51.38 GAMBARAN UMUM KERAGAAN GULA DI INDONESIA
diperoleh pada persamaan luas areal perkebunan tebu rakyat, produktivitas gula hablur perkebunan besar swasta, permintaan gula rumahtangga, dan volume impor
gula adalah sebesar 1.5848, 2.1362, 2.6493, dan 1.9906. Hasil nilai tersebut menunjukkan bahwa persamaan produktivitas gula hablur perkebunan besar
swasta dan volume impor gula tidak mengalami masalah autocorrelation. Hasil nilai statistik DW persamaan luas areal perkebunan tebu rakyat dan permintaan
gula rumahtangga menunjukkan bahwa masalah autocorrelation pada kedua persamaan tersebut tidak dapat disimpulkan Pindyck dan Rubinfeld, 1998.
Nilai statistik Durbin-h yang diperoleh pada persamaan luas areal perkebunan tebu negara, luas areal perkebunan tebu swasta, produktivitas gula
hablur perkebunan rakyat, harga riil gula impor, harga riil gula di tingkat pedagang besar, dan harga riil gula di tingkat petani adalah sebesar -3.3934, -
1.5138, 0.3398, 0.8131, 0.8904, dan -0.0932. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa persamaan luas areal perkebunan tebu swasta, produktivitas
gula hablur perkebunan rakyat, harga riil gula impor, harga riil gula di tingkat pedagang besar, dan harga riil gula di tingkat petani tidak mengalami masalah
autocorrelation , sedangkan hasil nilai statistik Durbin-h persamaan luas areal
perkebunan tebu negara menunjukkan bahwa terdapat masalah autocorrelation pada persamaan tersebut. Nilai statistik Durbin-h pada persamaan produktivitas
gula hablur perkebunan besar negara, permintaan gula industri, dan harga riil gula di tingkat konsumen tidak dapat dideteksi karena syaratnya tidak terpenuhi. Syarat
yang dimaksud adalah hasil kali banyaknya contoh pengamatan T dengan kuadrat dari stand
ar error koefisien “lagged endogenous variable” var harus lebih kecil dari satu, sedangkan hasil yang diperoleh pada ketiga model tersebut
adalah lebih besar dari satu. Hal ini mengindikasikan beberapa persamaan tidak dapat disimpulkan masalah autocorrelation. Pindyck dan Rubinfeld 1998
menjelaskan bahwa masalah autokorelasi hanya mengurangi efisiensi estimasi parameter dan tidak menimbulkan bias estimasi parameter regressi.