123 Tabel
37. Hasil Pengujian Emisi Gas Buang Kendaraan Kota Makassar 2006
No Titik
Pengujian Jumlah
Kendaraan Data Uji Emisi dan Sistem Kendaraan
Ket.
Sistem CO
CO
2
O
2
HC ppm Lambda
λ 1
Balaikota Jalan Ahmad Yani
Ujungpandang
161
Karburator 90 kend.
Injeksi 71 kend.
Jumlah
506.8
Jumlah
1855.02
Jumlah
314.46
Jumlah
110 722
Jumlah
61.431
Angkot 5.6
Pribadi=85 Dinas=66
Rata-rata
3.15
tidak ideal
Rata-rata
11.52
tidak ideal
Rata-rata
1.95
ideal
Rata-rata
688
tidak ideal
Rata-rata
0.38
tidak ideal
Angkot=9 Taksi=1
2 Pusreg KLH
Sumapapua Jalan Perintis
Kemerdekaan Biringkanaya
52
Karburator 41 kend.
Injeksi 11 kend.
Jumlah
183.6
Jumlah
574.69
Jumlah
98.54
Jumlah
20 070
Jumlah
9.641
Angkot 17.3
Pribadi=29 Dinas=14
Rata-rata
3.53
tidak ideal
Rata-rata
11.05
tidak ideal
Rata-rata
1.895
ideal
Rata-rata
720
tidak ideal
Rata-rata
0.367
tidak ideal
Angkot=9 Taksi=0
3 Depan Ruko Yanti
Jalan S.Alauddin Panakkukang
143
Karburator 107 kend.
Injeksi 36 kend.
Jumlah
673.02
Jumlah
1395.32
Jumlah
512.73
Jumlah
121 998
Jumlah
103.319
Angkot 25.2
Pribadi=89 Dinas=9
Rata-rata
4.71
tidak ideal
Rata-rata
9.76
tidak ideal
Rata-rata
3.59
tidak ideal
Rata-rata
835
tidak ideal
Rata-rata
0.725
tidak ideal
Angkot=42 Taksi=3
Jumlah Rata-rata 356
119 238 K
118 I 11.39
3.79 32.33
10.78 7.435
2.48 2 243
748 1.472
0.49 48.1
16
Ket.: Nilai emisi ideal CO 2,0; CO
2
12,0; 0,5 O
2
2,0; HC 200 ppm; dan Lambda 0,950
λ 1,050; K = karburator dan I = injeksi
Berdasarkan hasil pengujian selama tiga hari di tiga lokasi di atas dapat disimpulkan bahwa dari jumlah kendaraan yang diuji 356 kendaraan dan rata-
rata 119 kendaraan per hari pengujian dengan sistem kendaraan menggunakan karburator 238 kendaraan dan injeksi 118 kendaraan.
Tingkat emisi gas buang kendaraan yang diuji rata-rata perjenis sumber pencemar dan parameternya
adalah sebagai berikut: i Karbonmonoksida tidak ideal sebesar 3,79;
ii Karbondioksida tidak ideal sebesar 10,78; iii Oksigen tidak ideal sebesar 2,48;
iv Hidrokarbon tidak ideal sebesar 748 ppm; dan v Lambda tidak ideal sebesar 0,49.
Hasil tersebut mengindikasikan bahwa sistem kendaraan karburator dalam jumlah besar dibandingkan dengan injeksi dan lebih rentan menimbulkan emisi
gas yang tidak ideal dan dibuktikan dari hasil pengujian rata-rata untuk setiap parameter pencemar yang semuanya dalam kondisi tidak ideal.
Berdasarkan jenis penggunaan kendaraan yang beragam yaitu kendaraan pribadi sebesar 57 persen, dinas 25 persen, angkutan kota 17 persen, dan taksi
0.8 persen telah mengindikasikan bahwa tingkat emisi kendaraan secara umum tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh jenis penggunaan tersebut tetapi sangat
tergantung dari tingkat pemeliharaan kendaraan. Selain itu, hasil uji emisi kendaraan berdasarkan jenis dan tahun pembuatannya adalah rata-rata
bermesin jenis 1500 CC dan diproduksi tahun 1998. Secara umum kondisi tersebut sangat berpotensi menimbulkan emisi gas buang dan menghasilkan
kondisi yang tidak ideal untuk setiap parameter pencemar.
