Sekumpulan Hak Bundle of Rights PEMDA

88 pala, kelapa mapanit kelapa dari Gorontalo, kakao dan cengkeh. Sedangkan tanah-tanah yang kosong akan dilakukan optimalisasi dengan melakukan pengayaan tanaman kelapa untuk meningkatkan angka indeks pertanaman yang ideal yakni 100 pohon Ha. Dalam pengelolaan perkebunan kelapa eks PNP XXVIII Tilopi, seluruh keputusan yang diambil dalam hal pengaturan jenis tanaman, pengaturan hasil produksi, dan pemasaran hasil produksi sepenuhnya ditentukan oleh Dinas Perkebunan. Dengan demikian PEMDA juga hak pengelolaan rights of management sesuai dengan pembagian hak menurut Schlager dan Ostrom 1992. PEMDA Kabupaten halmahera Tengah cq. Dinas Perkebunan berhak menentukan hanya masyarakat sekitar perkebunan kelapa yang dapat beraktivitas dalam perkebunan tersebut, dan melarang pihak-pihak yang tidak berkepentingan untuk beraktifitas dalam areal perkebunan. Untuk memastikan hal ini Dinas Perkebunan menempatakan staf di lapangan untuk mengkoordinir 3 tiga orang mandor dalam operasional pengawasan, perlindungan dan pengamanan areal perkebunan kelapa, keadaan ini menggambarkan bahwa PEMDA memiliki hak menegeluarkan rights of exclusion. PEMDA Kabupaten Halamahera Tengah pernah memberikan sebagian tanah perkebunan kelapa kepada masyarakat Desa Sosowomo untuk mendirikan pemukiman sekitar 50 Ha. Tanah tempat pemukiman dibangun oleh PEMDA telah bersertifikat hak milik tanah atas masing-masing waga Desa Sosowomo yang direlokasi akibat konflik horizontal pada tahun 2000. Pengalihan hak kepemilikan PEMDA kepada masyarakat menggambarkan bahwa PEMDA memiliki hak memindahtangankan rights of alienation. Schlager dan Ostrom 1992 hak memindahtangankan rights of alienation: adalah hak untuk menjual atau menyewakan atau kedua-duanya. Nugroho 2011 menambahkan hak mewariskan atau menghibahkan. Berdasarkan uraian di atas maka PEMDA Kabupaten Halmahera Tengah memiliki kesempurnaan hak kepemilikan dengan sekumpulan hak yakni: hak atas akses rights of access, hak pemanfaatan rights of withdrawal, hak pengelolaan rights of management, hak mengeluarkan rights of exclusion dan hak memindahtangankan rights of alienation, atas sistem penguasaan tanah dan 89 SDA pada perkebunan eks PNP XXVIII Tilopi, sehingga jika dipetakan sesuai Schlager dan Ostrom 1992 sekumpulan hak yang dimiliki PEMDA atas tanah dan SDA dalam wilayah KPHP GS diketegorikan sebagai Pemilik owner sebagaimana tersaji dalam Tabel 12. Hal ini mengisyaratkan bahwa PEMDA dapat mengambil manfaat dari tanah dan SDA tersebut sesuai dengan aturankesepakatan yang belaku untuk kepentingan mereka FAO 2002, diacu dalam Affif 2005. Tabel 12 Posisi PEMDA yang dikaitkan dengan “bundle of rights” pada sistem penguasaan tanah dan SDA dalam wilayah KPHP GS Pemilik Owner Pengelola Tetap Proprietor Pemakai Penyewa Claimant Pemanfaat yang diizinkan Authorized Users Hak atas akses dan pemanfaatan rights of access and rights of withdrawal X Hak Pengelolaan rights of management X Hak mengeluarkan rights of exclusion X Hak Memindahtangankan rights of alienation X Sumber: Schlager Ostrom 1992 Keterangan: = Hak yang ada pada PEMDA Syarat kesempurnaan hak kepemilikan menurut Nugroho 2008 ada empat hal yang harus dipenuhi, yakni : 1 hak tersebut dapat diperjualbelikan tradable, 2 hak tersebut dapat dipindahtangankan transferable, 3 dapat mengeluarkan pihak yang tidak berhak excludable, dan 4 hak dapat ditegakkan enforceable. Keseluruhan syarat kesempurnaan hak kepemilikan dipenuhi oleh PEMDA atas penguasaan tanah dan SDA pada lokasi perkebunan kelapa eks PNP XXVIII Tilopi seluas 411 Ha, dengan demikian dapat diaktegorikan sebagai hak milik privat private property. Nugroho 2011 apabila kumpulan hak yang terdiri dari memperjualbelikan, mewariskanmenghibahkan, mengeksklusi, mengelola, memanfaatkan dan memasukiakses demikian dapat dikategorikan sebagai hak milik pribadi private property. X 90

