32.33 7.435 2 243 PENILAIAN DAN PENATAAN KAWASAN RAWAN POLUSI EMISI KENDARAAN

123 Tabel 37. Hasil Pengujian Emisi Gas Buang Kendaraan Kota Makassar 2006 No Titik Pengujian Jumlah Kendaraan Data Uji Emisi dan Sistem Kendaraan Ket. Sistem CO CO 2 O 2 HC ppm Lambda λ 1 Balaikota Jalan Ahmad Yani Ujungpandang 161 Karburator 90 kend. Injeksi 71 kend. Jumlah 506.8 Jumlah 1855.02 Jumlah 314.46 Jumlah 110 722 Jumlah 61.431 Angkot 5.6 Pribadi=85 Dinas=66 Rata-rata 3.15 tidak ideal Rata-rata 11.52 tidak ideal Rata-rata 1.95 ideal Rata-rata 688 tidak ideal Rata-rata 0.38 tidak ideal Angkot=9 Taksi=1 2 Pusreg KLH Sumapapua Jalan Perintis Kemerdekaan Biringkanaya 52 Karburator 41 kend. Injeksi 11 kend. Jumlah 183.6 Jumlah 574.69 Jumlah 98.54 Jumlah 20 070 Jumlah 9.641 Angkot 17.3 Pribadi=29 Dinas=14 Rata-rata 3.53 tidak ideal Rata-rata 11.05 tidak ideal Rata-rata 1.895 ideal Rata-rata 720 tidak ideal Rata-rata 0.367 tidak ideal Angkot=9 Taksi=0 3 Depan Ruko Yanti Jalan S.Alauddin Panakkukang 143 Karburator 107 kend. Injeksi 36 kend. Jumlah 673.02 Jumlah 1395.32 Jumlah 512.73 Jumlah 121 998 Jumlah 103.319 Angkot 25.2 Pribadi=89 Dinas=9 Rata-rata 4.71 tidak ideal Rata-rata 9.76 tidak ideal Rata-rata 3.59 tidak ideal Rata-rata 835 tidak ideal Rata-rata 0.725 tidak ideal Angkot=42 Taksi=3 Jumlah Rata-rata 356 119 238 K 118 I 11.39

