Sejarah dan Bukti Klaim Penguasaan PEMDA

59 gudang yang telah disediakan Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Tengah. Bukti lain dari kepemilikan perkebunan kelapa oleh PEMDA adalah adanya patok-patok batas perkebunan yang sampai saat ini masih ada dan diakui oleh masyarakat sekitarnya.

5.1.1.3 Sejarah dan Bukti Klaim Penguasaan Masyarakat Lokal

Salah satu masyarakat yang mendiami bagian dari wilayah KPHP GS adalah masyarakat desa Loleo yang berasal dari suku Buton Sulawesi Tenggara. Awal penguasaan tanah dan SDA oleh masyarakat Loleo diperoleh melalui dua cara yakni pemberian kebun kelapa karena Sobat pertemanan dan melalui jual beli. Ada beberapa masyarakat desa Loleo sejak tahun 1910 sudah menjalin persahabatan bahkan sudah saling menganggap saudara dengan masyarakat asli desa Sosowomo dan Weda, sehingga jalinan hubungan persahabatan ini sampai pada saling membantu dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pada orang tertentu kebun beserta isinya diberikan sebagai tanda persaudaraan kepada pendatang. Selain itu sebagian masyarakat asli terutama yang ada di Weda sudah merasa terlalu jauh jaraknya dengan kebun mereka yang ada di pesisir desa Loleo sehingga perlahan-lahan kebun kelapa milik mereka dijual atau ditukarkan dengan barang-barang yang didatangkan oleh pedagang dari daerah Buton dengan menggunakan kapal laut. Sampai dengan saat ini seluruh lahan dan SDA yang ada di sekitar desa Loleo sudah dikuasai oleh masyarakat Loleo. Pertambahan penduduk desa Loleo yang cepat mengakibatkan kebutuhan lahan di sekitar pesisir pantai sudah tidak mencukupi, pembukaan hutan untuk lahan bercocok tanam menjadi alternatif utama. Pembukaan hutan dengan pohon- pohon berukuran besar untuk dijadikan lahan bercocok tanam pertama kali diperkenalkan oleh masyarakat Buton. Pada saat itu masyarakat asli setempat belum mengenal teknik penebangan kayu dengan diameter besar dan belum mengenal teknik pengolahan kayu bulat menjadi kayu balok, sehingga dengan keahlian menebang kayu besar dan mengolahnya menjadi kayu balok yang dimiliki oleh masyarakat Buton dimanfaatkan untuk beberapa tujuan: 1 membuka lahan perkebunan; 2 kayu komersial yang diolah untuk diperdagangkan; 3 sarana untuk berinteraksi dengan penduduk asli dengan mengajarkan cara menebang kayu menggunakan kampak dan mengolahnya menjadi kayu balok. 60 Luasan pembukaan hutan untuk pembuatan kebun tergantung kemampuan masing-masing individu. Kebun yang telah diolah diberi batas kepemilikan dengan menggunakan batas alam seperti batu besar, alor, sungai, goa dan sesuatu yang menonjol di alam dan tidak hilang dan berubah. Kalau tidak terdapat tanda- tanda alam maka biasanya dibuatkan batas buatan berupa tanaman kelapa kembar dua kelapa yang ditanam berhimpitan sebagai pembatas sebagaimana terlihat pada Gambar 5. BPS 2011 mengeluarkan angka luas penggunan lahan yang diusahakan untuk tanaman kelapa di desa Loleo rata-rata 2 3 Ha KK. Gambar 5 Batas-batas kepemilikan kebun dengan tanaman kelapa kembar. Untuk menguatkan hak kepemilikan tanah pemukiman di desa Loleo sebagian besar masyarakat sudah mendaftarkan tanahnya ke BPN untuk memperoleh sertifikat hak milik, menurut Zain Staf BPN Kab Hal-Teng sebagian besar pemukiman di desa Loleo sudah didaftarkan ke BPN untuk disertifikatkan dan sebagian lagi sudah kami terbitkan sertifikat hak milik. Sertifikat hak milik yang diterbitkan BPN Kabupaten Halmahera Tengah sebagai penguatan hak-hak rakyat atas tanah. Sebagai konsekuensi dari penerbitan sertifikat hak milik tanah adalah kewajiban membayar pajak, dan hal ini pun telah dilaksanakan masyarakat dalam pelunasan pajak sesuai bukti SPPT, sebagaimana terlihat pada Gambar 6.