5.2.1.3 Sekumpulan Hak Bundle of Rights Masyarakat Lokal

Batasan istilah masyarakat lokal perlu diuraikan terlebih dahulu untuk memberikan gambaran subyek dari sekumpulan hak. Warman et al. 2012 masyarakat lokal berdasarkan definisi kaum sosiologis adalah masyarakat yang hidup secara berdampingan dalam suatu ruang yang ditentukan secara geografis, misalnya rukun tetangga. Masyarakat lokal di sini adalah masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar kawasan hutan dan atau ekosistem hutan, tetapi tidak mengidentifikasi dirinya sebagai masyarakat adat DKN 2011a. Dalam penelitian ini sampel masyarakat lokal diwakili oleh masyarakat Desa Loleo Kecamatan Weda Selatan Kabupaten Halmahera Tengah. Keseluruhan wilayah desa Loleo berada dalam wilayah KPHP GS. Secara fakta setiap masyarakat lokal yang mengklaim suatu luasan tanah dan SDA ternyata diakui oleh masyarakat lain, maka masyarakat tersebut dapat mengakses dan memanfaatkan tanah dan SDA tersebut tanpa ada yang menghalangi dan melarangnya sehingga masyarakat lokal memiliki Hak atas akses rights of access dan Hak pemanfaatan rights of withdrawal. Pengolahan tanah dan SDA yang dikuasai dilakukan dengan pola yang diatur sendiri, memutuskan jenis tanaman apa yang akan ditanam, sepenuhnya diputuskan oleh pengelola, dan hasil tidak dibagikan kepada pihak-pihak lain. Dengan demikian masyarakat lokal selain memiliki hak akses dan hak memanfaatkan juga memiliki hak pengelolaan rights of management dalam wilayah KPHP GS berdasarkan pembagian hak oleh Schlager dan Ostrom 1992. Pada tanah dan SDA yang diklaim oleh salah satu anggota masyarakat lokal yang diakui oleh masyarakat lain, maka tanah dan SDA tersebut tidak akan diakses, dimanfaatkan dan diolah oleh orang lain, kecuali sizin dari pemilik tersebut. Masyarakat lokal yang menguasai tanah dan SDA tertentu berhak memberi izin dan menentukan siapa yang boleh memasuki kebunnya. Pada prinsipnya masyarakat lokal juga memiliki hak mengeluarkan rights of exclusion atas tanah dan SDA yang diklaim penguasaannya. Umumnya masyarakat memiliki suatu kebiasaan yang sudah turun temurun dalam memperjelas wilayah penguasaannya dengan menanam tanaman dalam areal tersbut dengan tanaman 91 kelapa, demikian pula untuk memperjelas batas pada bagian terluar tanah dan SDA alam yang dikuasai berupa tanaman kelapa kembar. Selain itu Tanah dan SDA yang penguasaannya diklaim oleh seseorang saat ini adalah sebagian merupakan tanah dan SDA yang berasal dari pemberian sobat, jual beli, dan pewarisan dari orang tua. Dalam tatanan kehidupan masyarakat lokal cara memperoleh penguasaan tanah dan SDA melalui: pembukaan hutan, pemberian, jual beli dan pewarisan. Hal ini membuktikan bahwa institusi lokal mengakui adanya hak memindahtangankan rights of alienation yang melekat pada masyarakat lokal atas penguasaan tanah dan SDA dalam wilayaha KPHP GS. Sekumpulan hak-hak tersebut di atas dalam sistem penguasaan tanah dan SDA yang diklaim oleh masyarakat lokal dapat menentukan posisi mereka sebagai apa dalam kaitannya dengan sekumpulan hak bundle of rights sebagaimana tersaji dalam Tebel 13 posisi masyarakat lokal terkait dengan sekumpulan hak atas sistem penguasaan tanah dan SDA dalam wilayah KPHP GS adalah sebagai pemilik owner. Tabel 13 Posisi masyarakat lokal yang dikaitkan dengan “bundle of rights” dalam wilayah KPHP Gunung Sinopa. Pemilik Owner Pengelola Tetap Proprietor Pemakai Penyewa Claimant Pemanfaat yang diizinkan Authorized Users Hak atas akses dan pemanfaatan rights of access and rights of withdrawal X Hak Pengelolaan rights of management X Hak mengeluarkan rights of exclusion X Hak Memindahtangankan rights of alienation X Sumber: Schlager Ostrom 1992 Keterangan: = Hak yang ada pada masyarakat lokal Berdasarkan matriks posisi masyarakat lokal yang dikaitkan dengan “bundle of rights, maka sesungguhnya mereka adalah pemilik owner pada sistem penguasaan atas tanah dan SDA yang ada dalam wilayah KPHP GS. Tiap persil tanah yang dikuasai oleh masyarakat lokal menunjukan bahwa msayarakat tersebut berposisi sebagai pemilik persil tanah tersebut walupun belum dilegalkan X