Validasi Model METODE PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM KERAGAAN GULA DI INDONESIA

5.1. Perkembangan Produksi Gula di Indonesia

Tebu merupakan tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tujuan penanaman tebu adalah untuk menghasilkan hablur yang tinggi. Hablur ini merupakan sukrosa yang dikristalkan, dimana dalam sistem produksi gula pembentukan gula terjadi di dalam proses metabolisme tanaman. Pabrik gula hanya berfungsi sebagai alat ekstraksi untuk mengeluarkan nira dari batang tebu dan mengolahnya menjadi gula kristal Rahman, 2013. Gula hanya di produksi di sembilan provinsi di Indonesia. Pertumbuhan produksi gula tidak secara signifikan mampu menurunkan ketergantungan terhadap impor gula. Kenaikan harga gula yang setiap tahunnya rata-rata sebesar 11.38 persen belum mampu meningkatkan budidaya tebu. Pengembangan tanaman tebu di Indonesia hingga tahun 2011 telah mencapai 434 962 Ha dengan produksi 2 244 154 ton gula hablur yang tersebar di 9 provinsi dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 453 421 Ha dengan produksi 2 600 352 ton gula hablur Billah, 2013. Sembilan provinsi di Indonesia yang memproduksi gula hablur nasional yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo. Produksi gula hablur setiap provinsi dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 9. Produksi Gula Hablur di Indonesia Tahun 2010 - 2012 No. Provinsi Produksi Ton Rata-rata Ton Share Rata- rata 2010 2011 2012 1. Jawa Timur 1 013 582 1 121 411 1 258 632 1 131 208 47.57 2. Lampung 779 330 631 535 747 077 719 314 30.25 3. Jawa Tengah 223 828 182 284 247 484 217 865 9.16 4. Jawa Barat 109 145 133 284 114 484 118 971 5.00 5. Sumatera Selatan 55 386 52 489 87 317 65 064 2.74 6. Sumatera Utara 31 001 44 855 41 506 39 121 1.65 7. Sulawesi Selatan 25 337 32 228 33 786 30 450 1.28 8. DI Yogyakarta 23 715 27 108 38 217 29 680 1.25 9. Gorontalo 27 411 18 960 31 849 26 073 1.10 Jumlah 2 288 735 2 244 154 2 600 352 2 377 747 100.00 Sumber : Badan Pusat Statistik 2013 diolah Berdasarkan data rata-rata produksi gula hablur di Indonesia tiga tahun terakhir 2010-2012, Jawa Timur merupakan provinsi dengan kontribusi terbesar terhadap total produksi gula hablur Indonesia yakni sebesar 47.57 persen. Hal ini dikarenakan Jawa Timur merupakan provinsi dengan areal perkebunan tebu yang terluas di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2013, pada tahun 2012 luas areal perkebunan tebu yang berada di Provinsi Jawa Timur sebesar 44.72 persen dari total luas areal perkebunan tebu Indonesia. Provinsi Lampung merupakan sentra produksi di wilayah Sumatera dengan kontribusi terhadap produksi gula hablur nasional sebesar 30.25 persen dan menempati posisi kedua nasional. Luas areal perkebunan tebu di provinsi Lampung sebesar 25 persen dari total luas areal perkebunan tebu Indonesia Badan Pusat Statistik, 2013. Pada musim giling 2013, kinerja industri gula nasional dari 62 pabrik gula berbasis tebu secara kumulatif tercatat sebagai berikut : areal ditebang 469 228.2 Ha, produksi tebu 35 526 070 ton, rendemen 7.18 persen, dan produksi gula hablur 2 551 024 ton. Perkembangan kinerja secara kumulatif bulanan dari Januari hingga Desember 2013 disajikan pada Tabel 9. Tabel 10. Kinerja Industri Gula Berbahan Baku Tebu di Indonesia Tahun 2013 No. Bulan Areal Tebang Ha Produksi Tebu Ton Rendemen Produksi Gula Hablur Ton 1. Januari - - - - 2. Februari 1 147 74 521 6.24 4 648 3. Maret 3 770 243 482 6.59 16 050 4. April 18 230 1 154 741 7.54 87 020 5. Mei 53 060 3 603 587 7.67 276 526 6. Juni 118 002 8 704 453 7.36 640 809 7. Juli 193 777 14 577 901 7.18 1 046 521 8. Agustus 249 906 19 038 355 7.08 1 347 799 9. September 330 406 24 946 709 7.25 1 808 807 10. Oktober 407 173 31 060 637 7.18 2 229 047 11. November 455 909 35 291 521 7.72 2 480 262 12. Desember 469 228 35 526 070 7.18 2 551 024 Sumber : Nusantara Sugar Club 2014 Pada Tabel 9, kinerja industri gula setiap bulan merupakan kumulatif dari bulan sebelumnya. Berdasarkan data Nusantara Sugar Club 2014, pada akhir Desember 2013, areal tebu yang ditebang sebanyak 469 228 Ha dengan rincian 298 254 Ha 63.56 persen milik BUMN dan sisanya 170 975 Ha 36.44 persen milik BUMS. Produksi gula yang dihasilkan sebanyak 2 551 024 ton dengan rincian 1 538 432 ton 60.30 persen milik BUMN dan sisanya 1 012 592 ton 39.70 persen milik BUMS. Berdasarkan keragaan industri gula nasional, gambaran kinerja industri gula berbahan baku tebu dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 10.