109 Berdasarkan persamaan pada Sub bab 3.6.3. dapat dianalisis data
sekunder dan primer dari kelima tinjauan yang berpengaruh dalam menghitung permintaan terhadap angkutan umum penumpang sebagai berikut:
1 Pola penggunaan lahan Aksesibilitas yang baik merupakan salah satu persyaratan dalam pelayanan
angkutan umum, sehingga lintasan trayek angkutan umum seyogyanya melalui penggunaan lahan dengan potensi permintaan tinggi atau lokasi
potensial untuk tujuan bepergian dengan berbagai kepentingan menjadi prioritas pelayanan tersebut.
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut di atas, maka dapat diidentifikasikan penggunaan lahan di 3 kecamatan seperti pada Tabel 30.
Tabel 30. Penggunaan Lahan Per Kecamatan di Lokasi Penelitian
No. Kecamatan
dan Kelurahan Luas
km
2
Penggunaan Lahan km
2
Ket.
Permukiman Industri
Perdagangan Jasa
Sawah Tambak
Ruang Terbuka
Jalan
I Ujungpandang
2.63 0.92
- 1.18
- -
0.53 PTLP
1 Lae-Lae
0.22 0.10
- -
- -
0.12 PRLP
2 Losari
0.27 -
- -
- -
- tad
3 Mangkura
0.37 -
- -
- -
- tad
4 Pisang Selatan
0.18 -
- -
- -
- tad
5 Lajangiru
0.20 -
- -
- -
- tad
6 Sawerigading
0.41 -
- -
- -
- tad
7 Maloku
0.20 -
- -
- -
- tad
8 Bulogading
0.23 -
- -
- -
- tad
9 Baru
0.21 -
- -
- -
- tad
10 Pisang Utara
0.34 -
- -
- -
- tad
II Panakkukang
13.03 3.00
0.14 1.00
0.1 -
8.79 PTLP
1 Paropo
1.94 -
- -
- -
- tad
2 Karampuang
1.46 -
- -
- -
- tad
3 Pandang
1.16 -
- -
- -
- tad
4 Masale
1.32 -
- -
- -
- tad
5 Tamamaung
1.27 -
- -
- -
- tad
6 Karuwisi
0.85 -
- -
- -
- tad
7 Sinrijala
0.17 -
- -
- -
- tad
8 Karuwisi Utara
1.72 -
- -
- -
- tad
9 Pampang
2.73 1.36
0.1 0.4
0.1 0.1
0.67 PTLP
10 Panaikang
2.35 -
- -
- -
- tad
11 Tello Baru
2.18 0.82
0.3 0.4
0.1 0.1
0.46 PTLP
III Biringkanaya
48.22 1.78
1.35 0.43
0.68 3.56
7.8 PTLP
1 Paccerakkang
7.80 -
- -
- -
- tad
2 Daya
5.81 -
- -
- -
- tad
3 Pai
5.14 -
- -
- -
- tad
4 Sudiang Raya
8.78 -
- -
- -
- tad
5 Sudiang
13.49 -
- -
- -
- tad
6 Bulurokeng
4.31 0.79
0.75 0.3
0.4 0.2
1.87 PTLP
7 Untia
2.89 0.60
0.2 0.1
0.1 0.2
1.69 PRLP
Jumlah 63.88
- -
- -
- -
-
Kota Makassar 175.77
- -
- -
- -
-
Sumber: BPS Kota Makassar 2006
PTLP = permintaan tinggilokasi potensial PRLP = permintaan rendahlokasi potensial
tad = tidak ada data
Berdasarkan pola penggunaan lahan di tiga kecamatan, maka teridentifikasi bahwa kawasan terbangun dengan fungsi permukiman, industri, dan jasa
secara umum masih dominan penggunaannya, sehingga lokasi penelitian potensial untuk menimbulkan permintaan bangkitan yang tinggi.
Teridentifikasi bahwa lokasi yang potensial untuk perdagangan dan jasa
110 adalah Kecamatan Ujungpandang, permukiman di Panakkukang, dan
industri di Biringkanaya. Secara umum pola penggunaan lahan tersebut masih berimbang dengan
ruang terbuka dan jalan, terutama di Kecamatan Panakkukang dengan luas wilayah 13.03 km
2
dan Biringkanaya dengan luas wilayah 48.22 km
2
yang masih didominasi kawasan tidak terbangun.
Berdasarkan tinjauan kelurahan terluar atau berjarak terjauh dari ibukota kecamatan, maka terdapat 5 kelurahan di kecamatan yaitu Ujungpandang
Lae lae yang berpotensi untuk kegiatan pariwisatarekreasi pulau; Panakkukang Pampang dan Tello Baru yang berpotensi untuk kegiatan
permukiman dan jasa; dan Biringkanaya Bulurokeng dan Untia yang berpotensi untuk kegiatan industri dan tambak. Untuk lebih jelasnya pola
penggunaan lahan di lima kelurahan dapat dilihat pada Gambar 24.
