Permintaan Impor Kerangka Pemikiran Teoritis

Perubahan harga ini mempengaruhi perilaku penjual dan konsumen gula di pasar domestik. Tarif menyebabkan kuantitas penawaran domestik naik dari Q s 1 menjadi Q s 2 sedangkan kuantitas permintaan domestik turun dari Q d 1 menjadi Q d 2 . Penerapan tarif menurunkan kuantitas impor dan mendorong pasar domestik mendekati kondisi keseimbangan tanpa perdagangan. Perubahan-perubahan kesejahteraan akibat adanya kebijakan tarif dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 6. Perubahan Kesejahteraan sebagai Akibat Pemberlakuan Tarif Uraian Sebelum Tarif Setelah Tarif Perubahan Surplus Produsen G C+G +C Surplus Konsumen A+B+C+D+E+F A+B - C+D+E+F Penerimaan Pemerintah Tidak Ada +E +E Total Surplus A+B+C+D+E+F+G A+B+C+E+G - D+F Sumber : Mankiw 2001 Berdasarkan pada Tabel 5 terlihat bahwa pengenaan tarif bagi konsumen akan menurunkan kesejahteraan sebesar C+D+E+F. Kehilangan kesejahteraan konsumen ini ditransfer menjadi surplus produsen dan penerimaan pemerintah. Produsen menerima transfer kesejahteraan sebesar C sehingga pengenaan tarif meningkatkan kesejahteraan produsen. Kesejahteraan yang ditransfer menjadi penerimaan pemerintah sebesar E tetapi ada surplus yang hilang yang tidak dimiliki oleh siapapun sebesar D+F sehingga secara umum pengenaan tarif akan menurunkan total kesejahteraan.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Penelitian mengenai dampak kesepakatan regional ASEAN Economic Community AEC terhadap impor gula Indonesia didasari dari pemahaman bahwa gula merupakan komoditas utama dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat dan tergolong sebagai salah satu dari sembilan bahan pokok SEMBAKO. Perdagangan gula memiliki peluang pasar yang luas karena konsumsi yang tinggi dari rumahtangga dan industri baik di pasar domestik maupun dunia. Bagan kerangka pemikiran operasional pada Gambar 4 mengilustrasikan bahwa permintaan gula terus berkelanjtan setiap waktu sedangkan produksi gula nasional relatif rendah sehingga belum mampu memenuhi permintaan gula nasional. Guna menjaga ketersedian stok gula dalam negeri, maka perlu dilakukan impor. Penerapan tarif impor terhadap komoditas gula terus mengalami perubahan dari tahun ke tahun sesuai dengan kondisi perekonomian nasional, perdagangan internasional, ataupun kesepakatan regional. ASEAN Economic Community AEC merupakan salah satu kesepakatan regional yang mendukung penurunan tarif secara progresif dan penghapusan tarif impor gula dalam pasar perdagangan ASEAN. Penurunan dan rencana penghapusan tarif ini menyebabkan tingginya impor gula yang berdampak terhadap harga domestik dan kesejahteraan masyarakat. Gambar 4. Diagram Alur Kerangka Pemikiran Operasional Produksi gula relatif rendah Permintaan gula berkelanjutan Impor gula meningkat Pengaruh terhadap penawaran, permintaan, harga, surplus produsen, dan surplus konsumen gula Rekomendasi kebijakan perdagangan gula di Indonesia Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran, permintaan, impor, dan harga gula 2SLS Simulasi historis dengan menggunakan skenario kebijakan impor sesuai skema ASEAN Economic Community AEC Kebijakan ekonomi dan tarif impor pada komoditas gula