Kerangka Pendekatan Studi Structuring Forest Tenure development of Forest Management Unit (FMU), (Case in KPHP Model Gunung Sinopa North Molucas).

25 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pendekatan Studi

Konflik tenurial kawasan hutan dapat diakibatkan oleh adanya legitimasi kepemilikan berdasarkan de jure dan de facto. Pihak-pihak yang berkonflik masing-masing mendasarkan legitimasi kepemilikan berdasarkan de jure dan de facto, biasanya pihak pemerintah dan pemegang izin mendasarkan legitimasi kepemilikan berdasarkan de jure, sedangkan pihak masyarakat yang telah menguasai suatu kawasan hutan secara turun temurun dalam jangka waktu yang panjang bahkan sebelum adanya perundangan-undangan yang mengatur masalah kawasan hutan tersebut mendasari legitimsi kepemilikan berdasarkan de facto. Konflik biasanya lalu terjadi dengan perusahaan-perusahaan yang datang kemudian dengan mengantongi izin dari pemerintah. Akibat tidak diakuinya kepemilikan dan penguasan tanah yang secara de facto atas klaim masyarakat, maka terjadilah kondisi ketidakpastian tenurial tenure insecurity masyarakat yang sehari-harinya hidupnya bergantung pada tanah dan sumber-sumber daya alam tersebut Afiff 2005. Schlager dan Ostrom 1992 merinci hak-hak dalam hak kepemilikan ke dalam 5 lima jenis yaitu hak untuk memasuki access, memperolehmengambil manfaat withdrawal, pengelolaan management, mengeluarkan pihak yang tidak berhak exclusion dan hak memindahtangankan alienation, di Indonesia hak memindah tangankan terdiri dari 2 dua hak yaitu hak untuk memperjual- belikan dan untuk mewariskan termasuk menghibahkan Nugroho 2011. Dari sekumpulan hak-hak tersebut di atas dapat dipetakan menjadi pemilik owner, pengelola tetap proprietor, pemakaipenyewa claimant dan pemanfaat yang diizinkan authorized user. Bruce 1998 menjelaskan kepastian tenurial atas tanah atau sumber daya alam dinyatakan aman apabila pemerintah atau orang lain tidak dapat mencampuri pemangku lahan dalam hal penguasaan dan pemanfaatan. Kepastian tenurial menurut aliran Institutionalist Tenure Security ditentukan oleh kemampuan memobilisasi kekuatan penekan untuk menegakan atau mempertahankan klaim. 26 Kekuatan politik dan distribusi sumber daya alam juga jauh lebih penting diperhatikan daripada jenis kepemilikian karena dari dua faktor tersebut dapat ditentukan siapa yang mendapatkan kepastian hukum dan siapa yang tidak Ellsworth 2002. Sementara kebijakan prioritas Pemerintah adalah pemantapan kawasan hutan melalui pembangunan KPH yang merupakan instrumen legal untuk meningkatkan kemantapan kawasan hutan dan menjamin ekistensi institusi pengelola hutan di tingkat lapangan, karena telah dimandatkan dalam UU 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Peran strategi dari keberadaan KPH adalah optimalisasi akses masyarakat terhadap hutan serta merupakan salah satu jalan bagi resolusi konflik. Keberadaan institusi KPH di tingkat lapangan yang dekat dengan masyarakat, diharapkan akan memudahkan pemahaman permasalahan riil di tingkat lapangan, untuk sekaligus memposisikan perannya dalam penetapan bentuk akses yang tepat bagi masyarakat serta saran solusi konflik Kartodihardjo et al. 2011. Berdasarkan uraian di atas, pengetahuan tentang potensi konflik tenurial, adanya sekumpulan hak-hak bundle of rigths pada sistem tenurial atas tanah dan SDA, dan keamanankepastian tenurial tenure security atas tanah dan SDA dalam kawasan hutan, merupakan hal penting yang harus diidentifikasi oleh institusi KPH dalam menata tenurial yang ada dalam wilayah KPH dengan menyesuaikan dengan tugas dan fungsi KPH sesuai dengan ilmu pengetahuan KPH dan aturan yang mendukungnya. Identifikasi permasalahan sosial terkait dengan tenurial dalam wilayah KPH merupakan salah satu jalan masuk untuk dapat menentukan langkah-langkah yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan konflik dalam wilayah KPH. Salah satu langka strategis yang bisa dilakukan pihak KPH adalah melakukan penataan tenurial kawasan hutan dalam wilayahnya berdasarkan tipologi konflik tenurial yang ada. Secara garis besar kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dituangkan dalam bentuk diagram seperti tersaji pada Gambar 1. 27 Gambar 1 Kerangka pendekatan studi dan tahapan penelitian. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian