Tabel 17. Impor Gula Indonesia Menurut Negara Asal Tahun 2012
No. Negara Asal
Total Share
Volume Ton Nilai 000 US
Volume Nilai
1 Thailand
1 444 049 869 793
52.63 53.75
2 Brazil
984 568 548 281
35.88 33.88
3 Australia
230 294 143 560
8.39 8.87
4 Afrika Selatan
54 000 35 642
1.97 2.20
5 Filipina
12 854 7 505
0.47 0.46
6 Lainnya
18 013 13 526
0.66 0.84
Jumlah 2 743 778
1 618 307 100.00
100.00
Sumber : Badan Pusat Statistik 2013 diolah
Berdasarkan data pada Tabel 17, impor gula Indonesia mayoritas berasal dari negara anggota ASEAN, yakni Thailand dengan share volume sebesar 52.63
persen dan nilai sebesar 53.75 persen. Brazil menduduki peringkat kedua terbesar yang melakukan ekspor gula ke Indonesia dengan share volume sebesar 35.88
persen dan nilai sebesar 33.88 persen. Brazil juga merupakan negara produsen gula tebesar di dunia dengan produksi sebesar 73 400 600 ton pada tahun 2011
Badan Pusat Statistik, 2013.
5.4. Perkembangan Harga Gula di Indonesia
Selama lima tahun terakhir 2008-2012 biaya pokok produksi BPP gula telah meningkat dari Rp 5 190 per kg pada tahun 2008 menjadi Rp 7 900 per kg
pada tahun 2012 dan harga pokok penjualan HPP ditetapkan 10 persen di atas biaya pokok produksi BPP. Harga pokok penjualan HPP adalah nilai
keuntungan bagi petani dan pajak penjualan bagi perusahaan. Namun HPP ini tidak diikuti oleh pemerintah secara utuh karena untuk menjaga agar harga tingkat
konsumen tidak memberatkan konsumen Nusantara Sugar Club, 2014.
Tabel 18. Perkembangan Biaya Pokok Produksi, Harga Pokok Penjualan, dan Harga Gula di Indonesia Tahun 2008 - 2012
Tahun Biaya Pokok
Produksi RpKg Harga Pokok
Penjualan RpKg Harga Lelang
RpKg Harga Tingkat
konsumen RpKg
2008 5 190
5 000 5 262
6 182 2009
5 100 5 350
7 056 8 205
2010 6 250
6 350 8 478
10 486 2011
6 891 7 000
8 191 9 981
2012 7 900
8 100 9 707
11 513 Sumber : Dewan Gula Indonesia 2013
Berdasarkan data pada Tabel 16 terlihat bahwa BPP pada tahun 2008 sebesar Rp 5 190 per kg namun HPP yang diterapkan pemerintah hanya sebesar
Rp 5 000 per kg. Selama lima tahun terakhir, BPP dan HPP cenderung mengalami peningkatan namun harga lelang dan harga tingkat konsumen berfluktuasi. Pada
tahun 2011, harga lelang dan harga tingkat konsumen mengalami penurunan harga.
Rata-rata harga gula tingkat konsumen di dalam negeri pada tahun 1997 sebesar Rp 1 125 per kg dan mengalami peningkatan pada tahun 1998 menjadi
Rp 2 225 per kg. Pertumbuhan harga gula tingkat konsumen pada tahun 1997- 1998 mencapai 97.75 persen. Pada tahun 1998 ini terjadi kenaikan harga gula
tingkat konsumen tertinggi yang disebabkan oleh terjadinya krisis ekonomi di Indonesia yang diikuti dengan melemahnya nilai tukar rupiah Billah, 2013.
Tabel 19. Perkembangan Harga Gula Tingkat Konsumen di Indonesia Tahun 2008 - 2012
Tahun Harga RpKg
Pertumbuhan
2008 6182
- 2009
8205 32.72
2010 10486
27.80 2011
9981 -4.82
2012 11513
15.35
Rata - rata 17.76
Sumber : Dewan Gula Indonesia 2013 diolah
Berdasarkan data pada Tabel 17, rata-rata laju pertumbuhan harga gula tingkat konsumen selama periode 2008-2012 sebesar 17.76 persen. Perkembangan
harga gula tingkat konsumen dalam periode lima tahun terakhir berfluktuatif dengan kecenderungan meningkat dimana terjadi peningkatan yang cukup tajam
pada tahun 2008-2009 dengan peningkatan sebesar 32.72 persen.