Harga Riil Gula di Tingkat Petani

swasta juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 0.0074 persen, 0.0065 persen, dan 0.0031 persen sehingga produksi gula kristal putih perkebunan rakyat, negara, dan swasta juga mengalami penurunan yang pada akhirnya menurunkan produksi gula kristal putih domestik sebesar 0.1338 persen.

7.2.2. Kebijakan Penurunan Tarif Impor Gula menjadi 5 Persen

Alternatif kebijakan penurunan tarif impor gula menjadi 5 persen merupakan sebuah kebijakan yang berdasarkan pada rencana penerapan tarif impor gula tebu sesuai tarif akhir end rate dari Protocol to Provide Special Consideration on Rice and Sugar . Alternatif ini digunakan untuk melihat dampak kebijakan penurunan tarif impor gula menjadi 5 persen terhadap variabel endogen yang ada jika kebijakan tersebut diterapkan. Hasil simulasi kebijakan penurunan tarif impor gula menjadi 5 persen dapat dilihat pada Tabel 33. Tabel 35. Hasil Simulasi Kebijakan Penurunan Tarif Impor Gula menjadi 5 Persen di Indonesia Tahun 2003-2012 No. Variabel Satuan Nilai Dasar Nilai Simulasi Perubahan Unit Persentase 1 LATR Ha 230438 229931 -507 -0.2200 2 LATN Ha 81420.4 81237 -183.4 -0.2253 3 LATS Ha 91091.1 91078.4 -12.7 -0.0139 4 YGTR TonHa 5.4358 5.4353 -0.0005 -0.0092 5 YGTN TonHa 4.6004 4.6000 -0.0004 -0.0087 6 YGTS TonHa 6.4201 6.4199 -0.0002 -0.0031 7 QGTR Ton 1259485 1256566 -2919 -0.2318 8 QGTN Ton 375859 374963 -896 -0.2384 9 QGTS Ton 588850 588746 -104 -0.0177 10 QGKP Ton 2224194 2220275 -3919 -0.1762 11 QGTT Ton 3663035 3659116 -3919 -0.1070 12 QSGT Ton 6118503 6717368 598865 9.7878 13 QDGR Ton 2613424 2629180 15756 0.6029 14 QDGI Ton 1766103 1766994 891 0.0505 15 QDGT Ton 4379527 4396174 16647 0.3801 16 MGTT Ton 1720679 2323462 602783 35.0317 17 PMGR USTon 299.2 300.2 1 0.3342 18 PKGR RpTon 5633907 5567735 -66172 -1.1745 19 PBGR RpTon 4863239 4834513 -28726 -0.5907 20 PPGR RpTon 4441434 4418574 -22860 -0.5147 Hasil simulasi pada Tabel 31 menunjukkan bahwa dengan penurunan tarif impor gula menjadi 5 persen menyebabkan peningkatan pada volume impor gula sebesar 35.0317 persen sehingga harga riil gula impor meningkat sebesar 0.3342 persen. Peningkatan volume impor gula mengakibatkan peningkatan penawaran gula domestik sebesar 9.7878 persen. Penawaran gula domestik yang semakin meningkat menyebabkan harga riil gula di tingkat konsumen mengalami penurunan sebesar 1.1745 persen. Menurunnya harga riil gula di tingkat konsumen menyebabkan harga riil gula di tingkat pedagang besar juga mengalami penurunan sebesar 0.5907 persen. Penurunan harga riil gula di tingkat konsumen dan pedagang besar ini menyebabkan permintaan gula baik rumahtangga maupun industri mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0.6029 persen dan 0.0505 persen sehingga permintaan gula domestik meningkat sebesar 0.3801 persen. Penurunan harga riil gula di tingkat konsumen dan pedagang besar mengakibatkan harga riil gula di tingkat petani juga mengalami penurunan sebesar 0.5147 persen. Penurunan harga riil gula ini menyebabkan luas areal lahan perkebunan tebu rakyat, negara, dan swasta mengalami penurunan masing-masing sebesar 0.2200 persen, 0.2253 persen, dan 0.0139 persen. Penurunan luas areal ini mengakibatkan produktivitas gula hablur perkebunan tebu rakyat, negara, dan swasta juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 0.0092 persen, 0.0087 persen, dan 0.0031 persen sehingga produksi gula kristal putih perkebunan rakyat, negara, dan swasta juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 0.2138 persen, 0.2384 persen, dan 0.0177 persen yang pada akhirnya menurunkan produksi gula kristal putih domestik sebesar 0.1762 persen. Penurunan produksi gula kristal putih ini mengakibatkan produksi gula domestik mengalami penurunan sebesar 0.170 persen. Peningkatan volume impor gula yang lebih besar dibandingkan penurunan produksi gula domestik menyebabkan penawaran gula domestik mengalami peningkatan.

