sementara teknologi penyimpanan untuk produk yang mudah busuk akan mengurangi tekanan fluktuasi harga dari komoditas tersebut.
3.1.4. Teori Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional merupakan perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas kesepakatan bersama.
Penduduk yang dimaksud dapat perorangan individu dengan individu, antara individu dengan pemerintah suatu negara, atau pemerintah suatu negara dengan
pemerintah negara lain. Perdagangan internasioal merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan PDB. Perdagangan internasional akan mendorong
industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
Perdagangan internasional
memungkinkan suatu
negara mengkonsumsi lebih banyak barang dibandingkan yang tersedia menurut garis
perbatasan kemungkinan produksi pada keadaan swasembada tanpa perdagangan luar negeri Lindert dan Kindleberger, 1993.
Menurut Lipsey, et al. 1987 perdagangan internasional memberikan dua sumber manfaat bagi negara-negara yang melakukan perdagangan. Sumber
manfaat tersebut adalah : 1.
Perbedaan dalam hal iklim dan kekayaan alam yang dimiliki masing-masing negara di dunia mengakibatkan adanya keunggulan dalam memproduksi
barang-barang tertentu dan kelemahan dalam memproduksi barang yang lain. 2.
Penurunan biaya produksi di masing-masing negara yang disebabkan oleh meningkatnya skala produksi karena adanya spesialisasi.
Perdagangan internasional memungkinkan setiap negara melakukan spesifikasi produksi dan barang-barang tertentu sehingga mencapai tingkat
efisiensi yang tinggi dengan skala produksi yang besar. Adanya perbedaan sumberdaya yang dimiliki oleh setiap negara menyebabkan negara tersebut
berusaha menghasilkan produk dengan biaya yang relatif rendah. Perbedaan sumberdaya inilah yang menyebabkan perbedaan harga dan menentukan
keputusan suatu negara untuk melakukan ekspor dan impor Rahman, 2013.
Negara A Eksportir
Pasar Dunia Negara B
Importir
Sumber : Tweeten, 1992
Gambar 1. Mekanisme Terjadinya Perdagangan Internasional
Gambar 1 menunjukkan bahwa sebelum terjadinya perdagangan internasional, harga di negara A eksportir sebesar P
A
sedangkan harga di negara B importir sebesar P
B
. Penawaran di pasar dunia akan terjadi jika harga dunia lebih besar dari P
A
sedangkan permintaan di pasar dunia akan terjadi jika harga dunia lebih rendah dari P
B
. Ketika harga dunia berada di P
w
, maka negara eksportir terjadi kelebihan penawaran excess supply dan di negara importir
terjadi kelebihan permintaan excess demand. Hal ini menyebabkan negara B melakukan impor dari negara A yang harganya relatif lebih murah. Negara A akan
mengekspor gula sebesar x dan negara B akan mengimpor gula sebesar m. Komunikasi yang terjadi antara negara A dan negara B menyebabkan terjadinya
perdagangan dengan harga yang diterima oleh kedua negara adalah sama. Perpaduan antara kelebihan penawaran di negara eksportir dan kelebihan
permintaan di negara importir akan menentukan harga yang terjadi di pasar dunia, yaitu sebesar P
w
. Perdagangan menyebabkan besarnya komoditas yang diperdagangkan di pasar dunia sama dengan besarnya komoditas yang ditawarkan
negara eksportir dan komoditas yang diminta negara importir.
3.1.5. Permintaan Impor
Impor merupakan aktifitas perdagangan dimana suatu negara membeli barang dari luar negeri. Permintaan impor terjadi karena beberapa faktor antara
lain Purwanto, 2002 :
1. Produksi barang dalam negeri tidak mencukupi untuk kebutuhan konsumsi.
2. Barang tersebut sangat penting dalam proses kehidupan namun negara
tersebut tidak dapat memproduksi dengan baik akibat adanya keterbatasan teknologi dan iklim.
3. Suatu negara mempunyai teknologi tetapi tidak mempunyai bahan baku
dalam hal ini negara tersebut akan melakukan re-ekspor. Permintaan impor merupakan kelebihan permintaan domestik di negara
importir excess demand. Menurut Lindert dan Kindleberger 1993 kurva permintaan impor oleh suatu negara di pasar dunia adalah selisih antara
permintaan dan penawaran komoditas bersangkutan di negara tersebut. Permintaan impor gula dapat dirumuskan sebagai berikut :
Mt = Qd – Qg .................................................................................. 3.22
dimana : Mt = Impor gula Ton
Qd = Permintaan gula Ton Qg = Produksi gula Ton
3.1.6. Surplus Produsen dan Surplus Konsumen
Kebijakan perdagangan internasional seperti pengenaan tarif dan kuota impor untuk negara importir atau subsidi ekspor untuk negara eksportir
merupakan suatu kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam melindungi produsen maupun konsumen domestik. Dampak yang ditimbulkan dari adanya
kebijakan tersebut dapat diketahui dengan menggunakan pendekatan teori ekonomi kesejahteraan welfare economic yaitu dengan konsep pengukuran
surplus ekonomi. Menurut Fauzi 2010 konsep surplus menempatkan nilai moneter
terhadap kesejahteraan
masyarakat dari
mengekstraksi dan
mengkonsumsi sumberdaya. Surplus juga merupakan manfaat ekonomi yang tidak lain adalah selisih antara manfaat kotor gross benefit dengan biaya yang
dikeluarkan untuk mengekstraksi sumberdaya. Surplus ekonomi dibedakan ke dalam surplus konsumen dan surplus
produsen. Surplus konsumen dapat didefinisikan sebagai perbedaan antara jumlah maksimum nilai uang yang ingin dibayar oleh konsumen dengan nilai yang benar-
benar dibayar terhadap jumlah tertentu dari suatu produk. Surplus produsen
adalah perbedaan antara jumlah nilai uang yang benar-benar diterima produsen dengan jumlah nilai minimum yang diinginkan produsen tersebut Just, et al.,
1982.
Sumber : Just, et al. 1982
Gambar 2. Surplus Produsen dan Surplus Konsumen pada Kondisi Keseimbangan Pasar
Surplus produsen dan surplus konsumen secara sederhana dapat dilihat pada Gambar 2. Jika diasumsikan tidak ada perdagangan ke luar negeri, maka
pada keadaan keseimbangan Pe dan Qe, surplus produsen adalah P
1
EPe dan surplus konsumen adalah P
2
EPe. Kelemahan pengukuran surplus konsumen dengan kurva permintaan biasa adalah tidak mempertimbangkan efek pendapatan
akibat perubahan harga sehingga konsep surplus konsumen kurang menggambarkan kondisi keinginan konsumen untuk membayar atau menerima.
Secara matematis, surplus produsen dan surplus konsumen diukur dengan mengintegralkan fungsi penawaran dan fungsi permintaan sebagai berikut
Chiang, 2006 : SP =
∫ �
�
�� �
...................................................................... 3.23 SK =
∫ �
�
� ��
...................................................................... 3.24 Dimana :
SP = Nilai surplus produsen Rp SK = Nilai surplus konsumen Rp
Qd = Fungsi permintaan Qs = Fungsi penawaran
Pe = Harga keseimbangan Rp P