2.3.2. Penelitian tentang Kebijakan Perdagangan Komoditas Pertanian
Penelitian terdahulu mengenai perdagangan komoditas pertanian juga telah banyak dilakukan diantaranya oleh Arsyad, Sinaga, dan Yusuf 2011 serta Hadi
dan Mardianto 2004. Penelitian tersebut melihat dampak adanya suatu kebijakan perdagangan ekspor atau impor terhadap faktor-faktor yang dipengaruhinya
dengan menggunakan dua alat analisis yang berbeda. Penelitian Arsyad, Sinaga, dan Yusuf 2011 menggunakan model persamaan simultan dengan metode
pendugaan Two-Stages Least Squares sedangkan Hadi dan Mardianto 2004 menggunakan model pendekatan Constant Market Share Tabel 4.
2.3.3. Penelitian tentang Pengaruh Kebijakan terhadap Kesejahteraan
Fitriana 2012 meneliti mengenai pengaruh kebijakan terhadap kesejahteraan masyarakat. Penelitian tersebut mengkaji dampak adanya perubahan
kebijakan yang akan mempengaruhi besarnnya kesejahteraan masyarakat. Indikator kesejahteraan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah
perubahan surplus produsen dan surplus konsumen Tabel 4.
2.5. Kebaruan Penelitian
Penelitian ini memiliki persamaan dan kebaruan dibandingkan penelitian Subekti dan Carolina 2011 serta Rahman 2013. Persamaan penelitian ini
dengan Subekti dan Carolina 2011 yaitu menganalisis pengaruh kebijakan tarif impor gula terhadap pasar gula domestik. Perbedaannya adalah penelitian yang
dilakukan Subekti dan Carolina 2011 menggunakan model Vector Autoregressive
VAR dan Vector Error Correction VEC sedangkan penelitian ini menggunakan model persamaan simultan dengan metode pendugaan Two-
Stages Least Squares .
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Rahman 2013 adalah menganalisis dampak adanya kebijakan terhadap kesejahteraan produsen dan
konsumen gula di Indonesia, sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini lebih fokus membahas tentang dampak penurunan dan penghapusan tarif impor gula
akibat adanya kesepakatan regional ASEAN Economic Community AEC.
Tabel 5. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu
No. Peneliti dan Judul
Tujuan Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian
1 Rahman 2013 ; Prospek
Perdagangan Gula Indonesia dalam Implementasi Kerangka
Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China
1. Menganalisis keragaan pasar gula
Indonesia ditinjau
dari sisi
permintaan dan penawaran gula serta
faktor-faktor yang
mempengaruhinya. 2.
Mengevaluasi dampak kebijakan ekonomi
di sektor
pertanian terhadap kinerja industri gula
Indonesia dan kesejahteraan pelaku ekonomi gula pada era pra
liberalisasi ACFTA 2004-2010.
3. Meramalkan dampak kebijakan
ekonomi di sektor pertanian dan faktor eksternal berkaitan dengan
liberalisasi perdagangan
gula dalam skema ACFTA terhadap
kinerja industri
gula dan
kesejahteraan pelaku ekonomi gula pada periode 2011-2014 dan 2015-
2020. Model persamaan simultan
dengan metode pendugaan Two-Stages Least Squares
. Simulasi kebijakan :
1. Peningkatan harga gula
tingkat petani sebesar 25 persen.
2. Peningkatan harga tingkat
konsumen tertinggi pupuk 33 persen.
3. Peningkatan luas areal
perkebunan tebu Indonesia 20 persen.
4. Penurunan tarif impor 49
persen. 5.
Penurunan kuota impor gula 50 persen.
