87 Tabel 11 Posisi UPTD KPHP GS
yang dikaitkan dengan “bundle of rights” pada sistem penguasaan tanah dan SDA dalam wilayah KPHP GS
Pemilik Owner
Pengelola Tetap
Proprietor Pemakai
Penyewa Claimant
Pemanfaat yang diizinkan
Authorized Users Hak atas akses dan
pemanfaatan rights of access and rights of withdrawal
X
Hak Pengelolaan rights of management
X
Hak mengeluarkan rights of exclusion
X
Hak Memindahtangankan rights of alienation
Sumber: Schlager Ostrom 1992 Keterangan: = Hak yang ada pada UPTD KPHP GS
5.2.1.2 Sekumpulan Hak Bundle of Rights PEMDA
PEMDA menguasai perkebunan kelapa peninggalan Belanda seluas 411 Ha yang terletak dalam wilayah KPHP GS. Berdasarkan wawancara dan observasi
di lapangan, PEMDA sesungguhnya memiliki sekumpulan hak dalam sistem tenurial atas klaim tanah dan SDA pada perkebunan kelapa tersebut. PEMDA
mempunyai hak mengakses rights of access dan memanfaatkan rights of withdrawal atas perkebunan kelapa eks PNP XXVIII Tilopi. Bentuk pemanfaatan
yang saat ini dilakukan oleh PEMDA pada perkebunan kelapa ini adalah dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah PAD Kabupaten
Halmahera Tengah berdasarkan SK Bupati Halmahera Tengah Nomor 525KEP46.a2005.
PEMDA yang melakukan pengelolaan atas perkebunan kelapa melalui UPTD Dinas Perkebunan, mulai dari pemeliharaan sampai dengan produksi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Halmahera Tengah bahwa pengelolaan perkebunan kelapa eks PNP XXVIII
Tilopi antara lain peremajaan kelapa terutama pada Blok A dan B yang masih memungkinkan untuk diusahakan sedangkan untuk Blok C yang sudah tidak dapat
dilanjutkan pengelolaan komoditi kelapa akan dialokasikan menjadi Kebun Induk Benih Perkebunan Kabupaten Halmahera Tangah dengan berbagi komoditi seperti
X
88 pala, kelapa mapanit kelapa dari Gorontalo, kakao dan cengkeh. Sedangkan
tanah-tanah yang kosong akan dilakukan optimalisasi dengan melakukan pengayaan tanaman kelapa untuk meningkatkan angka indeks pertanaman yang
ideal yakni 100 pohon Ha. Dalam pengelolaan perkebunan kelapa eks PNP XXVIII Tilopi, seluruh
keputusan yang diambil dalam hal pengaturan jenis tanaman, pengaturan hasil produksi, dan pemasaran hasil produksi sepenuhnya ditentukan oleh Dinas
Perkebunan. Dengan demikian PEMDA juga hak pengelolaan rights of management sesuai dengan pembagian hak menurut Schlager dan Ostrom
1992. PEMDA Kabupaten halmahera Tengah cq. Dinas Perkebunan berhak
menentukan hanya masyarakat sekitar perkebunan kelapa yang dapat beraktivitas dalam perkebunan tersebut, dan melarang pihak-pihak yang tidak berkepentingan
untuk beraktifitas dalam areal perkebunan. Untuk memastikan hal ini Dinas Perkebunan menempatakan staf di lapangan untuk mengkoordinir 3 tiga orang
mandor dalam operasional pengawasan, perlindungan dan pengamanan areal perkebunan kelapa, keadaan ini menggambarkan bahwa PEMDA memiliki hak
menegeluarkan rights of exclusion. PEMDA Kabupaten Halamahera Tengah pernah memberikan sebagian tanah perkebunan kelapa kepada masyarakat Desa
Sosowomo untuk mendirikan pemukiman sekitar 50 Ha. Tanah tempat pemukiman dibangun oleh PEMDA telah bersertifikat hak milik tanah atas
masing-masing waga Desa Sosowomo yang direlokasi akibat konflik horizontal pada tahun 2000. Pengalihan hak kepemilikan PEMDA kepada masyarakat
menggambarkan bahwa PEMDA memiliki hak memindahtangankan rights of alienation. Schlager dan Ostrom 1992 hak memindahtangankan rights of
alienation: adalah hak untuk menjual atau menyewakan atau kedua-duanya. Nugroho 2011 menambahkan hak mewariskan atau menghibahkan.
Berdasarkan uraian di atas maka PEMDA Kabupaten Halmahera Tengah memiliki kesempurnaan hak kepemilikan dengan sekumpulan hak yakni: hak atas
akses rights of access, hak pemanfaatan rights of withdrawal, hak pengelolaan rights of management, hak mengeluarkan rights of exclusion dan hak
memindahtangankan rights of alienation, atas sistem penguasaan tanah dan