Kriteria uji : 1.
Jika nilai elastisitas lebih dari satu E 1 maka dikatakan elastis karena perubahan satu persen variabel penjelas mengakibatkan perubahan variabel
endogen lebih dari satu persen. 2.
Jika nilai elastisitas antara nol dan satu 0 E 1 maka dikatakan inelastis tidak responsif karena perubahan satu persen variabel penjelas
mengakibatkan perubahan variabel endogen kurang dari satu persen. 3.
Jika nilai elastisitas sama dengan nol E = 0 maka dikatakan inelastis sempurna.
4. Jika nilai elastisitas tak hingga E = ~ maka dikatakan elastis sempurna.
5. Jika nilai elastisitas sama dengan satu E = 1 maka dikatakan unitary elastis.
4.5. Validasi Model
Tujuan dari validasi model ini adalah untuk menganalisis sejauh mana model dapat menggambarkan dunia nyata. Kriteria statistik yang digunakan untuk
validasi nilai estimasi model ekonometrika dalam penelitian ini yaitu RMSPE Root Mean Squares Percent Error dan
Theil’s Inequality Coefficient U Pindyck dan Rubinfeld, 1998. Adapun kriteria-kriteria validasi ini dirumuskan
sebagai berikut : � � = √
�
∑
−
� �
� =
x 100 ............................................ 4.26
� =
√
�
∑ −
� �
=
√
�
∑
� =
+ √
�
∑
� �
=
......................................................... 4.27 dimana :
� = Nilai simulasi dasar
�
�
= Nilai aktual observasi T
= Jumlah periode simulasi U
= Theil’s inequality coefficient
RMSPE = Root mean squares percent error Nilai RMSE yang kecil atau rendah adalah ukuran yang diinginkan dari
ketelitian simulasi. Statistika RMSPE digunakan untuk mengukur sejauh mana nilai-nilai variabel endogen hasil estimasi menyimpang dari nilai-nilai aktualnya
dalam ukuran relatif persen atau seberapa dekat nilai dugaan tersebut mengikuti perkembangan nilai aktualnya. Koefisien ketidaksamaan Theil U digunakan
untuk mengevaluasi simulasi historis maupun peramalan. Nilai U berkisar antara 0 dan 1, jika U = 0 maka estimasi model sempurna. Validasi model dilakukan
pada periode tahun 2003-2012 dimana tahun 2003 merupakan tahun dimulainya produksi gula kristal rafinasi oleh pabrik gula domestik sehingga total produksi
gula domestik meningkat secara signifikan.
4.6. Simulasi Model Kebijakan
Simulasi kebijakan historis pada periode tahun 2003-2012 dilakukan dengan tujuan melihat dan mengetahui dampak kebijakan ekonomi komoditas
gula dan kebijakan tarif impor terhadap penawaran, permintaan, harga, kesejahteraan produsen, dan kesejahteraan konsumen gula Indonesia. Gula
merupakan salah satu produk sensitif bagi Indonesia. Indonesia melakukan reservasi terhadap produk gula sebagaimana tercantum dalam Protocol to Provide
Special Consideration on Rice and Sugar . Produk gula akan masuk dalam
Inclusion List pada tahun 2015 sehingga skenario simulasi kebijakan yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1.
Penerapan kebijakan penurunan tarif impor gula menjadi 10 persen. Alternatif kebijakan ini berdasarkan pada rencana penerapan tarif impor gula sesuai tarif
akhir end rate dari Protocol to Provide Special Consideration on Rice and Sugar
. 2.
Penerapan kebijakan penurunan tarif impor gula menjadi 5 persen. Alternatif kebijakan ini berdasarkan pada rencana penerapan tarif impor gula sesuai tarif
akhir end rate dari Protocol to Provide Special Consideration on Rice and Sugar
. 3.
Penghapusan tarif impor gula menjadi sebesar nol persen. Alternatif kebijakan ini berdasarkan pada rencana penerapan tarif impor gula sesuai
komitmen utama ATIGA ASEAN Trade in Goods Agreement pada tahap akhir.
4. Peningkatan harga gula di tingkat petani sebesar 30 persen. Alternatif
kebijakan ini berdasarkan pada APTRI Asosiasi Petani Tebu Rakyat