Klaim Penguasaan Tanah dan SDA Secara De Jure

77 525KEP46.a2005. Hal-hal tersebut menunjukan bahwa PEMDA secara de jure melakukan klaim atas penguasaan tanah dan SDA yang ada dalam wilayah KPHP GS. Masyarakat lokal juga mengklaim penguasaan tanah pemukiman secara de jure dengan menggunakan sertifikat hak milik tanah yang diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional, sebagian besar tanah pemukiman masyarakat lokal sudah disertifikat hak milik. Pihak UPTD KPHP GS, PEMDA, masyarakat lokal dan masyarakat transmigrasi menggunakan aspek de jure dalam klaim penguasaan tanah dan SDA, pihak-pihak tersebut memiliki legitimasi klaim penguasaan tanah dan SDA ini didasarkan pada kebijakan negara. Affif 2005 kebijakan negara biasanya diterjemahkan ke dalam suatu aturan hukum yang kemudian mengatur mana klaim yang legal maupun yang illegal. Aturan hukum negara mengatur hak-hak masyarakat perempuan dan laki-laki ataupun suatu badan hukum untuk memperoleh akses dan mengontrol sebidang tanah dan sumber-sumber alam di dalam wilayah negara.

5.1.4.2 Klaim Penguasaan Tanah dan SDA Secara De Facto

Klaim secara de facto dilakukan oleh masyarakat lokal desa Loleo dimana dalam perkembangannya masyarakat desa Loleo memperoleh dan menguasai tanah melalui cara pemberian karena sobat pertemanan dan pembelian dari masyarakat Sosowomo dan Weda. Afiff 2005 penguasaan tanah dan SDA secara de facto mengacu pada cara-cara kepemilikan, penguasaan, atau pemanfaatan yang dipercayai, digunakan, dikenal dan berlaku, berdasarkan hukum atau aturan yang telah dipraktekkan oleh masyarakat selama ini. Tanah dan SDA yang dikuasai masyarakat desa Loleo umumnya merupakan klaim secara de facto, hal ini dapat dilihat dari beberapa temuan yang ada saat wawancara dan observasi antara lain: cerita story sebagaimana yang diceritakan oleh masyarakat bapak H. Atiban, 82 tahun dan bapak Nurdin Ilyas, 57 tahun bahwa orang tua dan kakek mereka termasuk orang yang mendirikan desa Loleo. Pembukaan hutan untuk kebun sudah dilakukan sejak zaman penjajahan Belanda. Penguasaan teknologi penebangan kayu besar dan pengolahannnya menjadi kayu balok oleh masyarakat desa Loleo saat awal desa didirikan sangat membantu 78 percepatan penguasaan tanah dan SDA seklaigus menjadi media asimilasi antara penduduk asli suku tobelo dengan masyarakat desa Loleo suku Buton. Untuk mendukung cerita masyarakat tersebut di atas disertai dengan bukti fisik yang secara kasat mata dapat dilihat. Tanaman kelapa yang ada di sekitar pemukiman dan kebun masyarakat merupakan bukti fisik yang dapat menjelaskan sudah berapa lama tanah dan SDA tersebut dikuasai oleh masyarakat lokal, peninggalan lokasi perkampungan pertama yang diberi nama oleh masyarakat Sosowomo dengan Kampung Binongko masih dapat ditemukan pada saat penelitian, dan lokasi perkuburan yang sudah ada sebelum zaman kemerdekaan, karena dilanda abrasi laut maka sebagian kuburan sudah tidak dapat dijumpai. Pada saat penelitian dilakukan kuburan yang paling tua yang dapat diidentifikasi adalah kuburan atas nama Ilyas yang meninggal pada tanggal 4 Oktober 1964, seperti pada Gambar 13. Gambar 13 Salah satu kuburan masyarakat Lokal dan tanaman kelapa yang sudah tua sebagai bukti fisik untuk melegitimasi klaim penguasaan tanah secara de facto dalam wilayah KPHP GS. Affif 2005 ada berbagai cara yang biasanya digunakan oleh berbagai pihak untuk melegitimasi klaim mereka atas tanah, hutan, wilayah perairan, dan sumber-sumber alam. Berbagai cara itu antara lain: 1 Peta: penggunaan peta sebagai alat untuk melegitimasi suatu klaim umumnya banyak digunakan oleh negara dan perusahaan-perusahaan yang mengantongi izin dari pemerintah yang berkuasa.