Permintaan Gula Rumahtangga Permintaan Gula

4.2.10. Harga Riil Gula di Tingkat Petani

Harga riil gula di tingkat petani yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga gula lelang yang diterima petani. Sebelum tahun 2000 harga gula yang diterima petani adalah harga provenue yang merupakan harga pembelian BULOG kepada petani tebu. Tahun 2000 – 2003 harga gula yang diterima petani adalah harga gula lelang kesepakatan antara petani dengan investor gula, sedangkan setelah tahun 2004 hingga saat ini harga gula yang diterima petani adalah harga lelang berdasarkan harga patokan petani HPP gula sebagai harga dasar pembelian gula oleh investor Rahman, 2013. Harga riil gula di tingkat petani secara struktural dipengaruhi oleh harga gula di tingkat pedagang besar dan harga gula di tingkat petani tahun sebelumnya. Persamaan harga riil gula di tingkat petani dapat dirumuskan sebagai berikut : PPGR t = m + m 1 PBGR t + m 2 PPGR t-1 + µ 13 ..................................... 4.20 dimana : PPGR t = Harga riil gula di tingkat petani pada tahun ke-t RpTon PBGR t = Harga riil gula di tingkat pedagang besar pada tahun ke-t RpTon PPGR t-1 = Harga riil gula di tingkat petani pada tahun sebelumnya RpTon µ 13 = Variabel pengganggu Nilai dugaan parameter yang diharapkan adalah : m 1 0 ; dan 0 m 2 1

4.3. Identifikasi Model

Identifikasi model merupakan salah satu langkah yang menentukan metode estimasi model. Identifikasi model dimaksudkan untuk menetapkan metode estimasi parameter dengan menggunakan model pergulaan Indonesia yang telah dirumuskan. Masalah identifikasi terjadi jika dalam suatu sistem dari persamaan simultan yang berisi dua atau lebih persamaan tidak mungkin untuk didapatkan nilai angka dari tiap parameter dalam tiap persamaan karena persamaan tersebut tidak dapat dibedakan secara observasi atau nampak sangat serupa satu dengan yang lain. Masalah identifikasi timbul karena kumpulan koefisien struktural yang berbeda mungkin cocok dengan sekumpulan data yang sama. Menurut Koutsoyiannis 1977 terdapat dua kemungkinan situasi dalam suatu identifikasi, yaitu : 1. Persamaan Underidentified Suatu persamaan disebut underidentified apabila bentuk statistiknya tidak tunggal. Selain itu, persamaan tersebut tidak dapat diduga menggunakan seluruh parameter yang ada dengan teknik ekonometrik manapun. 2. Persamaan Identified Suatu persamaan dinyatakan dapat diidentifikasi identified apabila memiliki bentuk statistik tunggal. Pada persamaan identified, koefisien yang terdapat didalamnya secara umum dapat diduga secara statistik. Jika persamaan exactly identified identifikasi tepat, maka metode yang sesuai untuk pendugaan adalah Indirect Least Squares ILS. Jika persamaan overidentified terlalu diidentifikasikan, maka metode ILS tidak dapat digunakan karena tidak akan menghasilkan persamaan tunggal dari parameter struktural. Metode yang dapat digunakan untuk pendugaan persamaan overidentified adalah Two-Stages Least Squares 2SLS atau Maximum Likelihood Methods . Dalam persamaan identified terdapat dua kondisi yang harus dipenuhi, yaitu : 1. Order Condition Order Condition adalah suatu kondisi yang bertujuan untuk mengetahui apakah persamaan yang ada dapat diidentifikasi. Kondisi tersebut antara lain : 1 apabila K-M = G-1 maka persamaan tersebut exactly identified ; 2 apabila K-M G-1 maka persamaan tersebut overidentified ; 3 apabila K-M G-1 maka persamaan tersebut underidentified dimana : K = Jumlah total dari variabel pada seluruh model M = Jumlah variabel endogen dan predetermined variable pada setiap persamaan khusus G = Jumlah persamaan struktural atau jumlah semua variabel endogen dalam model