124 Hasil uji emisi gas buang pada kendaraan angkutan umum penumpang
non-bus yang berjumlah 48.1 dari seluruh kendaraan yang diuji mengindikasikan sebagai kendaraan yang berpotensi sangat tinggi dalam
menimbulkan emisi gas buang. Untuk lebih jelasnya kondisi hasil uji emisi kendaraan di lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 31.
CO CO2 O2
HC p
pm Lambda l
Balaikota Jalan Ahmad Yani Ujungpand... Pusreg KLH Sumapapua Jalan Perintis ...
Depan Ruko Yanti Jalan S.Alauddin Pa... 100
200 300
400 500
600 700
800 900
Hasil uji emisi
Parameter Emisi
Lokasi Uji Emisi
Gambar 31. Hasil Uji Emisi di Lokasi Penelitian Berdasarkan jumlah kendaraan yang memenuhi ambang batas sebesar
38.01-52.20 dan kendaraan yang melewati ambang batas adalah 47.80- 51.99. Bila dibandingkan dengan hasil pengujian emisi 4 tahun sebelumnya
dapat disimpulkan bahwa jumlah kendaraan yang memenuhi ambang batas pada tahun 2000-2001 adalah relatif kecil yaitu antara 30.22- 38.67, sedangkan
yang telah melewati ambang batas adalah 61.37-69.78. Pada tahun 2005 mengalami kemajuan karena jumlah kendaraan yang
memenuhi ambang batas meningkat hingga 72.12 dan selebihnya sekitar 27.88 telah melewati ambang batas. Sedangkan uji emisi tahun 2006 terjadi
penurunan karena jumlah kendaraan yang melewati ambang batas meningkat lagi menjadi 47.80-51.99.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa tingkat emisi kendaraan relatif statis pada kondisi jumlah kendaraan yang melewati ambang batas lebih besar
daripada yang memenuhi ambang batas, kecuali pada tahun 2005 dimana pengujian dilakukan di bengkel kendaraan dari berbagai perusahaan. Hasil rinci
dan detil uji emisi mengidentifikasi bahwa 99 angkutan kota dalam kondisi kritis, karena seluruh paramater uji emisi tidak ideal baik karena usia kendaraan,
jenis mesin, masupun karena kurangnya perawatan kendaraan dan mesin.
125 Emisi gas buang kendaraan dan kualitas udara ambien di Kota Makassar
secara langsung saling mempengaruhi, karena semakin tinggi tingkat emisi gas buang kendaraan dalam jumlah kumulatif di jalan raya akan mempengaruhi
kualitas udara secara keseluruhan. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa di lokasi
penelitian teridentifikasi tingkat emisi rata-rata kendaraan di zona pusat kota Kecamatan Ujungpandang adalah rendah; di zona transisi kota Kecamatan
Panakkukang adalah sedang; dan di zona pinggiran Kecamatan Biringkanaya adalah tinggi.
Selain itu, kualitas udara ambien pada lokasi penelitian sangat dipengaruhi oleh tingkat aktivitas penduduk dengan pola penggunaan lahan kawasan serta
tingkat kepadatan lalulintas kendaraan. Tingkat kualitas udara ambien kota di zona pusat kota Kecamatan Ujungpandang adalah sedang; di zona transisi
kota Kecamatan Panakkukang adalah tinggi; dan di zona pinggiran Kecamatan Biringkanaya adalah rendah.
Kondisi tersebut menjelaskan bahwa walaupun terdapat hubungan antara peningkatan emisi kendaraan dan menurunnya kualitas udara ambien kota,
tetapi keadaan tersebut lebih disebabkan oleh kondisi jenis kendaraan dan volume kendaraan di setiap zona tersebut. Kondisi kendaraan terkait dengan
jenis, umur, dan faktor perawatan sedangkan volume kendaraan terkait dengan kepadatan lalulintas dan rendahnya kecepatan kendaraan di suatu ruas jalan
pada suatu kawasan. Kualitas udara ambien kota dalam jangka waktu panjang akan terus menurun sejalan dengan meningkatnya tingkat emisi kendaraan.
