalam Penelitian Transportasi
Metode atau teknik sampling dalam penelitian transportasi pada kawasan permukiman mengidentifikasi 3 tiga variabel utama yang menggambarkan
karakteristik rumah tangga yang menimbulkan bangkitan perjalanan dari kawasan perumahan Miro, 2005. Variabel tersebut merupakan dasar dalam
penentuan sampling responden atau lokasi serta jenis kendaraan. Ketiga variabel yang dimaksud di atas Miro, 2005 adalah: 1 ukuran
keluargajumlah orang dalam rumah family size, 2 pemilikan kendaraan oleh rumah tangga car ownership, dan 3 pendapatan keluarga rumah tangga
tersebut level of income. Selain itu, teknik sampling dalam penelitian transportasi dapat difokuskan
pada jumlah penduduk yang menggunakan angkutan umum penumpang baik bus maupun non-bus sebagai bagian lain dari ketiga variabel di atas. Kategori
penduduk atau penumpang tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi tempat tinggal, lokasi tujuan perjalanan, umur, jenis kelamin, dan ragam
pekerjaan atau profesi.
2.2.7.Metode Regresi Linier Berganda dalam Penelitian Transportasi
Metode regresi linier berganda dalam penelitian transportasi merupakan teknik analisis regresi yang menghubungkan 1 satu variabel terikat dengan 2
dua atau lebih variabel-variabel bebas yang dianggap atau mungkin mempengaruhi perubahan variabel terikat yang diamati Miro, 2005. Metode
analisis tersebut merupakan salah satu dari model-model yang tergabung dalam model statistik-matematika.
Analisis regresi yang menyatakan hubungan antar variabel ditentukan oleh koefisien korelasi yaitu suatu ukuran arah dan kekuatan hubungan linier antara
dua variabel random Sunyoto, 2007 dan koefisien determinasi yaitu suatu nilai yang menggambarkan seberapa besar perubahan atau variasi dari variabel
dependen dapat dijelaskan oleh perubahan atau variasi dari variabel independen Santosa et al., 2005.
Peramalan jumlah perjalanan atau permintaan di kawasan perkotaan pada tahap bangkitan perjalanan untuk seluruh perjalanan berbasis permukiman atau
tempat tinggal dan perjalanan antar kota dapat menggunakan metode regresi linier dalam penelitian transportasi.
22
2.3. Sistem Transportasi Angkutan Umum Penumpang Non-Bus