Hasi Uji Multicollinearity Keragaan Umum Hasil Estimasi Model

tebu negara tahun sebelumnya tidak berpengaruh nyata pada taraf α sebesar 15 persen terhadap luas areal perkebunan tebu negara. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada tenggang waktu yang dibutuhkan oleh luas areal perkebunan tebu negara untuk menyesuaikan diri kembali pada tingkat keseimbangannya dalam merespon perkembangan situasi ekonomi gula domestik dan dunia.

6.2.3. Luas Areal Perkebunan Tebu Swasta

Koefisien determinasi R 2 dari persamaan luas areal perkebunan tebu swasta sebesar 0.87160. Hal ini berarti bahwa 87.160 persen keragaman luas areal perkebunan tebu swasta dapat dijelaskan oleh keragaman variabel-variabel penjelas dalam persamaan, sementara 12.84 persen keragaman luas areal perkebunan tebu swasta dijelaskan oleh keragaman variabel lain yang tidak terdapat dalam persamaan tersebut. Variabel-variabel penjelas secara bersama- sama mampu menjelaskan dengan baik variabel endogen luas areal perkebunan tebu swasta yaitu dengan nilai prob-F sebesar .0001 Tabel 20. Tabel 22. Hasil Estimasi Parameter Luas Areal Perkebunan Tebu Swasta di Indonesia Tahun 1990-2012 Variabel Parameter Estimasi Elastisitas Prob T Nama Variabel SR LR Intercept -31550.4 - - 0.1632 Intercept DPKGR 0.00040 0.00062 0.00297 0.4610 Perubahan harga riil gula di tingkat konsumen RpTon SBKR -276.102 -0.02578 -0.12352 0.2097 Suku bunga kredit riil DPPUR -0.00379 -0.00037 -0.00177 0.3939 Perubahan harga riil pupuk urea RpTon KPPG 0.26591 0.65772 3.15157 0.0694 Kapasitas produksi pabrik gula TonHari LLATS 0.79130 - - .0001 Luas areal perkebunan tebu swasta tahun sebelumnya Ha R-Sq 0.87160 F Value 21.72 Adj R-Sq 0.83148 Pr F .0001 DW Stat 2.5530 DH Stat -1.5138 Keterangan : taraf signifikansi yang digunakan α = 0.15 Hasil estimasi parameter luas areal perkebunan tebu swasta menunjukkan bahwa dari lima variabel penjelas yang digunakan dalam persamaan, terdapat dua variabel yang berpengaruh nyata yaitu kapasitas produksi pabrik gula dan luas areal perkebunan tebu swasta tahun sebelumnya. Perubahan harga riil gula di tingkat konsumen, suku bunga kredit riil, dan perubahan harga riil pupuk urea tidak berpengaruh nyata terhadap luas areal perkebunan tebu swasta pada taraf α sebesar 15 persen. Kapasitas produksi pabrik gula berpengaruh positif terhadap luas areal perkebunan tebu swasta dengan nilai koefisien dugaan sebesar 0.26591. Hal ini berarti bahwa peningkatan kapasitas produksi gula sebesar 1 tonhari akan meningkatkan luas areal tebu rakyat sebesar 0.26591 Ha, ceteris paribus. Respon kapasitas produksi pabrik gula bersifat inelastis dalam jangka pendek, namun bersifat elastis dalam jangka panjang yaitu dengan nilai elastisitas sebesar 3.15157 artinya jika kapasitas produksi pabrik gula naik sebesar satu persen maka akan meningkatkan luas areal perkebunan tebu swasta sebesar 3.15157 persen dalam jangka panjang, ceteris paribus. Variabel luas areal perkebunan tebu swasta pada tahun sebelumnya berpengaruh nyata. Kondisi ini menunjukkan bahwa luas areal perkebunan tebu swasta memerlukan tenggat waktu yang relatif lambat untuk menyesuaikan diri dalam merespon perkembangan situasi ekonomi gula domestik dan dunia. Perubahan harga riil gula di tingkat konsumen tidak berpengaruh nyata secara statistik pada taraf α sebesar 15 persen terhadap luas areal perkebunan tebu swasta. Hal ini diduga karena luas areal perkebunan tebu swasta merupakan investasi usahatani yang keputusannya tidak tergantung pada harga yang cenderung berfluktuasi tetapi lebih dipengaruhi oleh variabel yang bersifat investasi juga seperti kapasitas produksi pabrik gula. Suku bunga kredit riil tidak berpengaruh nyata secara statistik pada taraf α sebesar 15 persen terhadap luas areal perkebunan tebu swasta. Hal ini dikarenakan kebijakan pemerintah dalam hal penyediaan kredit untuk usahatani tebu sering terlambat atau jumlahnya tidak memadai. Sulitnya kredit untuk usahatani tebu ini terjadi karena usahatani tebu relatif lebih lama dari usahatani tanaman pangan lainnya seperti padi, sehingga usahatani tebu dianggap memiliki masa pengembalian kredit yang relatif lama Susila, 2005. Perubahan harga riil pupuk urea tidak berpengaruh nyata secara statistik pada taraf α sebesar 15 persen terhadap luas areal perkebunan tebu swasta. Hal ini dikarenakan perkebunan tebu swasta memiliki ketahanan modal yang kuat sehingga peningkatan harga riil pupuk urea tidak membuat perkebunan