Permintaan gula rumahtangga dipengaruhi oleh harga riil gula tingkat konsumen, pertumbuhan PDB riil
Indonesia, populasi
dan permintaan
gula rumahtangga
tahun sebelumnya,
sedangkan permintaan gula industri hanya dipengaruhi oleh
PDB riil sektor makanan dan minuman serta permintaan gula industri tahun sebelumnya. Peda
perilaku impor, impor gula Indonesia dari China lebih responsif dibandingkan impor gula Indonesia
dari Thailand terhadap perubahan tarif impor gula tetapi pangsa impor gula Indonesia dari Thailand
lebih besar daripada pangsa impor gula dari China sehingga kebijakan tarif impor yang sama akan
meningkatkan impor gula yang lebih besar dari Tahiland. Indonesia mempunyai ketergantungan
yang lebih besar terhadap impor gula dari Thailand dibanding impor gula dari China. Peningkatan harga
gula sebesar 25 persen, peningkatan harga pupuk sebsar 33 persen berdampak pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat, sedangkan penurunan tarif impor gula 49 persen, peningkatan luas areal 20
persen, dan penurunan kuota impor 50 persen berdampak
pada penurunan
kesejahteraan masyarakat.
2 Subekti dan Carolina 2011 ;
Pengaruh Kebijakan
Tarif Impor Gula terhadap Integrasi
Pasar Gula Domestik dan Dunia
1. Menganalisis integrasi pasar gula
domestik dengan pasar gula dunia. 2.
Menganalisis pengaruh kebijakan tarif impor gula terhadap integrasi
pasar gula domestik dan pasar gula dunia.
Model Vector
Autoregressive VAR dan
Vector Error
Correction VEC.
Tarif impor gula yang diterapkan oleh pemerintah ternyata dipengaruhi oleh integrasi pasar yang
terjadi. Tarif impor gula mentah dipengaruhi secara nyata oleh variabel harga gula mentah internasional
dan tarif impor gula putih. Sementara itu tarif impor gula putih dipengaruhi oleh harga gula mentah
internasional, harga gula putih internasional, dan tarif impor tahun sebelumnya. Respon harga gula dalam
negeri terhadap perubahan seluruh variabel lainnya menunjukkan respon yang positif. Perubahan harga
17
Tabel 5. Lanjutan
No. Peneliti dan Judul
Tujuan Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian
gula dalam negeri, perubahan harga gula mentah internasional, dan perubahan harga gula putih
internasional memiliki pengaruh yang cukup besar, sedangkan perubahan tarif impor gula mentah dan
perubahan tarif impor gula putih mempengaruhi harga gula dalam negeri dengan nilai yang relatif
kecil.
3 Arsyad, Sinaga, dan Yusuf
2011 ; Analisis Dampak Kebijakan Pajak Ekspor dan
Subsidi Harga Pupuk terhadap Produksi dan Ekspor Kakao
Indonesia
Pasca Putaran
Uruguay 1.
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
ekspor kakao
Indonesia. 2.
Menganalisis dampak rencana pemberlakukan pajak ekspor dan
subsidi harga pupuk terhadap produksi dan ekspor kakao pasca
Putaran Uruguay. Model persamaan simultan
dengan metode pendugaan Two-Stages Least Squares
. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor-faktor
yang secara potensial mempengaruhi ekspor kakao indonesia adala harga ekspor kakao Indonesia,
pertumbuhan produksi kakao, nilai tukar rupiah, dan trend
waktu. Rencana pemberlakukan pajak ekspor berdampak negatif terhadap produksi dan ekspor
kakao Indonesia pasca Putaran Urguay, sementara tencana kebijakan pemberian subsidi harga pupuk
berdampak positif terhadap peningkatan produksi dan ekspor kakao Indonesia. Implikasinya adalah
bahwa kebijakan subsidi harga pupuk masih dapat diharapkan sebagai strategi kunci untuk memacu
produksi dan ekspor kakao Indonesia.
4 Hadi dan Mardianto 2004 ;
Analisis Komparasi
Daya Saing
Produk Ekspor
Pertanian Antar
Negara ASEAN
dalam Era
Perdagangan Bebas AFTA 1.
Menganalisis pertumbuhan ekspor produk pertanian ke kawasan
ASEAN. 2.
