Konsep Keamanan Tenurial Tenure Security

2.4 Konsep Keamanan Tenurial Tenure Security

Lebih jauh mengenai “land tenure” hal yang harus dicermati adalah jaminan keamanan tenure tenure security. Bruce 1998 menjelaskan, dari satu sisi pemangkuan dinyatakan aman apabila pemerintah atau orang lain tidak dapat mencampuri pemangku lahan dalam hal penguasaan dan pemanfaatan. Sebagai contoh, meskipun waktu sewa lahan sangat singkat, misalnya 1 bulan, namun apabila dalam jangka waktu tersebut penyewa merasa yakin dapat mempertahankan lahan sewanya, maka pemangkuan ini berarti aman. Hal ini berimplikasi pada keyakinan dalam sistem legal dan akan menghilangkan kekhawatiran akan kehilangan hak. Forest Trends menerangkan, faktor kunci dari jaminan keamanan tenure adalah pengakuan secara legal dan dukungan terhadap hak-hak milik property rights, adanya sistem arbitrase pengadilan secara independen, mekanisme dan organisasi pengatur kebijakan yang efektif, dan konstituen politik yang mendukung. Berbicara masalah keamanan di banyak negara berkembang dua kelompok sistem tenurial yang diatur oleh hukum Negara dan yang diatur secara tradisional, dalam kenyataannya kedua-duanya kurang aman. Di satu sisi sistem yang diatur oleh hukum Negara masih sangat lemah dalam operasionalnya. Sementara sistem yang diatur secara tradisional tidak terdokumentasi dan sering- kali kurang mendapat dukungan secara hukum, sehingga keamanan sebagai pemegang hak kurang memadai Cromwell 2002. Safitri 2006, dengan menggunakan pendekatan sosio-legal kepastian tenurial bisa diwujudkan sepanjang beberapa indikator penilai derajat kepastian tenurial digunakan. Indikator dimakasud dapat diadopsi dari elemen-elemen kepastian tenurial Lindsay 1998 yang dimaksud adalah: 1 kejelasan tentang substansi hak; 2 kepastian hukum atas hak, dalam arti bahwa hak tersebut tidak dapat diambil atau diubah secara sepihak atau tidak adil oleh pihak lain; 3 jangka waktu berlakunya hak yang memungkinkan pemegang hak mendapatkan manfaat; 4 penegakan dan perlindungan hak terhadap pihak lain terutama negara; 5 hak bersifat eksklusif, artinya pemegang hak dapat mengeluarkan dan mengontrol pihak luar yang memanfaatkan tanah dan sumber daya; 6 pemegang hak diakui oleh hukum sebagai badan hukum yang dapat melakukan aktivitas dan melindungi haknya; 7 aparat pemerintah yang memberikan atau mengakui hak itu mempunyai posisi dan kewenangan yang sah dan tepat. Selanjutnya, ketujuh elemen itu perlu ditambah dengan elemen baru 8 secara nyata masyarakat pemegang hak dapat melaksanakan dan mengambil manfaat dari kegiatan yang sesuai dengan ruang lingkup hak-haknya itu secara aman tanpa gangguan dari pihak lain. Penilaian akan rasa aman kembali bergantung pada persepsi dan konteks.

2.5 Konflik Pengelolaan Sumber Daya Alam