3.79 32.33

10.78 7.435

2.48 2 243

748 1.472

0.49 48.1

16 Ket.: Nilai emisi ideal CO 2,0; CO 2 12,0; 0,5 O 2 2,0; HC 200 ppm; dan Lambda 0,950 λ 1,050; K = karburator dan I = injeksi Berdasarkan hasil pengujian selama tiga hari di tiga lokasi di atas dapat disimpulkan bahwa dari jumlah kendaraan yang diuji 356 kendaraan dan rata- rata 119 kendaraan per hari pengujian dengan sistem kendaraan menggunakan karburator 238 kendaraan dan injeksi 118 kendaraan. Tingkat emisi gas buang kendaraan yang diuji rata-rata perjenis sumber pencemar dan parameternya adalah sebagai berikut: i Karbonmonoksida tidak ideal sebesar 3,79; ii Karbondioksida tidak ideal sebesar 10,78; iii Oksigen tidak ideal sebesar 2,48; iv Hidrokarbon tidak ideal sebesar 748 ppm; dan v Lambda tidak ideal sebesar 0,49. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa sistem kendaraan karburator dalam jumlah besar dibandingkan dengan injeksi dan lebih rentan menimbulkan emisi gas yang tidak ideal dan dibuktikan dari hasil pengujian rata-rata untuk setiap parameter pencemar yang semuanya dalam kondisi tidak ideal. Berdasarkan jenis penggunaan kendaraan yang beragam yaitu kendaraan pribadi sebesar 57 persen, dinas 25 persen, angkutan kota 17 persen, dan taksi 0.8 persen telah mengindikasikan bahwa tingkat emisi kendaraan secara umum tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh jenis penggunaan tersebut tetapi sangat tergantung dari tingkat pemeliharaan kendaraan. Selain itu, hasil uji emisi kendaraan berdasarkan jenis dan tahun pembuatannya adalah rata-rata bermesin jenis 1500 CC dan diproduksi tahun 1998. Secara umum kondisi tersebut sangat berpotensi menimbulkan emisi gas buang dan menghasilkan kondisi yang tidak ideal untuk setiap parameter pencemar. 124 Hasil uji emisi gas buang pada kendaraan angkutan umum penumpang non-bus yang berjumlah 48.1 dari seluruh kendaraan yang diuji mengindikasikan sebagai kendaraan yang berpotensi sangat tinggi dalam menimbulkan emisi gas buang. Untuk lebih jelasnya kondisi hasil uji emisi kendaraan di lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 31. CO CO2 O2 HC p pm Lambda l Balaikota Jalan Ahmad Yani Ujungpand... Pusreg KLH Sumapapua Jalan Perintis ... Depan Ruko Yanti Jalan S.Alauddin Pa... 100 200 300 400 500 600 700 800 900 Hasil uji emisi Parameter Emisi Lokasi Uji Emisi Gambar 31. Hasil Uji Emisi di Lokasi Penelitian Berdasarkan jumlah kendaraan yang memenuhi ambang batas sebesar 38.01-52.20 dan kendaraan yang melewati ambang batas adalah 47.80- 51.99. Bila dibandingkan dengan hasil pengujian emisi 4 tahun sebelumnya dapat disimpulkan bahwa jumlah kendaraan yang memenuhi ambang batas pada tahun 2000-2001 adalah relatif kecil yaitu antara 30.22- 38.67, sedangkan yang telah melewati ambang batas adalah 61.37-69.78. Pada tahun 2005 mengalami kemajuan karena jumlah kendaraan yang memenuhi ambang batas meningkat hingga 72.12 dan selebihnya sekitar 27.88 telah melewati ambang batas. Sedangkan uji emisi tahun 2006 terjadi penurunan karena jumlah kendaraan yang melewati ambang batas meningkat lagi menjadi 47.80-51.99. Secara umum dapat disimpulkan bahwa tingkat emisi kendaraan relatif statis pada kondisi jumlah kendaraan yang melewati ambang batas lebih besar daripada yang memenuhi ambang batas, kecuali pada tahun 2005 dimana pengujian dilakukan di bengkel kendaraan dari berbagai perusahaan. Hasil rinci dan detil uji emisi mengidentifikasi bahwa 99 angkutan kota dalam kondisi kritis, karena seluruh paramater uji emisi tidak ideal baik karena usia kendaraan, jenis mesin, masupun karena kurangnya perawatan kendaraan dan mesin. 125 Emisi gas buang kendaraan dan kualitas udara ambien di Kota Makassar secara langsung saling mempengaruhi, karena semakin tinggi tingkat emisi gas buang kendaraan dalam jumlah kumulatif di jalan raya akan mempengaruhi kualitas udara secara keseluruhan. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa di lokasi penelitian teridentifikasi tingkat emisi rata-rata kendaraan di zona pusat kota Kecamatan Ujungpandang adalah rendah; di zona transisi kota Kecamatan Panakkukang adalah sedang; dan di zona pinggiran Kecamatan Biringkanaya adalah tinggi. Selain itu, kualitas udara ambien pada lokasi penelitian sangat dipengaruhi oleh tingkat aktivitas penduduk dengan pola penggunaan lahan kawasan serta tingkat kepadatan lalulintas kendaraan. Tingkat kualitas udara ambien kota di zona pusat kota Kecamatan Ujungpandang adalah sedang; di zona transisi kota Kecamatan Panakkukang adalah tinggi; dan di zona pinggiran Kecamatan Biringkanaya adalah rendah. Kondisi tersebut menjelaskan bahwa walaupun terdapat hubungan antara peningkatan emisi kendaraan dan menurunnya kualitas udara ambien kota, tetapi keadaan tersebut lebih disebabkan oleh kondisi jenis kendaraan dan volume kendaraan di setiap zona tersebut. Kondisi kendaraan terkait dengan jenis, umur, dan faktor perawatan sedangkan volume kendaraan terkait dengan kepadatan lalulintas dan rendahnya kecepatan kendaraan di suatu ruas jalan pada suatu kawasan. Kualitas udara ambien kota dalam jangka waktu panjang akan terus menurun sejalan dengan meningkatnya tingkat emisi kendaraan. Analisis deskripsi tingkat emisi di lokasi penelitian dapat disimpulkan berdasarkan tingkat emisi rata-rata kendaraan pada pengujian tahun 2006 dan pemakaian bahan bakar berdasarkan jumlah volume kendaraan rata-rata di setiap lokasi penelitian pada bab sebelumnya dan data pada Lampiran 18 dapat dihasilkan tabulasi data dan keluaran berdasarkan Sub bab 3.6.4. seperti pada Tabel 38. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa besarnya jumlah emisi Karbon Monoksida CO berdasarkan jenis kendaraan di lokasi penelitian adalah didominasi oleh sedanjeep, kijang dan pick-up sebesar 38, bus sebesar 36, mini bus dan angkutan kota sebesar 34.2, dan truk mini 20. 126 Tabel 38. Jumlah Emisi Total di Lokasi Penelitian No Jenis Kendaraan Titik Pengujian Emisi Kendaraan Faktor Emisi CO volume Pemakaian BBM Volume Jumlah Emisi Ahmad Yani Perintis Kemerdekaan Sultan Alauddin 1 SedanJeep 5188 3973 2460 3.8 10 38 2 Kijang 11243 9195 6220 3.8 10 38 3 Mini Bus 105 262 248 3.8 9 34.2 4 Bus 1811 99 194 4.0 9 36 5 Pick-up 568 2205 1652 3.8 10 38 6 Truk mini 135 872 1191 4.0 5 20 7 Angkot pete-pete 16202 4391 4796 3.8 9 34.2 Jumlah 35252 20997 16761 27 62 238.4 Rata-rata 5036 2999 2394 3.8 8.8 34.06 Keterangan: kendaraan berbahan bakar solar dan sepeda motor tidak dianalisis Besarnya jumlah emisi rata-rata kendaraan keseluruhan berdasarkan lokasi pengujian menghasilkan kesimpulan bahwa di Balaikota Jalan Ahmad Yani adalah 168 jumlah 50368.83.8; Pusreg Sumapapua Perintis Kemerdekaan adalah 100 29998.83.8; dan Ruko Yanti Sultan Alauddin adalah 80 23948.83.8. Jumlah emisi total di setiap lokasi pengujian dapat disimpulkan yaitu di Balaikota Jalan Ahmad Yani adalah 157.365 jumlah 352526272; Pusreg Sumapapua Perintis Kemerdekaan adalah 937.427 209976272; dan Ruko Yanti Sultan Alauddin adalah 74.821 167616272. Secara umum lokasi penelitian berpotensi sebagai kawasan rawan polusi dari kendaraan roda empat yang menggunakan bahan bakar bensin dengan satu jenis parameter yaitu karbonmonoksida adalah rata-rata 116 dan untuk total rata-rata 389.871. Untuk lebih jelasnya kondisi hasil uji emisi kendaraan di lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 32. 100 200 300 400 500 600 Jumlah Emisi Ahmad Yani Perintis Kemerdekaan Sultan Alauddin Lokasi Uji Emisi SedanJeep Kijang Mini Bus Bus Pick-up Truk mini Angkot pete-pete Gambar 32. Jumlah Emisi Kendaraan di Lokasi Penelitian 127 Identifikasi kualitas udara ambien dan tingkat emisi kendaraan sebagai bagian dari penataan kawasan rawan polusi merupakan bagian dari parameter lingkungan dalam pengelolaan transportasi angkutan umum penumpang non-bus berkelanjutan. Tingkat emisi kendaraan terutama yang disebabkan oleh angkutan umum penumpang angkot atau pete-pete dalam jumlah besar telah menyebabkan kualitas udara ambien kota meningkat dalam jangka menengah dan panjang. Perbedaan kualitas udara ambien di lokasi penelitian dipengaruhi oleh perbedaan penggunaan lahan dan luasan ruang terbuka serta kondisi geografis dan cuaca seperti kecepatan angin pada masing-masing lokasi.