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
Luas km2
Lae-Lae Pampang
Tello Baru Bulurokeng
Untia
Kelurahan
Permukiman Industri
Perdagangan Jasa Sawah
Tambak Ruang TerbukaJalan
Gambar 24. Pola Penggunaan Lahan Per Kelurahan Berdasarkan grafik rata-rata penggunaan lahan di lima kelurahan tersebut
teridentifikasi bahwa rata-rata didominasi untuk industri, perdaganganjasa, sawah, tambak, dan ruang terbukajalan, sedangkan permukiman yang
sangat tinggi di Kelurahan Tello Baru dan relatif rendah di Kelurahan Lae lae, Pampang, Bulurokeng, dan Untia. Selain itu, diidentifikasi bahwa
Kelurahan Tello Baru lebih dominan sebagai tujuan perjalanan untuk tempat tinggal atau permukiman dan keempat kelurahan lainnya untuk tujuan
perdaganganjasa, industri, dan kegiatan lainnya. 2 Pola pergerakan penumpang angkutan umum
Rute angkutan umum penumpang yang baik adalah arah yang mengikuti pola pergerakan penumpang secara khusus dan penduduk secara umum,
sehingga tercipta pergerakan yang lebih efisien dengan me minimalisasi perjalanan penumpang dari asal ke tujuan pada saat terjadi transfer moda.
111 Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut di atas, maka dapat diidentifikasi pola
pergerakan penumpang di 3 kecamatan seperti terlihat pada Tabel 31. Tabel 31.Pola Perjalanan PendudukPenumpang di Lokasi Penelitian
No. Kecamatan dan
Kelurahan Penduduk
jiwa Pola Perjalanan Penumpang
Ket. Maksud
Perjalanan Asal Perjalanan
Tujuan Perjalanan
I Ujungpandang
27 921 Sosial
Ujungpandang Panakkukang
dominan 1
Lae-Lae 1 504
Belanja Lae lae
Ujungpandang dominan
II Panakkukang
129 967 Belanja
Panakkukang Ujungpandang
dominan 1
Pampang 13 849
Sosial Pampang
Ujungpandang 2
Tello Baru 10 364
Bekerja Tello Baru
Biringkanaya
III Biringkanaya
119 818 Sosial
Biringkanaya Ujungpandang
dominan 1
Bulurokeng 5 971
Bekerja Bulurokeng
Biringkanaya dominan
2 Untia
1 682 Sosial
Untia Panakkukang
dominan
Jumlah 277 706
- -
- -
Kota Makassar 1 193 434
- -
- -
Sumber: Pemerintah Kota Makassar dan Survei Data Primer 2006 Berdasarkan hasil analisis data di atas, dapat diidentifikasi bahwa maksud
perjalanan antar kawasan terbesar dari tiga kecamatan secara umum dan lima kelurahan secara khusus adalah kegiatan sosial pendidikan, rekreasi,
dan lainnya dan kegiatan bekerja dan belanja. Asal perjalanan penumpang penduduk teridentifikasi yang dominan di
Kecamatan Panakkukang dan Biringkanaya dibandingkan Ujungpandang, sedangkan tujuan perjalanan dominan adalah Kecamatan Ujungpandang
dibandingkan kedua kecamatan lainnya. Pola pergerakan penduduk penumpang tersebut secara umum merupakan
perjalanan Asal-Tujuan rumah-bekerja,rumah-belanja,rumah-sosial, kantor- belanja, kantor-sosial, dan belanja-sosial dengan variasi rata-rata jarak
perjalanan antara 7-12 km. Berdasarkan grafik pola pergerakan penduduk tersebut teridentifikasi
maksud pergerakan dominan adalah kegiatan sosial tersebar di Kecamatan Ujungpandang dan Biringkanaya serta di Kelurahan Pampang dan Untia,
sedangkan untuk maksud belanja dan bekerja tersebar secara merata di Kecamatan Panakkukang, Kelurahan Lae lae, Tello Baru, dan Bulurokeng.
Berdasarkan asal pergerakan dominan adalah Kecamatan Ujungpandang dan Kelurahan Lae lae dan di dua kecamatan serta empat kelurahan
lainnya relatif sama. Untuk lebih jelasnya pola pergerakan penduduk penumpang di lima
kelurahan yang terdapat pada tiga kecamatan dapat dilihat pada Gambar 25.