7.2.3. Penghapusan Tarif Impor Gula

Alternatif kebijakan penghapusan tarif impor gula menjadi nol persen merupakan sebuah kebijakan yang berdasarkan pada rencana penerapan tarif impor gula tebu sesuai komitmen utama ATIGA ASEAN Trade in Goods Agreement pada tahap akhir. Alternatif ini digunakan untuk melihat dampak kebijakan penghapusan tarif impor gula menjadi nol persen terhadap variabel endogen yang ada jika kebijakan tersebut diterapkan. Hasil simulasi kebijakan penghapusan tarif impor gula menjadi nol persen dapat dilihat pada Tabel 34. Tabel 36. Hasil Simulasi Penghapusan Tarif Impor Gula di Indonesia Tahun 2003-2012 No. Variabel Satuan Nilai Dasar Nilai Simulasi Perubahan Unit Persentase 1 LATR Ha 230438 229808 -630 -0.2734 2 LATN Ha 81420.4 81193.5 -226.9 -0.2787 3 LATS Ha 91091.1 91075.3 -15.8 -0.0173 4 YGTR TonHa 5.4358 5.4352 -0.0006 -0.0110 5 YGTN TonHa 4.6004 4.5999 -0.0005 -0.0109 6 YGTS TonHa 6.4201 6.4198 -0.0003 -0.0047 7 QGTR Ton 1259485 1255861 -3624 -0.2877 8 QGTN Ton 375859 374751 -1108 -0.2948 9 QGTS Ton 588850 588721 -129 -0.0219 10 QGKP Ton 2224194 2219333 -4861 -0.2186 11 QGTT Ton 3663035 3658174 -4861 -0.1327 12 QSGT Ton 6118503 6868555 750052 12.2588 13 QDGR Ton 2613424 2633001 19577 0.7491 14 QDGI Ton 1766103 1767204 1101 0.0623 15 QDGT Ton 4379527 4400204 20677 0.4721 16 MGTT Ton 1720679 2475592 754913 43.8730 17 PMGR USTon 299.2 300.5 1.3 0.4345 18 PKGR RpTon 5633907 5551689 -82218 -1.4593 19 PBGR RpTon 4863239 4827583 -35656 -0.7332 20 PPGR RpTon 4441434 4413065 -28369 -0.6387 Penghapusan tarif impor gula menjadi nol persen berdampak terhadap seluruh variabel endogen yang terdapat di dalam model. Penghapusan tarif impor gula akan meningkatkan volume impor gula sebesar 43.8730 persen sehingga harga riil gula impor mengalami peningkatan sebesar 0.4345 persen. Peningkatan volume impor gula mengakibatkan penawaran gula domestik meningkat sebesar 12.2588 persen. Adanya keterkaitan antara penawaran gula domestik dengan harga riil gula di tingkat konsumen menyebabkan harga riil gula di tingkat konsumen turun sebesar 1.4593 persen. Penurunan harga riil gula di tingkat konsumen ini menyebabkan harga riil gula di tingkat pedagang besar juga