Menganalisis efek
komposisi produk, efek distribusi pasar, dan
efek daya saing terhadap ekspor produk pertanian ke kawasan
ASEAN. Model pendekatan Pangsa
Pasar Konstan Constant Market Share
. Ekspor produk pertanian Indonesia ke kawasan
ASEAN selama 1997-1999 mengalami pertumbuhan positif dan lebih cepat dibanding ekspor dunia ke
kawasan yang sama. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya daya saing komoditas pertanian
Indonesia terutama karena depresiasi rupiah. Namun selama
1999-2001, terjadi
sebaliknya yaitu
pertumbuhan ekspor Indonesia turun dan lebih lambat dibanding ekspor dunia ke kawasan yang
sama yang disebabkan oleh apresiasi rupiah. Komposisi produk dan distribusi pasar ekspor
Indonesia masih lemah yang menunjukkan bahwa Indonesia belum memperhatikan pertumbuhan impor
komoditas pertanian menurut komposisi komoditas
18
Tabel 5. Lanjutan
No. Peneliti dan Judul
Tujuan Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian
yang tepat dan perkembangan impor di masing- masing
negara anggota
ASEAN. Lemahnya
penyelidikan pasar market intellegence merupakan fenomena umum para eksportir Indonesia yang
menyebabkan dinamika penawaran dan permintaan komoditi pertanian di kawasan ASEAN dan juga
kawasan dunia lainnya tidak terpantau secara baik.
5 Fitriana 2012 ; Dampak
Kebijakan Impor dan Faktor Eksternal
terhadap Kesejahteraan Produsen dan
Konsumen Bawang Merah di Indonesia
1. Mengidentifikasi
faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi,
permintaan, impor, dan harga bawang merah.
2. Menganalisis dampak kebijakan
tarif impor, kuota impor, dan faktor eksternal
terhadap penawaran,
permintaan, dan harga bawang merah.
3. Menganalisis dampak kebijakan
tarif impor, kuota impor, dan faktor eksternal terhadap kesejahteraan
produsen dan konsumen bawang merah di Indonesia.
Model persamaan simultan dengan metode pendugaan
Two-Stages Least Squares .
Simulasi kebijakan : 1.
Penetapan kebijakan tarif impor
bawang merah
sebesar 20 persen. 2.
Penerapan kebijakan tarif impor
bawang merah
sebesar 12,5 persen. 3.
Penerapan kebijakan tarif impor
bawang merah
menjadi 40 persen. 4.
Penghapusan tarif impor bawang merah menjadi
sebesar nol persen. 5.
Penurunan harga
riil bawang
merah dunia
sebesar 12 persen. 6.
Penerapan kebijakan
penurunan kuota impor bawang merah sebesar 50
persen. Produksi bawang merah dipengaruhi oleh harga riil
bawang merah di tingkat produsen, luas areal panen, dan perubahan tingkat suku bungan bank persero.
Permintaan bawang merah rumahtangga dipengaruhi oleh jumlah penduduk Indonesia, sedangkan
permintaan non rumahtangga dipengaruhi oleh harga riil mie instan dan GDP riil masyarakat Indonesia.
Impor bawang merah dipengaruhi oleh permintaan bawang merah rumahtangga dan impor bawang
merah tahun sebelumnya. Harga riil bawang merah dipengaruhi oleh harga riil bawang merah dunia dan
tarif impor bawang merah. Penerapan kebijakan tarif impor bawang merah berdampak pada peningkatan
harga impor, penurunan impor bawang merah, penurunan penawaran, penurunan permintaan, dan
peningkatan harga bawang merah domestik. Hal ini menyebabkan kesejahteraan produsen bawang merah
dan penerimaan meningkat, sedangkan kesejahteraan konsumen bawang merah mengalami penurunan.
Penerapan tarif impor sebesar sembilan persen telah mampu melindungi petani bawang merah dari adanya
penurunan harga dunia. Secara nasional penerapan kebijakan tarif berdampak pada peningkatan
kesejahteraan bersih. Kebijakan penghapusan tarif impor bawang merah dapat menurunkan harga
impor,
meningkatkan impor,
meningkatkan penawaran dan permintaan, serta menurunkan harga
19