Produksi Kelapa Sawit Tersertifikasi RSPO
Tabel 10. Hasil identifikasi keberadaan HCV di areal PT. IIS Kebun Buatan
HCV Komponen
Keberadaan HCV
HCV1. Kawasan yang mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang penting
1.1. Kawasan yang mempunyai atau memberikan fungsi pendukung keanekaragaman hayati bagi kawasan lindung atau konservasi
Ada 1.2. Spesies hampir punah
Ada 1.3. Kawasan yang merupakan habitat bagi populasi spesies yang terancam,
penyebaran terbatas atau dilindungi yang mampu bertahan hidup Tidak ada
1.4. Kawasan yang merupakan habitat bagi spesies atau sekumpulan spesies yang digunakan secara temporer
Tidak ada
HCV2. Kawasan bentang alam yang penting bagi dinamika ekologi secara alami
2.1. Kawasan bentang alam luas yang memiliki kapasitas untuk menjaga proses dan dinamika ekologi secara alami
Tidak ada 2.2. Kawasan alam yang berisi dua atau lebih ekosistem dengan garis batas yang
tidak terputus berkesinambungan Tidak ada
2.3. Kawasan yang berisi populasi dari perwakilan spesies alami yang mampu bertahan hidup
Tidak ada HCV3. Kawasan yang mempunyai ekosistem
langka atau terancam punah Tidak ada
HCV4. Kawasan yang menyediakan jasa-jasa lingkungan alami
4.1. Kawasan atau ekosistem yang penting sebagai penyedia air dan pengendalian banjir bagi masyarakat hilir
Ada 4.2. Kawasan yang penting bagi pencegahan erosi dan sedimentasi
Tidak ada 4.3. Kawasan yang berfungsi sebagai sekat alam untuk mencegah meluasnya
kebakaran hutan dan lahan Tidak ada
HCV 5. Kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk pemenuhan kebutuhan dasar
masyarakat lokal Tidak Ada
HCV6. Kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk identitas budaya komunitas lokal
Ada Sumber: Laporan Identifikasi HCV Tim Fahutan IPB 2009
50 54
Hasil uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa di areal perkebunan PT. IIS Kebun Buatan mengandung HCV1-2 spesies hampir punah.
Kebun buatan PT. IIS Kebun Buatan tidak terdapat areal yang menjadi konsentrasi spesies berpindah yang signifikan secara global atau konsentrasi
temporal yang signifikan secara nasional atau rute migrasi. Hal ini terkait dengan lokasi seluruh areal PT. IIS Kebun Buatan berbatasan dengan perkebunan kelapa
sawit. Luas total areal kebun buatan PT. IIS Kebun Buatan yang masih berupa hutan hanya sebagian kecil saja sekitar 45 ha. Mengacu pada luas kawasan
hutan di Pulau Sumatera yang masih tersisa pada tahun 2007, maka areal berhutan yang terdapat di areal kebun buatan PT. IIS Kebun Buatan hanya sebesar 0.0004
dari luas total kawasan hutan yang masih tersisa di Pulau Sumatera. Jenis-jenis satwaliar yang potensial digunakan sebagai spesies payung,
antara lain: beruk, owa dan lutung dahi putih primata, rangkong dan elang ularbido burung, namun untuk predator utama yang dijadikan di wilayah
tersebut tidak ada. Luas total areal perkebunan kelapa sawit yang masih berupa hutan sebesar 0.18 dari luas total wilayah kebun buatan PT. IIS Kebun Buatan.
Mengacu pada luasan areal berhutan di wilayah tersebut dan jenis tegakan yang masih alami yang tersedia, maka areal kebun buatan PT. IIS Kebun Buatan tidak
layak untuk mempertahankan spesies payung tersebut. Terkait dengan data dan informasi tentang populasi yang belum tersedia, maka kelayakan kawasan hutan
tersebut belum dapat ditentukan. Hasil uraian tersebut menunjukkan bahwa di areal kebun buatan PT. IIS Kebun Buatan tidak terdapat HCV2-3, yaitu kawasan
yang berisi populasi dari perwakilan spesies alami yang mampu bertahan hidup. Areal berhutan yang terdapat di wilayah kebun buatan PT. IIS Kebun
Buatan, termasuk ekosistem yang sebagian besar berupa hutan hujan dataran rendah dan hutan rawa gambut. Areal yang masih berhutan hanya sebagian kecil,
yaitu seluas kurang lebih 45 ha. Memperhatikan data dan informasi tersebut menunjukkan bahwa tipe ekosistem hutan dataran rendah di areal kebun buatan
PT. IIS Kebun Buatan tidak termasuk ekosistem yang jarang, terancam atau hampir punah dalam lansekap yang lebih luas, sehingga PT. IIS Kebun Buatan
tidak memiliki Kawasan yang mempunyai ekosistem langka atau terancam punah HCV3.
Sumber mata air ditemukan di wilayah kebun buatan PT. IIS Kebun Buatan, namun tidak digunakan oleh masyarakat di sekitarnya. Sumber air minum
masyarakat sebagian besar barasal dari sumur, baik berupa sumur galian maupun sumur bor. Sungai-sungai yang mengalir tepat di areal perkebunan PT. IIS Kebun
Buatan, yaitu: sungai Kerinci dan sungai Laniago. Beberapa sungai yang terdapat di wilayah tersebut digunakan oleh masyarakat di sekitarnya untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari lainnya MCK; namun tingkat ketergantungan masyarakat terhadap sumber-sumber air tersebut belum diketahui.
Masyarakat di desa-desa sekitar wilayah areal kebun buatan PT. Inti Indosawit Subur sebagian memanfaatkan sumber air sungai di wilayah areal
kebun buatan PT. IIS Kebun Buatan ; namun masyarakat di desa mana saja yang memanfaatkan dan tidak memanfaatkan sumber air di wilayah tersebut belum
diketahui. Tingkat ketergantungan masyarakat terhadap sumber air di wilayah tersebut belum diketahui, sehingga pemanfaatan sumber air oleh masyarakat di
wilayah tersebut masih bersifat potensial. Hasil uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa : areal PT. IIS Kebun Buatan mengandung HCV4.1.
Kawasan atau ekosistem yang penting sebagai penyedia air dan pengendalian banjir bagi masyarakat hilir Tabel 11.
Masyarakat lokal yang tinggal di sekitar PT. IIS Kebun Buatan terdiri dari beberapa desa. Suku asli ditemukan di wilayah perkebunan kelapa sawit seperti
Suku Melayu Suhujan dan Sijoe. Tingkat kehidupan Suku Melayu Suhujan dan Sijoe relative telah maju atau tidak sebagai peramu dan tidak tergantung pada
sumberdaya alam makanan, air, dsb dari hutan atau sumberdaya di dalam kawasan PT. IIS Kebun Buatan.
Masyarakat asli tidak terisolasi karena sarana dan prasarana aksesibilitas menuju desa-desa tersebut sudah tersedia serta sarana telekomunikasi yang sudah
cukup memadai, sehingga masyarakat di desa-desa tersebut dengan mudah berinteraksi dengan masyarakat di desa, kecamatan dan kabupaten lainnya. Desa
sekitar wilayah perkebunan kelapa sawit tersebut juga ditemukan suku pendatang, yaitu sebagian besar merupakan masyarakat transmigran dari Jawa.