Hal ini berarti bahwa peningkatan harga riil gula di tingkat konsumen sebesar Rp 1ton akan meningkatkan harga riil gula di tingkat pedagang besar sebesar Rp
0.33486ton, ceteris paribus. Variabel harga riil gula di tingkat pedagang besar tahun sebelumnya berpengaruh nyata. Kondisi ini menunjukkan bahwa harga riil
gula di tingkat pedagang besar memerlukan tenggat waktu yang relatif lambat untuk menyesuaikan diri dalam merespon perkembangan situasi ekonomi gula
domestik dan dunia.
6.11. Harga Riil Gula di Tingkat Petani
Koefisien determinasi R
2
dari persamaan harga riil gula di tingkat petani sebesar 0.74574. Hal ini berarti bahwa 74.574 persen keragaman harga riil gula di
tingkat petani dapat dijelaskan oleh keragaman variabel-variabel penjelas dalam persamaan, sementara 25.426 persen keragaman harga riil gula di tingkat petani
dijelaskan oleh keragaman variabel lain yang tidak terdapat dalam persamaan tersebut. Variabel-variabel penjelas secara bersama-sama mampu menjelaskan
dengan baik variabel endogen harga riil gula di tingkat petani yaitu dengan nilai prob-F sebesar .0001 Tabel 30.
Tabel 32. Hasil Estimasi Parameter Harga Riil Gula Tingkat Petani di Indonesia Tahun 1990-2012
Variabel Parameter
Estimasi Elastisitas
Prob T
Nama Variabel SR
LR
Intercept 516406.7
- -
0.2016 Intercept PBGR
0.75396 0.81837
0.86992 .0001 Harga riil gula di tingkat
pedagang besar RpTon LPPGR
0.05925 -
- 0.3340 Harga riil gula di tingkat
petani tahun sebelumnya RpTon
R-Sq 0.74574
F Value 27.86
Adj R-Sq 0.71897
Pr F .0001
DW Stat 2.0306
DH Stat -0.0932
Keterangan : taraf signifikansi yang digunakan α = 0.15
Hasil estimasi parameter harga riil gula di tingkat petani menunjukkan bahwa dari dua variabel penjelas yang digunakan dalam persamaan, terdapat satu
variabel yang berpengaruh nyata yaitu harga riil gula di tingkat pedagang besar. Harga riil gula di tingkat petani tahun sebelumnya tidak berpengaruh nyata
terhadap harga riil gula di tingkat petani pada taraf α sebesar 15 persen.