Analisis deskripsi tingkat emisi di lokasi penelitian dapat disimpulkan berdasarkan tingkat emisi rata-rata kendaraan pada pengujian tahun 2006 dan
pemakaian bahan bakar berdasarkan jumlah volume kendaraan rata-rata di setiap lokasi penelitian pada bab sebelumnya dan data pada Lampiran 18 dapat
dihasilkan tabulasi data dan keluaran berdasarkan Sub bab 3.6.4. seperti pada Tabel 38.
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
besarnya jumlah emisi Karbon Monoksida CO berdasarkan jenis kendaraan di lokasi penelitian adalah didominasi oleh sedanjeep, kijang dan pick-up sebesar
38, bus sebesar 36, mini bus dan angkutan kota sebesar 34.2, dan truk mini 20.
126 Tabel 38. Jumlah Emisi Total di Lokasi Penelitian
No Jenis Kendaraan
Titik Pengujian Emisi Kendaraan Faktor
Emisi CO volume
Pemakaian BBM
Volume Jumlah
Emisi Ahmad
Yani Perintis
Kemerdekaan Sultan
Alauddin
1 SedanJeep
5188 3973
2460 3.8
10 38
2 Kijang
11243 9195
6220 3.8
10 38
3 Mini Bus
105 262
248 3.8
9 34.2
4 Bus
1811 99
194 4.0
9 36
5 Pick-up
568 2205
1652 3.8
10 38
6 Truk mini
135 872
1191 4.0
5 20
7 Angkot pete-pete
16202 4391
4796 3.8
9 34.2
Jumlah 35252
20997 16761
27 62
238.4 Rata-rata
5036 2999
2394 3.8
8.8 34.06
Keterangan: kendaraan berbahan bakar solar dan sepeda motor tidak dianalisis Besarnya jumlah emisi rata-rata kendaraan keseluruhan berdasarkan lokasi
pengujian menghasilkan kesimpulan bahwa di Balaikota Jalan Ahmad Yani adalah 168 jumlah 50368.83.8; Pusreg Sumapapua Perintis
Kemerdekaan adalah 100 29998.83.8; dan Ruko Yanti Sultan Alauddin adalah 80 23948.83.8. Jumlah emisi total di setiap lokasi pengujian dapat
disimpulkan yaitu di Balaikota Jalan Ahmad Yani adalah 157.365 jumlah 352526272; Pusreg Sumapapua Perintis Kemerdekaan adalah 937.427
209976272; dan Ruko Yanti Sultan Alauddin adalah 74.821 167616272.
Secara umum lokasi penelitian berpotensi sebagai kawasan rawan polusi dari kendaraan roda empat yang menggunakan bahan bakar bensin dengan satu
jenis parameter yaitu karbonmonoksida adalah rata-rata 116 dan untuk total rata-rata 389.871. Untuk lebih jelasnya kondisi hasil uji emisi kendaraan di
lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 32.
100 200
300 400
500 600
Jumlah Emisi
Ahmad Yani Perintis
Kemerdekaan Sultan
Alauddin Lokasi Uji Emisi
SedanJeep Kijang
Mini Bus Bus
Pick-up Truk mini
Angkot pete-pete
Gambar 32. Jumlah Emisi Kendaraan di Lokasi Penelitian
127 Identifikasi kualitas udara ambien dan tingkat emisi kendaraan sebagai
bagian dari penataan kawasan rawan polusi merupakan bagian dari parameter lingkungan dalam pengelolaan transportasi angkutan umum penumpang non-bus
berkelanjutan. Tingkat emisi kendaraan terutama yang disebabkan oleh angkutan umum penumpang angkot atau pete-pete dalam jumlah besar telah
menyebabkan kualitas udara ambien kota meningkat dalam jangka menengah dan panjang. Perbedaan kualitas udara ambien di lokasi penelitian dipengaruhi
oleh perbedaan penggunaan lahan dan luasan ruang terbuka serta kondisi geografis dan cuaca seperti kecepatan angin pada masing-masing lokasi.
7.2. Kebijakan Penataan Kawasan Rawan Polusi Kendaraan