112
Ujung Pandang Lae-Lae
Panakkukang Pa
m pa
ng Tello Baru
Biringkanaya Bu
lur ok
en g
Untia sosial
belanja bekerja
Biringkanaya Panakkukang
Ujung Pandang
20 40
60 80
100
Skala Penilaian
Kelurahan Asal Pergerakan Maksud Tujuan
Perjalanan
sosial belanja
bekerja Biringkanaya
Panakkukang Ujung Pandang
Gambar 25. Pola Pergerakan Penduduk Lokasi Penelitian
Berdasarkan tujuan pergerakan dominan adalah Kecamatan Panakkukang dan Kelurahan Lae lae, Pampang, dan Biringkanaya dibandingkan dengan
Kecamatan Ujungpandang, Kelurahan Tello Baru, Bulurokeng, dan Untia yang relatif lebih kecil.
3 Kepadatan penduduk Prioritas pelayanan angkutan umum penumpang non-bus dengan
mempertimbangkan kepadatan penduduk tinggi, karena identik dengan tingginya potensi akan permintaan pergerakan bangkitan, sehingga dapat
diarahkan trayek angkutan sedekat mungkin menjangkau kawasan tersebut. Berdasarkan beberapa prinsip di atas, maka dapat diidentifikasi tingkat
kepadatan penduduk di 3 kecamatan seperti pada Tabel 32. Berdasarkan Tabel 32 dapat diidentifikasi bahwa kepadatan penduduk
tertinggi padat secara umum di tiga kecamatan dan secara khusus di lima kelurahan yaitu Pisang Selatan, Lajangiru, Maloku, Tamamaung, dan
Sinrijala, kepadatan sedang di dua kecamatan dan empat belas kelurahan Ujungpandang, Panakkukang, Lae lae, Losari, Mangkura, Bulogading,
Baru, Paropo, Karangpuang, Pandang, Masale, Karuwisi, Karuwisi Utara, Pampang, dan Panaikang, dan kepadatan yang jarang di satu kecamatan
dan sepuluh kelurahan Biringkanaya, Sawerigading, Tello Baru, Paccerakkang, Daya, Pai, Sudiang Raya, Sudiang, Bulurokeng, dan Untia.
Oleh karena itu, secara umum kelurahan terpadat adalah Kelurahan Pisang Selatan di Kecamatan Ujung Pandang dan Sinrijala di Kecamatan
Panakkukang .
Untuk lebih jelasnya kepadatan penduduk dapat dilihat pada Gambar 26.
113 Tabel 32. Kepadatan Penduduk Kecamatan di Lokasi Penelitian
No. Kecamatan dan
Kelurahan Penduduk
jiwa Luas
km
2
Kepadatan jiwakm
2
Peluang Bangkitan
I Ujung Pandang
27 921 2.63
10 616.35 sedang
1 Lae-Lae
1 504 0.22
6 836.36 sedang
2 Losari
2 111 0.27
7 818.52 sedang
3 Mangkura
2 004 0.37
5 416.22 sedang
4 Pisang Selatan
3 619 0.18
20 105.55 padat
5 Lajangiru
4 454 0.20
22270 padat
6 Sawerigading
1 631 0.41
3 978.05 jarang
7 Maloku
3 015 0.20
15075 padat
8 Bulogading
2 942 0.23
12 791.30 sedang
9 Baru
1 663 0.21
7 919.05 sedang
10 Pisang Utara
4 978 0.34
14 641.18 sedang
II Panakkukang
129 967 13.03
9 974.44 sedang
1 Paropo
14 976 1.94
7 719.59 sedang
2 Karampuang
10 127 1.46
6 936.30 sedang
3 Pandang
10 431 1.16
8 992.24 sedang
4 Masale
8 433 1.32
6 388.64 sedang
5 Tamamaung
23 180 1.27
18 251.97 padat
6 Karuwisi
11 063 0.85
13 015.29 sedang
7 Sinrijala
3 675 0.17
21 617.65 padat
8 Karuwisi Utara
8 769 1.72
5 098.25 sedang
9 Pampang
13 849 2.73
5 072.89 sedang
10 Panaikang
15 100 2.35
6 425.53 sedang
11 Tello Baru
10 364 2.18
4 754.13 jarang
III Biringkanaya
119 818 48.22
2 484.82 jarang
1 Paccerakkang
29 769 7.80
3 816.54 jarang
2 Daya
12 459 5.81
2 144.41 jarang
3 Pai
17 606 5.14
3 425.29 jarang
4 Sudiang Raya
26 784 8.78
3 050.57 jarang
5 Sudiang
25 547 13.49
1 893.77 jarang
6 Bulurokeng
5 971 4.31
1 385.38 jarang
7 Untia
1 682 2.89
582 jarang
Jumlah 277 706
63.88 4 347.31