7.2. Kebijakan Penataan Kawasan Rawan Polusi Kendaraan

Dokumen yang terkait

Evaluasi Karakteristik Operasional Angkutan Umum Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) (Studi Kasus : PO.DATRA dan CV.PAS Trayek Medan-Sidikalang)

4 34 149

Model Pengelolaan Transportasi Angkutan Umum Penumpang Non Bus Berkelanjutan Kota Makassar

1 56 206

KAJIAN VARIABEL LAYANAN ANGKUTAN UMUM BUS KOTA MENURUT PERSEPSI PENUMPANG DENGAN TEKNIK STATED PREFERENCE (Studi Kasus Angkutan Umum Bus Kota di Surakarta)

0 3 139

EVALUASI KINERJA ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN PERSEPSI PENUMPANG ( STUDI KASUS ANGKUTAN UMUM BUS JURUSAN SURAKARTA – YOGYAKARTA)

0 3 2

EVALUASI KEPUASAN PENUMPANG TERHADAPKUALITAS PELAYANAN JASA ANGKUTAN UMUM BUS EVALUASI KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA ANGKUTAN UMUM BUS METRO PERMAI TRAYEK TORAJA-MAKASSAR.

0 4 14

PENDAHULUAN EVALUASI KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA ANGKUTAN UMUM BUS METRO PERMAI TRAYEK TORAJA-MAKASSAR.

0 2 9

SKRIPSI KONSUMEN DAN TRANSPORTASI BUS: Konsumen Dan Transportasi Bus: Studi Terhadap Perlindungan Hukum Bagi Penumpang Bus Di Kota Surakarta.

0 2 17

KONSUMEN DAN TRANSPORTASI BUS: Studi Terhadap Perlindungan Hukum Bagi Penumpang Bus Konsumen Dan Transportasi Bus: Studi Terhadap Perlindungan Hukum Bagi Penumpang Bus Di Kota Surakarta.

1 2 17

ANALISIS VARIABEL LAYANAN ANGKUTAN UMUM BUS KOTA MENURUT PERSEPSI PENUMPANG DENGAN TEKNIK STATED PREFERENCE (Studi Kasus Angkutan Umum Bus Kota di Surakarta).

0 0 6

DAMPAK KEBERADAAN TRANSPORTASI OJEK ONLINE (GO-JEK) TERHADAP TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM LAINNYA DI KOTA MAKASSAR

0 2 108